Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Merayakan Imlek dan Cap Go Meh di Palangka Raya Kalimantan Tengah, pelaku seni serta komunitas Tionghoa setempat akan menggelar pentas tari musikal Mandau.
"Pertunjukan kolaborasi ini, selain menampilkan tarian khas suku Dayak, juga akan disemarakkan dengan pagelaran seni budaya khas Tionghoa," kata Sutrada Pertunjukan Beni M Tundan di Palangka Raya, Sabtu.
Secara rinci ragam seni budaya yang akan dipentaskan, seperti tari Kinyah Mandau, Bahalai, Kanjan, barongsai dan ular naga. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada awal Maret 2019 di Betang Hapakat Palangka Raya.
Kegiatan ini mengangkat tema bersama dalam satu rasa. Rasa diyakini mampu menjadi simbol pemersatu bagi semua orang dan membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Rencananya ada sebanyak 40 pelaku seni yang terlibat, namun jumlah tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu hingga hari pementasan tiba.
"Kami berharap seni pertunjukan tari musikal ini, menjadi media untuk menyampaikan semangat dari semboyan Isen Mulang serta persatuan kepada semua pihak," paparnya.
Ketua Komunitas Tionghoa Palangka Raya, Teguh mengungkapkan, kegiatan ini memberikan banyak manfaat positif. Selain untuk menyemarakkan Imlek dan Cap Go Meh, juga sebagai sarana pemersatu masyarakat dalam ragam perbedaan.
"Kami akan mempersiapkan pertunjukan barongsai dan ular naga agar tampil secara maksimal. Semuanya berlatih secara rutin dan merupakan warga Palangka Raya," terangnya.
Sementara itu Pemerhati Budaya Thoeseng TT Asang menjelaskan, budaya merupakan sarana tepat sebagai pemersatu masyarakat bahkan penyelesaian dalam setiap permasalahan yang sulit dituntaskan.
"Budaya bersifat dinamis, eksistensi suatu budaya akan hilang jika tidak ditopang oleh budaya lain," paparnya menjelaskan. Adanya seni pertunjukan ini, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Hingga pada akhirnya Mandau diharapkan memberikan makna positif bagi masyarakat di Kalteng, yaitu sebagai pemutus dari ragam hal negatif seperti kemiskinan dan lain sebagainya.
"Pertunjukan kolaborasi ini, selain menampilkan tarian khas suku Dayak, juga akan disemarakkan dengan pagelaran seni budaya khas Tionghoa," kata Sutrada Pertunjukan Beni M Tundan di Palangka Raya, Sabtu.
Secara rinci ragam seni budaya yang akan dipentaskan, seperti tari Kinyah Mandau, Bahalai, Kanjan, barongsai dan ular naga. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada awal Maret 2019 di Betang Hapakat Palangka Raya.
Kegiatan ini mengangkat tema bersama dalam satu rasa. Rasa diyakini mampu menjadi simbol pemersatu bagi semua orang dan membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Rencananya ada sebanyak 40 pelaku seni yang terlibat, namun jumlah tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu hingga hari pementasan tiba.
"Kami berharap seni pertunjukan tari musikal ini, menjadi media untuk menyampaikan semangat dari semboyan Isen Mulang serta persatuan kepada semua pihak," paparnya.
Ketua Komunitas Tionghoa Palangka Raya, Teguh mengungkapkan, kegiatan ini memberikan banyak manfaat positif. Selain untuk menyemarakkan Imlek dan Cap Go Meh, juga sebagai sarana pemersatu masyarakat dalam ragam perbedaan.
"Kami akan mempersiapkan pertunjukan barongsai dan ular naga agar tampil secara maksimal. Semuanya berlatih secara rutin dan merupakan warga Palangka Raya," terangnya.
Sementara itu Pemerhati Budaya Thoeseng TT Asang menjelaskan, budaya merupakan sarana tepat sebagai pemersatu masyarakat bahkan penyelesaian dalam setiap permasalahan yang sulit dituntaskan.
"Budaya bersifat dinamis, eksistensi suatu budaya akan hilang jika tidak ditopang oleh budaya lain," paparnya menjelaskan. Adanya seni pertunjukan ini, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Hingga pada akhirnya Mandau diharapkan memberikan makna positif bagi masyarakat di Kalteng, yaitu sebagai pemutus dari ragam hal negatif seperti kemiskinan dan lain sebagainya.