Kuala Kurun (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Stepenson menjelaskan berdasarkan simulasi pemungutan suara, sebagian pemilih kesulitan untuk membuka dan menutup surat suara.
“Kami melaksanakan simulasi pemungutan suara untuk menghitung perkiraan waktu yang diperlukan. Rata-rata setiap pemilih menghabiskan waktu sebanyak tiga sampai lima menit,” katanya di Kuala Kurun, Selasa.
Tampak kesulitan yang dialami yakni pada saat membuka dan menutup surat suara, sementara saat melakukan pemilihan tidak ditemui kendala dan semuanya berjalan tertib dan lancar.
Simulasi yang melibatkan ratusan masyarakat ini juga dilakukan untuk mengetahui kesiapan dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka masing-masing, sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi KPU Gumas.
“Dari catatan kami, memang ada beberapa hal yang belum atau tidak terlaksana oleh KPPS. Tetapi ini kami maklumi, karena mereka belum mendapat bimbingan teknis sehingga belum mampu bekerja secara maksimal,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, pihaknya juga berharap agar masyarakat yang memiliki hak pilih tidak golput pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Nantinya satu suara akan sangat menentukan masa depan negara.
Sejauh ini pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait pemilu dengan berbagai cara, agar tingkat partisipasi masyarakat di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau mencapai 80-85 persen.
Komisioner Bawaslu Gumas Katriana berharap pelaksanaan simulasi ini, menjadi gambaran bagi pemangku kepentingan, khususnya menjelang waktu pemungutan suara nantinya.
“Kami dari Bawaslu mengapresiasi kepada teman-teman di KPU Gumas atas terselenggaranya simulasi pemungutan suara ini,” ungkapnya.
Sementara itu untuk pelaksanaan bimtek bagi KPPS rencananya dimulai 28 Maret 2019 mendatang. Dengan adanya bimtek, diharapkan KPPS menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kami melaksanakan simulasi pemungutan suara untuk menghitung perkiraan waktu yang diperlukan. Rata-rata setiap pemilih menghabiskan waktu sebanyak tiga sampai lima menit,” katanya di Kuala Kurun, Selasa.
Tampak kesulitan yang dialami yakni pada saat membuka dan menutup surat suara, sementara saat melakukan pemilihan tidak ditemui kendala dan semuanya berjalan tertib dan lancar.
Simulasi yang melibatkan ratusan masyarakat ini juga dilakukan untuk mengetahui kesiapan dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka masing-masing, sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi KPU Gumas.
“Dari catatan kami, memang ada beberapa hal yang belum atau tidak terlaksana oleh KPPS. Tetapi ini kami maklumi, karena mereka belum mendapat bimbingan teknis sehingga belum mampu bekerja secara maksimal,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, pihaknya juga berharap agar masyarakat yang memiliki hak pilih tidak golput pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Nantinya satu suara akan sangat menentukan masa depan negara.
Sejauh ini pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait pemilu dengan berbagai cara, agar tingkat partisipasi masyarakat di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau mencapai 80-85 persen.
Komisioner Bawaslu Gumas Katriana berharap pelaksanaan simulasi ini, menjadi gambaran bagi pemangku kepentingan, khususnya menjelang waktu pemungutan suara nantinya.
“Kami dari Bawaslu mengapresiasi kepada teman-teman di KPU Gumas atas terselenggaranya simulasi pemungutan suara ini,” ungkapnya.
Sementara itu untuk pelaksanaan bimtek bagi KPPS rencananya dimulai 28 Maret 2019 mendatang. Dengan adanya bimtek, diharapkan KPPS menjalankan tugasnya dengan baik.