Jakarta (Antaranews Kalteng) - Seorang peneliti sekaligus profesor, May O Lwin, dari Nanyang Technological University Singapura mengatakan orang tua harus mampu mengarahkan permainan di media digital yang sesuai dengan tumbuh kembang anak.
"Kalau di bawah 12 tahun, anda (orang tua) tidak bisa memberhentikan mereka bermain begitu saja, tapi kami merekomendasikan orang tua terlibat paling tidak dua kali bermain permainan bersama mereka. Ketika orang tua punya sesuatu untuk berbagi dengan anak mereka, orang tua akan mengetahui permainan apa yang anak-anak mereka sedang mainkan, apakah itu berbahaya, apakah punya unsur pendidikan," ujar Lwin dalam simposium yang diselengarakan oleh Makara Human Behavior Studies in Asia di Jakarta, Selasa.
Lwin yang juga merupakan Associate Dean of the College of Humanities, Arts and Social Sciences di Nanyang Technological University dalam simposium yang diselenggarakan oleh Makara Human Behavior Studies in Asia mengatakan orang tua perlu mengetahui banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak dalam memainkan permainan sekaligus bagaimana pengendalian diri dan perilaku anak terhadap bermain permainan agar mereka tidak kecanduan.
Menurut Lwin, rekomendasi orang tua sangat penting karena anak di bawah usia 12 tahun pada umumnya tidak mengetahui mana yang lebih baik dilakukan sehingga pemberian arahan dan pemahaman harus dilakukan orang tua. Jika tidak, maka anak akan mengkonsumsi permainan yang tidak mendukung masa tumbuh kembangnya atau yang mengandung unsur kekerasan ketimbang pendidikan.
Dia mengatakan dengan aktif memahami dunia anak-anak, maka orang tua dapat mengetahui permainan apa yang sedang dimainkan anak-anak demi membantu dalam melakukan pemantauan media digital sehingga tidak berujung pada kecanduan bermain permainan.
"Orang tua bisa membantu membimbing mereka, misalnya memberitahukan ada juga permainan tentang pendidikan daripada kekerasan. Orang tua bisa memberikan rekomendasi, karena mereka masih anak-anak, mereka tidak tahu mana yang lebih baik, jadi orang tua bisa menunjukkan pada anak untuk mencoba bermain permainan yang ini," ujarnya.
Lwin menuturkan pengendalian ketat dengan menerapkan berbagai larangan keras untuk akses anak terhadap internet dinilai tidak efektif pada seluruh masa tahapan kanak-kanak dan remaja.
Justru komunikasi positif menjadi lebih efektif untuk mengendalikan perilaku anak dalam penggunaan media digital. Mediasi yang dilakukan orang tua terbukti berguna untuk mencegah kecanduan internet dan keterlibatan dalam perundungan di dunia maya.
Untuk itu, orang tua juga tidak sekadar menerapkan berbagai aturan ketat atau larangan bagi anak untuk menggunakan media digital, tapi lebih pada membangun komunikasi aktif atau meningkatkan dialog untuk mengenal keadaan anak dan perilaku anak terhadap penggunaan media digital sehingga dapat segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah dampak buruk dari penggunaan media digital seperti kecanduan internet dan permainan.
Ketika orang tua mendapati ada kecanduan yang sangat ekstrim pada anak, misalnya anak terlalu banyak bermain permainan yang ditunjukkan dengan perilaku anak bangun larut malam pada pukul 03.00 WIB hanya untuk bermain permainan di saat orang tua mereka tidur.
"Jadi kalau mereka (orang tua) menyadari perilaku kecanduan anak itu, mereka dapat berdiskusi dengan konselor, pendidik atau pihak sekolah untuk bagaimana bersama-sama menangani masalah itu, maka penting bagi orang tua untuk mengetahui berapa banyak waktu anak-anak bermain," tuturnya.
Selain itu, Lwin mengatakan orang tua juga memiliki tangung jawab untuk mendidik anak mereka menjadi selektif dalam mengkonsumsi konten di internet.
Orang tua juga harus membekali diri agar mampu memperkenalkan situs-situs di internet yang baik diakses oleh anak-anak dan memberikan pemahaman pada anak untuk tidak mengakses konten berbahaya seperti konten yang mengandung kekerasan dan pornografi serta berita bohong.
Oleh karena itu, orang tua harus meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka terhadap penggunaan media digital dan teknologi untuk melakukan pemantauan terhadap penggunaan media digital yang dilakukan anak-anak.
Baca juga: Video game mampu rangsang sensorik dan motorik anak berkebutuhan khusus
Baca juga: Jangan gunakan gadget untuk mengalihkan rasa bosan anak
Baca juga: Apakah baik gunakan gadget saat bermain dengan anak?
