Jakarta (Antaranews Kalteng) - Pola makan sehat dan diet berbasis pangan nabati bisa membantu mencegah terjadinya gagal jantung, kata Susianto Tseng, doktor gizi alumnus Universitas Indonesia yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesia Vegetarian Society (IVS).
"Perubahan gaya hidup termasuk dalam hal diet dan pola makan sehat membantu perawatan dan pencegahan kasus gagal jantung," kata Susianto di Jakarta, Sabtu.
Mengutip laporan terbaru Aggarwal, M. Bozkurt B., dan Panjrat G. mengenai modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan menangani gagal jantung dalam dalam Journal of the American Collage of Cordiology, Susianto menjelaskan bahwa para peneliti menganalisis pengaruh pola hidup seperti manajemen berat badan dan nutrisi pada risiko gagal jantung.
Baca juga: Terapi untuk pasien jantung koroner
Baca juga: Benarkah suara bising bisa picu serangan jantung?
"Pola makan atau diet yang buruk, kebiasaan olahraga yang kurang, dan stres, semuanya berkontribusi langsung pada risiko terjadinya gagal jantung," katanya.
Sedangkan olahraga cukup, manajemen stres yang baik, dan pola makan berbasis nabati efektif, ia melanjutkan, bisa menurunkan risiko terjadinya gagal jantung.
Ia menyarankan para ahli kesehatan mengintegrasikan edukasi soal nutrisi dan olahraga dalam praktik klinis untuk mencegah gagal jantung maupun merawat pasien yang terlanjur mengalaminya.
Gagal jantung atau payah jantung merupakan suatu keadaan ketika jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dalam jumlah memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme.
Dalam upaya mencegah dan menanggulangan penyakit jantung dan pembuluh darah, Kementerian Kesehatan menyosialisasikan penerapan perilaku CERDIK yang mencakup Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Baca juga: Aktivitas fisik yang perlu dilakukan penderita penyakit jantung
Baca juga: Sehatkan jantung dengan 'superfood' ini
"Perubahan gaya hidup termasuk dalam hal diet dan pola makan sehat membantu perawatan dan pencegahan kasus gagal jantung," kata Susianto di Jakarta, Sabtu.
Mengutip laporan terbaru Aggarwal, M. Bozkurt B., dan Panjrat G. mengenai modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan menangani gagal jantung dalam dalam Journal of the American Collage of Cordiology, Susianto menjelaskan bahwa para peneliti menganalisis pengaruh pola hidup seperti manajemen berat badan dan nutrisi pada risiko gagal jantung.
Baca juga: Terapi untuk pasien jantung koroner
Baca juga: Benarkah suara bising bisa picu serangan jantung?
"Pola makan atau diet yang buruk, kebiasaan olahraga yang kurang, dan stres, semuanya berkontribusi langsung pada risiko terjadinya gagal jantung," katanya.
Sedangkan olahraga cukup, manajemen stres yang baik, dan pola makan berbasis nabati efektif, ia melanjutkan, bisa menurunkan risiko terjadinya gagal jantung.
Ia menyarankan para ahli kesehatan mengintegrasikan edukasi soal nutrisi dan olahraga dalam praktik klinis untuk mencegah gagal jantung maupun merawat pasien yang terlanjur mengalaminya.
Gagal jantung atau payah jantung merupakan suatu keadaan ketika jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dalam jumlah memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme.
Dalam upaya mencegah dan menanggulangan penyakit jantung dan pembuluh darah, Kementerian Kesehatan menyosialisasikan penerapan perilaku CERDIK yang mencakup Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Baca juga: Aktivitas fisik yang perlu dilakukan penderita penyakit jantung
Baca juga: Sehatkan jantung dengan 'superfood' ini