Jakarta (Antaranews Kalteng) - Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa salah satu hal sulit untuk menerapkan gaya hidup sehat adalah memulainya.
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk membiasakan diri berolahraga atau setidaknya bergerak aktif?
"Prinsipnya mulai dari yang pelan. Menjauhkan dari titik A ke B. Misal kalau kantor Anda di lantai 10, setop naik lift di lantai 8, naik tangga untuk 2 lantai lagi. Dari hal kecil, biasakan bergerak," kata dr. Grace Joselini, di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan itu, pengamat gaya hidup Dwi Sutarjantono mengungkapkan, cara awal menanggalkan kebiasaan malas bergerak bahkan bisa dengan mulai mengatur napas.
"Atur napas dulu, membuat rileks. Lalu berdiri kalau niatnya mau mengubah yang tadinya malas bergerak, ke bergerak. Ubah posisi duduk atau berdirilah. Untuk mendapatkan energi baru ubahlah posisi," ujar dia.
Malas bergerak yang salah satunya ditandai terlalu banyak duduk berisiko buruk untuk tubuh Anda.
Grace mengatakan, duduk selama tiga jam saja bisa menyempitkan pembuluh darah 50 persen, senstivitas insulin turun 50 persen yang menyebabkan risiko terkena diabetes melitus.
"Setelah dua minggu, sehari lebih dari 6 jam duduk bisa meningkatkan kadar lemak jahat (LDL), memunculkan plak-plak di pembuluh darah. Aliran darah kencang lalu plak lepas menyebabkan serangan jantung," kata dia.
Bila kebiasaan duduk lama bertahan hingga setahun, bersiaplah menghadapi densitas massa tulang Anda berkurang yang berujung pada osteoporosis.
"10-20 tahun lagi, 60 persen terkena penyakit jantung, 40 persen kanker," tutur Grace.
Jika sudah mampu menanggalkan kebiasaan bergerak, cobalah melakukan olahraga. Mulailah dari yang mudah dan ringan semisal jalan cepat atau lari.
Grace mengingatkan pentingnya olahraga rutin atau konsisten, ketimbang sekali-kali namun dilakukan dalam waktu lama.
"Ada yang hanya berolahraga hanya di akhir pekan saja, namun lama. Lebih baik sedikit tetapi konsisten. Akan lebih bermakna lebih rutin teratur daripada hanya sekali. Stamina bisa turun sehingga rentan terkena infeksi (bila melakukan olahraga sesekali namun dengan durasi lebih lama dari anjuran ahli kesehatan," ujar Grace.
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk membiasakan diri berolahraga atau setidaknya bergerak aktif?
"Prinsipnya mulai dari yang pelan. Menjauhkan dari titik A ke B. Misal kalau kantor Anda di lantai 10, setop naik lift di lantai 8, naik tangga untuk 2 lantai lagi. Dari hal kecil, biasakan bergerak," kata dr. Grace Joselini, di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan itu, pengamat gaya hidup Dwi Sutarjantono mengungkapkan, cara awal menanggalkan kebiasaan malas bergerak bahkan bisa dengan mulai mengatur napas.
"Atur napas dulu, membuat rileks. Lalu berdiri kalau niatnya mau mengubah yang tadinya malas bergerak, ke bergerak. Ubah posisi duduk atau berdirilah. Untuk mendapatkan energi baru ubahlah posisi," ujar dia.
Malas bergerak yang salah satunya ditandai terlalu banyak duduk berisiko buruk untuk tubuh Anda.
Grace mengatakan, duduk selama tiga jam saja bisa menyempitkan pembuluh darah 50 persen, senstivitas insulin turun 50 persen yang menyebabkan risiko terkena diabetes melitus.
"Setelah dua minggu, sehari lebih dari 6 jam duduk bisa meningkatkan kadar lemak jahat (LDL), memunculkan plak-plak di pembuluh darah. Aliran darah kencang lalu plak lepas menyebabkan serangan jantung," kata dia.
Bila kebiasaan duduk lama bertahan hingga setahun, bersiaplah menghadapi densitas massa tulang Anda berkurang yang berujung pada osteoporosis.
"10-20 tahun lagi, 60 persen terkena penyakit jantung, 40 persen kanker," tutur Grace.
Jika sudah mampu menanggalkan kebiasaan bergerak, cobalah melakukan olahraga. Mulailah dari yang mudah dan ringan semisal jalan cepat atau lari.
Grace mengingatkan pentingnya olahraga rutin atau konsisten, ketimbang sekali-kali namun dilakukan dalam waktu lama.
"Ada yang hanya berolahraga hanya di akhir pekan saja, namun lama. Lebih baik sedikit tetapi konsisten. Akan lebih bermakna lebih rutin teratur daripada hanya sekali. Stamina bisa turun sehingga rentan terkena infeksi (bila melakukan olahraga sesekali namun dengan durasi lebih lama dari anjuran ahli kesehatan," ujar Grace.