Palangka Raya (ANTARA) - Para peneliti di Pusat Studi Obat Tradisional Tropis Universitas Muhammadiyah Palangka Raya mengembangkan riset tentang karakteristik tanaman pasak bumi merah yang tumbuh secara terbatas di kawasan hutan Kalimantan Tengah
Ketua Pusat Studi Obat Tradisional Tropis Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (PSOTT UMP) Rezqi Handayani di Palangka Raya, Rabu menyebutkan tanaman pasak bumi merah tumbuh secara terbatas di sisi kawasan hutan beberapa daerah di Kalteng, termasuk di wilayah pinggiran Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas yang disiapkan sebagai kawasan pemindahan pusat pemerintahan negara Republik Indonesia yang hari ini ditinjau Presiden Joko Widodo melalui perjalanan udara.
Pasak bumi selama ini dikenal sebagai jenis tanaman yang memberikan khasiat kebugaran tubuh manusia, dan di banyak daerah di Indonesia pasak bumi dijadikan sebagai “obat kuat” bagi pria dewasa.
Akar pasak bumi yang rasanya pahit banyak dijual di toko-toko pusat kerajinan khas Kalteng yang banyak terdapat di kota Palangka Raya dan daerah lainnya di Provinsi Kalteng.
Baca juga: UMP teliti khasiat "keperkasaan" obat tradisional Kalteng
Para pengrajin di Kalteng juga menjadikan akar pasak bumi yang besar dibuat semacam gelas yang didalamnya dapat dituangkan air dan setelah beberapa menit bisa diminum yang dapat meningkatkan vitalitas tubuh.
Namun pasak bumi yang banyak dijual di Palangka Raya dan daerah lainnya di Kalteng itu jenis pasak bumi putih ke kuning kuningan. Sedangkan jenis tanaman baru yang banyak didapatkan di kawasan hutan pendididikan UMP di Rakumpit itu memiliki kemiripan dengan jenis tanaman pasak bumi, dengan warna merah.
Rezqi Handayani yang juga dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UMP menyatakan segera meneliti karakteristik tanaman baru itu dan selanjutnya melibatkan peneliti lintas prodi mengetahui kandungan dan khasiat pada akar pasak bumi merah.
PSOTT UMP juga sedang mengembangkan riset sejumlah tumbuhan hutan yang di antaranya kayu sempeng dan kayu saluang belum yang banyak digunakan penduduk asli Kalteng sebagai penambah stamina tubuh untuk bekerja beban berat.
Baca juga: UMP diminta bersiap sebagai pusat kajian pemindahan Ibu Kota RI