Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga tendensi konsumen di Provinsi Kalimantan Tengah selama Maret 2019 mengalami deflasi 0,02 persen, diikuti laju inflasi tahun kalender 0,21 persen, dan tahun ke tahun 3,83 persen.

Terjadinya deflasi di provinsi ini karena Palangka Raya dan Sampit yang menjadi kota acuan indek harga konsumen sama-sama mengalai deflasi, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri saat press rilis di Palangka Raya, Senin.

"Deflasi di Kota Palangka Raya selama Maret 2019 sekitar 0,03 persen, dan di Sampit 0,01 persen. Itu yang membuat Kalteng menjadi deflasi 0,02 persen di Maret 2019," beber dia.

Dikatakan, selama Maret 2019 pengaruh komponen harga bergejolak atau volatile foods cukup kuat dalam mendorong penurunan indeks harga di Sampit 0,18 persen, dan Palangka Raya 0,03 persen.

Yomin mengatakan komponen inflasi inti core inflation, mempengaruhi menurunnya indeks harga di Palangka Raya 0,05 persen, namun mendorong terjadinya peningkatan di Sampit 0,09 persen.

Baca juga: Nilai tukar petani Kalteng naik berkat tiga subsektor ini

"Kalau komponen harga diatur pemerintah atau administered prices, memiliki daya ungkit terhadap kenaikan harg, baik di Palangka Raya 0,05 persen maupun Sampit 0,08 persen," beber dia.

Yomin mengatakan deflasi di Palangka Raya sebesar 0,03 persen karena adanya penurunan indeks harga dari 132,60 di Februari 2019, jadi 132,56 pada Maret 2019. Penurunan itu akibat dari harga pada kelompok bahan makanan 0,31 persen, perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04 persen, dan kesehatan 0,03 persen.

"Komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi Palangka Raya yakni daging ayam ras, ikan patin, telur ayam ras, ikan layang, ikan gabus, serta beberapa jenis ikan air tawar.

Sementara terjadinya deflasi di Sampit dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, serta perumahan air listrik gas dan bahan bakar 0,12 persen.

"Komoditas penyumbang deflasi itu adalah daging ayam ras, tarif listrik, telur ayam ras, udang basah, dan kacang panjang," demikian Yomin.

Baca juga: Frekuensi penerbangan di Kalteng terus mengalami penurunan

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024