Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah Yomin Tofri menyatakan bahwa kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan di Kota Palangka Raya maupun Sampit, membuat provinsi ini mengalami inflasi 0,70 persen selama Mei 2019.
Inflasi 0,70 persen itu merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,55 persen dan di Sampit 1,01 persen, kata Yomin saat press rilis di kantor BPS Kalteng, Senin.
"Tapi memang bukan hanya dua kota di Kalteng mengalami Inflasi pada Mei 2019. Dari 82 kota di seluruh Indonesia yang dipantau indeks harga konsumennya, ada 81 inflasi," ucapnya.
Selama Mei 2019, terjadi inflasi di Kota Palangka Raya sebesar 0,55 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 132,98 di bulan April 2019 menjadi 133,71 pada Mei 2019. Inflasi itu dipengaruhi kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,56 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,03 persen, kesehatan 0,27 persen.
Sementara laju inflasi tahun kalender 1,40 persen di Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh lonjakan kenaikan indeks harga bahan makanan 3,23 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,39 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,33 persen.
Baca juga: Desember 2019, jalan layang Pangkalan Bun-Kolam selesai dikerjakan
"Kalau untuk komoditas tertinggi penyumbang inflasi Kota Palangka Raya selama Mei 2019 yakni angkutan udara 0,26 persen, beras 0,20 persen, bawang putih 0,06 persen, ikan lain 0,03 persen, dan daging ayam ras 0,03 persen," kata Yomin.
Sementara untuk Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur yang mengalami inflasi di bulan Mei 2019 sebesar 1,01 persen atau kenaikan indeks harga dari 139,52 pada April 2019 menjadi 140,93 di bulan Mei 2019.
Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh melonjaknya indeks harga kelompok bahan makanan 2,17 persne, serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 2,02 persen.
"Komoditas tertinggi penyumbang inflasi di bulan Mei 2019 di Sampit dipengaruhi angkutan udara 0,34 persen, jeruk 0,19 persen, daging ayam ras 0,11 persen, mobil 0,07 persen, dan semangka 0,04 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Tuntaskan raperda inisiatif perlindungan Adat Dayak, kata Freddy Ering
Baca juga: Sidak ke sejumlah OPD, Wagub Kalteng tekankan masalah ini
Inflasi 0,70 persen itu merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,55 persen dan di Sampit 1,01 persen, kata Yomin saat press rilis di kantor BPS Kalteng, Senin.
"Tapi memang bukan hanya dua kota di Kalteng mengalami Inflasi pada Mei 2019. Dari 82 kota di seluruh Indonesia yang dipantau indeks harga konsumennya, ada 81 inflasi," ucapnya.
Selama Mei 2019, terjadi inflasi di Kota Palangka Raya sebesar 0,55 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 132,98 di bulan April 2019 menjadi 133,71 pada Mei 2019. Inflasi itu dipengaruhi kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,56 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,03 persen, kesehatan 0,27 persen.
Sementara laju inflasi tahun kalender 1,40 persen di Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh lonjakan kenaikan indeks harga bahan makanan 3,23 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,39 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,33 persen.
Baca juga: Desember 2019, jalan layang Pangkalan Bun-Kolam selesai dikerjakan
"Kalau untuk komoditas tertinggi penyumbang inflasi Kota Palangka Raya selama Mei 2019 yakni angkutan udara 0,26 persen, beras 0,20 persen, bawang putih 0,06 persen, ikan lain 0,03 persen, dan daging ayam ras 0,03 persen," kata Yomin.
Sementara untuk Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur yang mengalami inflasi di bulan Mei 2019 sebesar 1,01 persen atau kenaikan indeks harga dari 139,52 pada April 2019 menjadi 140,93 di bulan Mei 2019.
Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh melonjaknya indeks harga kelompok bahan makanan 2,17 persne, serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 2,02 persen.
"Komoditas tertinggi penyumbang inflasi di bulan Mei 2019 di Sampit dipengaruhi angkutan udara 0,34 persen, jeruk 0,19 persen, daging ayam ras 0,11 persen, mobil 0,07 persen, dan semangka 0,04 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Tuntaskan raperda inisiatif perlindungan Adat Dayak, kata Freddy Ering
Baca juga: Sidak ke sejumlah OPD, Wagub Kalteng tekankan masalah ini