Jakarta (ANTARA) - Pengusaha Dita Soedarjo sempat menganggap batik sebagai sesuatu yang kuno, tetapi pola pikir itu akhirnya berubah setelah melihat rancangan berpotongan modern yang kian bervariasi di Indonesia.
Batik pertama yang dimilikinya berasal dari merek Batik Renaissance, milik Reiko Barack mertua Syahrini.
"Mamanya Reino Barack bikin batik, terus dijual di Jepang. Papaku bilang, 'orang Jepang saja suka, kenapa kamu orang Indonesia enggak suka?'" Dita menirukan perkataan ayahnya Soetikno Soedarjo, pemilik grup MRA (Mugi Rekso Abadi).
Dari hanya koleksi scarf batik sebagai pemanis penampilan, mantan tunangan Denny Sumargo itu mulai mengoleksi busana-busana batik. Ada satu pengalaman lucu saat cucu pebisnis Kartini Muljadi, yang pernah masuk daftar majalah Forbes, baru mulai mengenal batik.
"Aku beli batik cap, lalu dimarahi bapakku, katanya itu bukan batik," celoteh Dita yang akhirnya menyadari perbedaan antara batik cap dengan batik tulis buatan tangan pengrajin.
Pengusaha kelahiran 1992 itu pun mulai mengoleksi busana batik berpotongan modern, dalam bentuk dress atau sekadar dipadu padankan dengan celana jins.
Soal motif, "muse" dari Batik Kultur ini suka dengan gambar bunga yang menurutnya terkesan lebih muda, cocok untuk kaum milenial.
"Aku suka warna pink atau cokelat, bikin kelihatan kurus," seloroh dia.
Batik pertama yang dimilikinya berasal dari merek Batik Renaissance, milik Reiko Barack mertua Syahrini.
"Mamanya Reino Barack bikin batik, terus dijual di Jepang. Papaku bilang, 'orang Jepang saja suka, kenapa kamu orang Indonesia enggak suka?'" Dita menirukan perkataan ayahnya Soetikno Soedarjo, pemilik grup MRA (Mugi Rekso Abadi).
Dari hanya koleksi scarf batik sebagai pemanis penampilan, mantan tunangan Denny Sumargo itu mulai mengoleksi busana-busana batik. Ada satu pengalaman lucu saat cucu pebisnis Kartini Muljadi, yang pernah masuk daftar majalah Forbes, baru mulai mengenal batik.
"Aku beli batik cap, lalu dimarahi bapakku, katanya itu bukan batik," celoteh Dita yang akhirnya menyadari perbedaan antara batik cap dengan batik tulis buatan tangan pengrajin.
Pengusaha kelahiran 1992 itu pun mulai mengoleksi busana batik berpotongan modern, dalam bentuk dress atau sekadar dipadu padankan dengan celana jins.
Soal motif, "muse" dari Batik Kultur ini suka dengan gambar bunga yang menurutnya terkesan lebih muda, cocok untuk kaum milenial.
"Aku suka warna pink atau cokelat, bikin kelihatan kurus," seloroh dia.