Jakarta (Antaranews Kateng) - Terkadang orangtua mendapati keluhan anak-anak yang merasa bosan bersama mainannya. Bila begitu, apa yang bisa orangtua lakukan?
Spesialis anak dari RSU Bunda Jakarta, dr. Markus M. Danusantoso, SpA. mengatakan sebenarnya tak ada istilah anak bosan bermain bersama mainannya. Rasa bosan muncul karena ia bermain sendirian.
"Dia bisa bosan kalo main sendiri, karena dia mengulang apa yang dia sudah bisa lakukan. Anak membutuhkan pendamping. Orangtua harus mendampinginya," ujar dia dalam diskusi yang diselenggarakan Early Lerning Centre (ELC) di Jakarta, Rabu.
Menurut Markus, saat mendampingi anak bermain, orangtua perlu kreatif, agar anak bisa merasakan berbagai sensasi pengalaman bermain bersama mainannya.
"Saat mendampingi kita (orangtua) harus kreatif, agar kesannya mainannya tidak begitu-begitu saja. Satu mainan dieksplorasi. Sensasi pengalaman harus dibina sejak dini," kata dia.
Bermain merupakan sarana anak belajar dan menambah pengalaman. Sejumlah aspek berkembang saat anak bermain mulai dari motorik, kognitif, sosial, yang berujung meningkatnya ketajaman panca indera anak.
"Caranya? Orangtua harus dampingi. Anak tak tahu cara memainkan mainannya," kata Markus.
Markus menambahkan, bermain juga membantu mengenal lingkungan sekitar, melatih anak lebih mandiri dan berinteraksi dengan orang dan yang paling penting merangsang sistem saraf dan kecerdasannya.
Spesialis anak dari RSU Bunda Jakarta, dr. Markus M. Danusantoso, SpA. mengatakan sebenarnya tak ada istilah anak bosan bermain bersama mainannya. Rasa bosan muncul karena ia bermain sendirian.
"Dia bisa bosan kalo main sendiri, karena dia mengulang apa yang dia sudah bisa lakukan. Anak membutuhkan pendamping. Orangtua harus mendampinginya," ujar dia dalam diskusi yang diselenggarakan Early Lerning Centre (ELC) di Jakarta, Rabu.
Menurut Markus, saat mendampingi anak bermain, orangtua perlu kreatif, agar anak bisa merasakan berbagai sensasi pengalaman bermain bersama mainannya.
"Saat mendampingi kita (orangtua) harus kreatif, agar kesannya mainannya tidak begitu-begitu saja. Satu mainan dieksplorasi. Sensasi pengalaman harus dibina sejak dini," kata dia.
Bermain merupakan sarana anak belajar dan menambah pengalaman. Sejumlah aspek berkembang saat anak bermain mulai dari motorik, kognitif, sosial, yang berujung meningkatnya ketajaman panca indera anak.
"Caranya? Orangtua harus dampingi. Anak tak tahu cara memainkan mainannya," kata Markus.
Markus menambahkan, bermain juga membantu mengenal lingkungan sekitar, melatih anak lebih mandiri dan berinteraksi dengan orang dan yang paling penting merangsang sistem saraf dan kecerdasannya.