Jakarta (Antaranews Kalteng) - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Komisi Nasional Perempuan asal bicara terkait dengan isu poligami.
"PSI dan Komnas Perempuan tak mengerti Islam," kata Cholil di Jakarta, Senin, ketika diminta tanggapannya terkait pernyataan PSI dan Komnas Perempuan.
Choli menegaskan bahwa poligami ada dalam ajaran Islam, secara fikih hukumnya sunah. Ia menyebut Nabi Muhammad dan para sahabat pun berpoligami.
Namun, tambah Cholil menjelaskan, yang dihukumi sunah adalah nikahnya, bukan jumlah perempuan yang dinikahi.
"Soal tak senang poligami silakan, tapi mengatakan poligami tak ada dalam ajaran Islam itu 'jahil murakkab', bodoh paralel," kata Cholil.
Cholil mengingatkan pihak-pihak yang tak memahami ajaran Islam agar tidak sembarangan berbicara atau menyinggung Islam, terlebih demi kepentingan politik.
"Tanda akhir zaman itu orang bodoh memberi fatwa dan orang ruwaibidhah (dungu) bicara masalah-masalah besar keislaman dan kebangsaan," katanya.
Cholil mengaku jengkel bahwa masih saja ada pihak yang mengotak-atik ajaran Islam untuk kepentingan sendiri, lebih-lebih pihak itu sama sekali tak mengerti ajaran Islam.
"Habis kata-kata saya saking jengkelnya. PSI dan Komnas Perempuan itu kok hanya cari ribut, bukan menyelesaikan urusan bangsa ini," katanya.
"PSI dan Komnas Perempuan tak mengerti Islam," kata Cholil di Jakarta, Senin, ketika diminta tanggapannya terkait pernyataan PSI dan Komnas Perempuan.
Choli menegaskan bahwa poligami ada dalam ajaran Islam, secara fikih hukumnya sunah. Ia menyebut Nabi Muhammad dan para sahabat pun berpoligami.
Namun, tambah Cholil menjelaskan, yang dihukumi sunah adalah nikahnya, bukan jumlah perempuan yang dinikahi.
"Soal tak senang poligami silakan, tapi mengatakan poligami tak ada dalam ajaran Islam itu 'jahil murakkab', bodoh paralel," kata Cholil.
Cholil mengingatkan pihak-pihak yang tak memahami ajaran Islam agar tidak sembarangan berbicara atau menyinggung Islam, terlebih demi kepentingan politik.
"Tanda akhir zaman itu orang bodoh memberi fatwa dan orang ruwaibidhah (dungu) bicara masalah-masalah besar keislaman dan kebangsaan," katanya.
Cholil mengaku jengkel bahwa masih saja ada pihak yang mengotak-atik ajaran Islam untuk kepentingan sendiri, lebih-lebih pihak itu sama sekali tak mengerti ajaran Islam.
"Habis kata-kata saya saking jengkelnya. PSI dan Komnas Perempuan itu kok hanya cari ribut, bukan menyelesaikan urusan bangsa ini," katanya.