Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, gencar mensosialisasikan pencegahan stunting agar generasi penerus di daerah itu tidak ada lagi yang bertubuh pendek.

"Sosialisasi terkait masalah stunting terus berjalan. Kini, seluruh Puskesmas berupaya melakukan pendampingan kesehatan bagi ibu yang sedang hamil dengan pengecekan kesehatan rutin disertai pemberian makanan tambahan," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Timur dr Simon Biring di Tamiang Layang, Minggu. 

Simon Biring mengatakan, upaya pencegahan stunting dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui sosialisasi, pendampingan dan pemberian makanan tambahan.

Mantan Direktur RSUD Tamiang Layang itu menjelaskan, langkah awal pencegahan dilakukan dengan mensosialisasikan tentang 1.000 hari pertama kehidupan, yakni masa selama 270 hari atau sembilan bulan dalam kandungan, ditambah 730 hari atau sampai anak berusia dua tahun.

Dijelaskan Simon, pada masa sembilan bulan dalam kandungan, ibu hamil wajib mendapatkan asupan gizi yang mencukupi untuk diri sendiri dan bayinya. Ketika masa 0-2 minggu pertama kehamilan terjadi pembelahan sel di dalam kandungan dan selama delapan minggu pertama kehamilan sangat membutuhkan gizi baik untuk ibu dan anak, terutama asam folat dan zat besi.

Usia delapan minggu pertama kehamilan merupakan masa mulai terbentuknya cikal bakal organ yang akan menjadi otak, hati, jantung, ginjal dan tulang.

Ketika bayi lahir, secara kasat mata untuk mengetahui apakah bayi mengalami stunting atau tidak adalah dengan mengukur berat badan dan panjangnya.

Bayi normal memiliki ukuran berat minimal 2,5 kg dengan panjang 48 centimeter. Jika di bawah kategori tersebut, maka perlu diwaspadai dan dilakukan antisipasi pencegahan stunting.

"Jika bayi mengalami stunting, masih ada peluang untuk memperbaiki pertumbuhannya dengan upaya ekstra seperti memberi asupan makanan bergizi dan hindari terjadinya infeksi. Pada bayi usia 0 sampai 6 bulan cukup berikan air susu ibu kepada anak tersebut dan selanjutnya diberi asupan makanan bergizi," kata Simon.

Ditegaskan Simon, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Dampaknya mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya

Simon harapkan masyarakat yang sedang hamil agar bisa berkonsultasi dengan pihak Puskesmas sesuai tempat tinggal, untuk berkonsultasi tentang pertumbuhan dan pemberian asupan makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak. Sebab, angka stunting di Indonesia dan angka stunting di Provinsi Kalimantan Tengah masih tinggi.


Pewarta : Habibullah
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024