Baca juga: Cara bijak kenalkan anak pada teknologi
"Kalau di bawah 12 tahun, anda (orang tua) tidak bisa memberhentikan mereka bermain begitu saja, tapi kami merekomendasikan orang tua terlibat paling tidak dua kali bermain permainan bersama mereka. Ketika orang tua punya sesuatu untuk berbagi dengan anak mereka, orang tua akan mengetahui permainan apa yang anak-anak mereka sedang mainkan, apakah itu berbahaya, apakah punya unsur pendidikan," ujar Lwin dalam simposium yang diselengarakan oleh Makara Human Behavior Studies in Asia di Jakarta, Selasa.
Lwin yang juga merupakan Associate Dean of the College of Humanities, Arts and Social Sciences di Nanyang Technological University dalam simposium yang diselenggarakan oleh Makara Human Behavior Studies in Asia mengatakan orang tua perlu mengetahui banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak dalam memainkan permainan sekaligus bagaimana pengendalian diri dan perilaku anak terhadap bermain permainan agar mereka tidak kecanduan.
Menurut Lwin, rekomendasi orang tua sangat penting karena anak di bawah usia 12 tahun pada umumnya tidak mengetahui mana yang lebih baik dilakukan sehingga pemberian arahan dan pemahaman harus dilakukan orang tua. Jika tidak, maka anak akan mengkonsumsi permainan yang tidak mendukung masa tumbuh kembangnya atau yang mengandung unsur kekerasan ketimbang pendidikan.
Dia mengatakan dengan aktif memahami dunia anak-anak, maka orang tua dapat mengetahui permainan apa yang sedang dimainkan anak-anak demi membantu dalam melakukan pemantauan media digital sehingga tidak berujung pada kecanduan bermain permainan.
"Orang tua bisa membantu membimbing mereka, misalnya memberitahukan ada juga permainan tentang pendidikan daripada kekerasan. Orang tua bisa memberikan rekomendasi, karena mereka masih anak-anak, mereka tidak tahu mana yang lebih baik, jadi orang tua bisa menunjukkan pada anak untuk mencoba bermain permainan yang ini," ujarnya.
Lwin menuturkan pengendalian ketat dengan menerapkan berbagai larangan keras untuk akses anak terhadap internet dinilai tidak efektif pada seluruh masa tahapan kanak-kanak dan remaja.
Justru komunikasi positif menjadi lebih efektif untuk mengendalikan perilaku anak dalam penggunaan media digital. Mediasi yang dilakukan orang tua terbukti berguna untuk mencegah kecanduan internet dan keterlibatan dalam perundungan di dunia maya.
Untuk itu, orang tua juga tidak sekadar menerapkan berbagai aturan ketat atau larangan bagi anak untuk menggunakan media digital, tapi lebih pada membangun komunikasi aktif atau meningkatkan dialog untuk mengenal keadaan anak dan perilaku anak terhadap penggunaan media digital sehingga dapat segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah dampak buruk dari penggunaan media digital seperti kecanduan internet dan permainan.
Ketika orang tua mendapati ada kecanduan yang sangat ekstrim pada anak, misalnya anak terlalu banyak bermain permainan yang ditunjukkan dengan perilaku anak bangun larut malam pada pukul 03.00 WIB hanya untuk bermain permainan di saat orang tua mereka tidur.
"Jadi kalau mereka (orang tua) menyadari perilaku kecanduan anak itu, mereka dapat berdiskusi dengan konselor, pendidik atau pihak sekolah untuk bagaimana bersama-sama menangani masalah itu, maka penting bagi orang tua untuk mengetahui berapa banyak waktu anak-anak bermain," tuturnya.
Selain itu, Lwin mengatakan orang tua juga memiliki tangung jawab untuk mendidik anak mereka menjadi selektif dalam mengkonsumsi konten di internet.
Orang tua juga harus membekali diri agar mampu memperkenalkan situs-situs di internet yang baik diakses oleh anak-anak dan memberikan pemahaman pada anak untuk tidak mengakses konten berbahaya seperti konten yang mengandung kekerasan dan pornografi serta berita bohong.
Oleh karena itu, orang tua harus meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka terhadap penggunaan media digital dan teknologi untuk melakukan pemantauan terhadap penggunaan media digital yang dilakukan anak-anak.
Baca juga: Video game mampu rangsang sensorik dan motorik anak berkebutuhan khusus
Baca juga: Jangan gunakan gadget untuk mengalihkan rasa bosan anak
Baca juga: Apakah baik gunakan gadget saat bermain dengan anak?
Baca juga: Cara bijak kenalkan anak pada teknologi