Jakarta (ANTARA) - Banyak perempuan yang mengandalkan aplikasi kencan untuk menemukan pasangan, tapi sekarang banyak juga yang mengandalkan dunia maya untuk mencari orang yang istimewa: teman.
Dilansir Reuters, Kamis (7/3), aplikasi pencari teman seperti Bumble BFF dan GirlCrew jadi lebih populer di kalangan kaum Hawa, di mana banyak dari mereka bekerja di tempat terpencil atau sibuk berkeliling dunia saat bekerja.
"Cindy bukan orang pertama untukku," ujar Priya Vedhara (35), tersenyum saat duduk bersama Cindy Santos (39), warga Brooklyn lain yang ditemuinya lewat Bumble BFF. Dua bulan kemudian, mereka jadi teman yang berbagi segelas anggur juga keluh kesah soal hidup serta saling memberi kenyamanan.
Seperti aplikasi kencan Tinder, dia menggeser profil Cindy ke kanan, tanda dia tertarik, dan ternyata Cindy juga melakukan hal yang sama.
"Aku menggeser dan kita cocok," ujar Vedhara, manajer regional untuk konsultan rambut rontok yang pesan-pesan online saat awal berteman mengungkapkan mereka punya selera humor sama.
Saat pertama kali berjumpa, mereka menghabiskannya dengan malam "seru" di lantai dansa, kenang Santos, manajer proyek kesejahteraan anak, yang pindah ke New York dari Philadephia pada Maret 2017.
"Saya langsung pikir, 'Iya, dia bisa jadi teman baikku," kata Vedhara, yang baru pindah dari London ke New York.
Kedua perempuan itu sebelumnya menggunakan aplikasi kencan untuk bertemu pria. Tapi mereka akhirnya saling bertemu saat sedang memutuskan untuk rihat dari percintaan dan memilih menjalin hubungan persahabatan dengan sesama perempuan untuk menjalani dinamika hidup di New York.
"Punya sekelompok teman perempuan yang akrab di Inggris adalah hal yang sangat kurindukan di sini," ujar Vedhara. "Aku merasa tidak bisa menikmati kota ini tanpa teman-teman baik."
Berteman bisa jadi lebih menantang ketika orang beranjak dewasa, terutama pada saat mereka ditempatkan di kota-kota yang jauh dari rumah dan pekerjaan lepas independen jadi norma, kata pakar.
Kesepian adalah tantangan global. Hampir separuh orang Amerika mengatakan kadang atau mereka sellau merasa sendiri atau terpisah, berdasarkan studi Cigna dan Ipsos 2018. Inggris tahun lalu meminta menteri untuk mengatasi masalah isolasi sosial yang dirasakan lebih dari satu dari 10 orang di negara itu.
Persahabatan membawa manfaat lahir dan batin, kata psikolog klinis Ali Mattu dari Columbia University Irving Medical Center.
"Dari tidak kenal, lalu mengetahui kesukaan masing-masing adalah satu dari langkah pertama dalam berteman dan aplikasi, komunitas online serta internet bisa mempercepatnya," kata Mattu. "Itu membuat langkah pertama jadi lebih mudah."
Dilansir Reuters, Kamis (7/3), aplikasi pencari teman seperti Bumble BFF dan GirlCrew jadi lebih populer di kalangan kaum Hawa, di mana banyak dari mereka bekerja di tempat terpencil atau sibuk berkeliling dunia saat bekerja.
"Cindy bukan orang pertama untukku," ujar Priya Vedhara (35), tersenyum saat duduk bersama Cindy Santos (39), warga Brooklyn lain yang ditemuinya lewat Bumble BFF. Dua bulan kemudian, mereka jadi teman yang berbagi segelas anggur juga keluh kesah soal hidup serta saling memberi kenyamanan.
Seperti aplikasi kencan Tinder, dia menggeser profil Cindy ke kanan, tanda dia tertarik, dan ternyata Cindy juga melakukan hal yang sama.
"Aku menggeser dan kita cocok," ujar Vedhara, manajer regional untuk konsultan rambut rontok yang pesan-pesan online saat awal berteman mengungkapkan mereka punya selera humor sama.
Saat pertama kali berjumpa, mereka menghabiskannya dengan malam "seru" di lantai dansa, kenang Santos, manajer proyek kesejahteraan anak, yang pindah ke New York dari Philadephia pada Maret 2017.
"Saya langsung pikir, 'Iya, dia bisa jadi teman baikku," kata Vedhara, yang baru pindah dari London ke New York.
Kedua perempuan itu sebelumnya menggunakan aplikasi kencan untuk bertemu pria. Tapi mereka akhirnya saling bertemu saat sedang memutuskan untuk rihat dari percintaan dan memilih menjalin hubungan persahabatan dengan sesama perempuan untuk menjalani dinamika hidup di New York.
"Punya sekelompok teman perempuan yang akrab di Inggris adalah hal yang sangat kurindukan di sini," ujar Vedhara. "Aku merasa tidak bisa menikmati kota ini tanpa teman-teman baik."
Berteman bisa jadi lebih menantang ketika orang beranjak dewasa, terutama pada saat mereka ditempatkan di kota-kota yang jauh dari rumah dan pekerjaan lepas independen jadi norma, kata pakar.
Kesepian adalah tantangan global. Hampir separuh orang Amerika mengatakan kadang atau mereka sellau merasa sendiri atau terpisah, berdasarkan studi Cigna dan Ipsos 2018. Inggris tahun lalu meminta menteri untuk mengatasi masalah isolasi sosial yang dirasakan lebih dari satu dari 10 orang di negara itu.
Persahabatan membawa manfaat lahir dan batin, kata psikolog klinis Ali Mattu dari Columbia University Irving Medical Center.
"Dari tidak kenal, lalu mengetahui kesukaan masing-masing adalah satu dari langkah pertama dalam berteman dan aplikasi, komunitas online serta internet bisa mempercepatnya," kata Mattu. "Itu membuat langkah pertama jadi lebih mudah."