Jakarta (Antaranews Kalteng) - Dalam waktu hampir sebulan setelah pelepasliaran, orangutan albino usia enam tahun bernama Alba sudah menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Pemimpin Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (The Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF) Dr Jamartin Sihite dalam keterangan tertulisnya, Kamis, mengatakan Alba dalam keadaan sehat dan sudah bisa beradaptasi dengan habitatnya di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Sebagaimana yang diharapkan, orangutan betina itu bisa kembali menjalani kehidupan di alam liar, mencari makan, membuat sarang, dan bersosialisasi dengan orangutan lain dengan sangat baik.
Berdasarkan pantauan harian tim Post-Release Monitoring (PRM) yang diperkuat oleh seorang dokter hewan dari BOSF Nyaru Menteng, Sihite menjelaskan, Alba terus berusaha beradaptasi menjalani kehidupan orangutan liar di hutan.
Orangutan albino itu telah menjelajahi hutan hingga sekitar empat kilometer dari titik pelepasliarannya.
"Pemantauan harian yang kami lakukan berlangsung sejak matahari terbit sampai matahari terbenam, kami menyebutnya nest-to-nest, atau dari sarang-ke-sarang," kata Sihite.
"Kami merencanakan untuk terus melakukan ini hingga lima bulan ke depan, sehingga kita akan memiliki informasi kemampuan adaptasi Alba selama enam bulan," ia menambahkan.
Setelah itu, ia mengatakan, pemantauan dan pencatatan data Alba dilakukan saat tim patroli bertemu dengannya, sama seperti yang dilakukan pada orangutan lain yang sudah dilepasliarkan.
"Karena itu, tantangan yang kini kita hadapi bersama adalah harus mampu menjamin keamanan Alba. Ini adalah tantangan yang besar mengingat luas TNBBBR di Kabupaten Katingan yang mencapai 110 ribu hektare," katanya.
Namun BOS Foundation dan Balai TNBBBR yakin dapat memberikan pengamanan bagi Alba dan semua orangutan yang dilepasliarkan di tamah nasional dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan terkait.
Selama empat pekan pemantauan, Alba teramati kerap bersama Kika, orangutan betina berusia enam tahun yang dilepasliarkan bersama dia, serta Winda, orangutan betina lain berusia sekitar 16 tahun yang dilepasliarkan tahun 2016.
Fakta bahwa Alba mampu bergaul dengan orangutan yang telah lebih lama dilepasliarkan, menurut Sihite, merupakan indikator positif.
Meski tidak selalu berkumpul bersama Kika dan Winda, namun Alba tidak pernah tampak berkonflik dengan keduanya. Ini menunjukkan orangutan yang dilepasliarkan pada 19 Desember 2018 tersebut memiliki kemampuan berinteraksi yang seimbang.
BOS Foundation bersama pemangku kepentingan terkait lainnya akan terus bekerja keras untuk memastikan Alba dan orangutan-orangutan lain yang telah dilepasliarkan di hutan TNBBBR menikmati hidup aman dan bebas di habitatnya.
Pemimpin Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (The Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF) Dr Jamartin Sihite dalam keterangan tertulisnya, Kamis, mengatakan Alba dalam keadaan sehat dan sudah bisa beradaptasi dengan habitatnya di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Sebagaimana yang diharapkan, orangutan betina itu bisa kembali menjalani kehidupan di alam liar, mencari makan, membuat sarang, dan bersosialisasi dengan orangutan lain dengan sangat baik.
Berdasarkan pantauan harian tim Post-Release Monitoring (PRM) yang diperkuat oleh seorang dokter hewan dari BOSF Nyaru Menteng, Sihite menjelaskan, Alba terus berusaha beradaptasi menjalani kehidupan orangutan liar di hutan.
Orangutan albino itu telah menjelajahi hutan hingga sekitar empat kilometer dari titik pelepasliarannya.
"Pemantauan harian yang kami lakukan berlangsung sejak matahari terbit sampai matahari terbenam, kami menyebutnya nest-to-nest, atau dari sarang-ke-sarang," kata Sihite.
"Kami merencanakan untuk terus melakukan ini hingga lima bulan ke depan, sehingga kita akan memiliki informasi kemampuan adaptasi Alba selama enam bulan," ia menambahkan.
Setelah itu, ia mengatakan, pemantauan dan pencatatan data Alba dilakukan saat tim patroli bertemu dengannya, sama seperti yang dilakukan pada orangutan lain yang sudah dilepasliarkan.
"Karena itu, tantangan yang kini kita hadapi bersama adalah harus mampu menjamin keamanan Alba. Ini adalah tantangan yang besar mengingat luas TNBBBR di Kabupaten Katingan yang mencapai 110 ribu hektare," katanya.
Namun BOS Foundation dan Balai TNBBBR yakin dapat memberikan pengamanan bagi Alba dan semua orangutan yang dilepasliarkan di tamah nasional dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan terkait.
Selama empat pekan pemantauan, Alba teramati kerap bersama Kika, orangutan betina berusia enam tahun yang dilepasliarkan bersama dia, serta Winda, orangutan betina lain berusia sekitar 16 tahun yang dilepasliarkan tahun 2016.
Fakta bahwa Alba mampu bergaul dengan orangutan yang telah lebih lama dilepasliarkan, menurut Sihite, merupakan indikator positif.
Meski tidak selalu berkumpul bersama Kika dan Winda, namun Alba tidak pernah tampak berkonflik dengan keduanya. Ini menunjukkan orangutan yang dilepasliarkan pada 19 Desember 2018 tersebut memiliki kemampuan berinteraksi yang seimbang.
BOS Foundation bersama pemangku kepentingan terkait lainnya akan terus bekerja keras untuk memastikan Alba dan orangutan-orangutan lain yang telah dilepasliarkan di hutan TNBBBR menikmati hidup aman dan bebas di habitatnya.