Jakarta (Antaranews Kalteng) - Kanker mulut terbilang masih jarang ditemukan di Indonesia. Meski demikian, penyakit ini sangat mematikan dan salah satu penyebabnya adalah stres.
Kanker mulut disebabkan oleh banyak hal seperti merokok, iritasi kronis, minuman keras/alkohol, genetik, makanan pengawet, makanan yang dibakar, sinar UV, gizi buruk, penyedap makanan serta stres.
Tanpa diduga, stres ternyata memiliki peran untuk menimbulkan kanker, salah satunya adalah kanker mulut. Dr. drg. Hananto Seno, Sp. BM., MM, Ketua Perhimpunan Persatuan Dokter Gigi Indonesia, mengatakan bahwa stres berkepanjangan akan membuat sel bermutasi.
"Stres itu akan mengubah sistem pertahanan tubuh dan imun. Ini menyebabkan iritasi sel dan bermutasi. Yang tadinya aman-aman saja berubah, salah satunya menyerang mukosa mulut," ujar drg. Hananto dalam bincang-bincang "Diskusi Kanker Rongga Mulut" di Jakarta, Kamis.
drg. Hananto menceritakan bahwa ia memiliki beberapa pasien penderita kanker mulut yang salah satu pemicunya adalah stres. Kebanyakan dari mereka, mengalami stres ringan namun berlangsung dalam jangka waktu lama.
"Rata-rata ada masalah pribadi yang tidak bisa diungkapkan, itu yang setahun-dua tahun. Ada kasus menarik, ada orang India udah ke mana-mana berobat tapi dibilang sariawan. Datang ke saya, saya bilang ini tumor ganas. Dia kemudian berobat ke Singapura tapi balik lagi ke saya," kata drg. Hananto.
"Saya akhirnya nanya ke dia, bapak ada masalah pribadi apa sebenarnya. Dia bilang di Indonesia ada bisnis dan mandek. Dia pakai uang istri dan anaknya untuk investasi. Dia mau ngomong takut, akhirnya saya yang cerita ke istrinya. Akhirnya saya dan teman-teman di Amerika menyimpulkan bahwa stres yang minimal tapi jangka panjang akan menyebabkan iritasi sel," lanjut.
Meski demikian, kanker mulut juga dapat dicegah. Caranya adalah menghindari rokok, minuman alkohol, menjaga kesehatan rongga mulut, melakukan pemeriksaan rutin, menjaga pola makan serta melakukan SAMURI (periksa mulut sendiri).
Kanker mulut disebabkan oleh banyak hal seperti merokok, iritasi kronis, minuman keras/alkohol, genetik, makanan pengawet, makanan yang dibakar, sinar UV, gizi buruk, penyedap makanan serta stres.
Tanpa diduga, stres ternyata memiliki peran untuk menimbulkan kanker, salah satunya adalah kanker mulut. Dr. drg. Hananto Seno, Sp. BM., MM, Ketua Perhimpunan Persatuan Dokter Gigi Indonesia, mengatakan bahwa stres berkepanjangan akan membuat sel bermutasi.
"Stres itu akan mengubah sistem pertahanan tubuh dan imun. Ini menyebabkan iritasi sel dan bermutasi. Yang tadinya aman-aman saja berubah, salah satunya menyerang mukosa mulut," ujar drg. Hananto dalam bincang-bincang "Diskusi Kanker Rongga Mulut" di Jakarta, Kamis.
drg. Hananto menceritakan bahwa ia memiliki beberapa pasien penderita kanker mulut yang salah satu pemicunya adalah stres. Kebanyakan dari mereka, mengalami stres ringan namun berlangsung dalam jangka waktu lama.
"Rata-rata ada masalah pribadi yang tidak bisa diungkapkan, itu yang setahun-dua tahun. Ada kasus menarik, ada orang India udah ke mana-mana berobat tapi dibilang sariawan. Datang ke saya, saya bilang ini tumor ganas. Dia kemudian berobat ke Singapura tapi balik lagi ke saya," kata drg. Hananto.
"Saya akhirnya nanya ke dia, bapak ada masalah pribadi apa sebenarnya. Dia bilang di Indonesia ada bisnis dan mandek. Dia pakai uang istri dan anaknya untuk investasi. Dia mau ngomong takut, akhirnya saya yang cerita ke istrinya. Akhirnya saya dan teman-teman di Amerika menyimpulkan bahwa stres yang minimal tapi jangka panjang akan menyebabkan iritasi sel," lanjut.
Meski demikian, kanker mulut juga dapat dicegah. Caranya adalah menghindari rokok, minuman alkohol, menjaga kesehatan rongga mulut, melakukan pemeriksaan rutin, menjaga pola makan serta melakukan SAMURI (periksa mulut sendiri).