Timika (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Resor Mimika, Papua masih terus menyelidiki kasus pemotongan pipa konsentrat PT Freeport Indonesia di Mile 43 ruas jalan poros tambang yang menghubungkan Timika-Tembagapura pada Sabtu (29/6).
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan jajarannya belum bisa menyimpulkan keterkaitan peristiwa itu dengan kasus penembakan oleh orang tak dikenal di Mile 45 pada Selasa (2/7).
"Kami masih menyelidiki, belum bisa disimpulkan. Memang benar ada dua kejadian dengan lokasi saling berdekatan yaitu kasus pemotongan pipa konsentrat dan kasus penembakan yang ditangani oleh Satgas Bantuan bersama Satgas Amole. Saat terdengar bunyi tembakan senjata api itu memang sempat dilakukan pengejaran, namun belum berhasil mengungkap siapa pelakunya," jelas AKBP Agung.
Kapolres mengakui pemotongan pipa konsentrat PT Freeport di Mile 43 pada Sabtu (29/6) itu sempat mengganggu proses pengiriman konsentrat Freeport dari lokasi pabrik pengolahan di Mile 74, Tembagapura yang berada di kawasan dataran tinggi menuju Pelabuhan Portsite Amamapare di wilayah dataran rendah Mimika.
"Waktu itu sempat tidak beroperasi selama satu hari, namun keesokan harinya sudah bisa beroperasi lagi," katanya.
Sebagaimana diketahui, konsentrat yang mengandung biji tembaga, emas dan perak yang diproduksi PT Freeport melalui pabrik pengolahan di Mile 74 dialirkan ke dataran rendah Mimika di Pelabuhan Portsite Amamapare menggunakan pipa.
Konsentrat yang bercampur dengan air kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya dan kemudian disimpan pada tiga gudang sebelum dikapalkan, entah untuk tujuan ekspor maupun untuk pengolahan lebih lanjut di dalam negeri melalui pabrik smelter di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur.
Pascadua kejadian teror penembakan dan pemotongan pipa konsentrat PT Freeport beberapa waktu lalu itu, aparat TNI dan Polri meningkatkan pengamanan di kawasan pertambangan Freeport.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan menduga teror penembakan di area Freeport tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB yang berkonsentrasi di wilayah dataran rendah Mimika.
"Dengan melihat lokasinya, kita menduga itu dari kelompok di wilayah dataran rendah. Kami tidak menemukan bukti dan petunjuk yang cukup kuat untuk mengidentifikasi siapa sesungguhnya pelaku penembakan ini, dari kelompok mana dan ditujukan kepada siapa," kata Letkol Nainggolan.
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan jajarannya belum bisa menyimpulkan keterkaitan peristiwa itu dengan kasus penembakan oleh orang tak dikenal di Mile 45 pada Selasa (2/7).
"Kami masih menyelidiki, belum bisa disimpulkan. Memang benar ada dua kejadian dengan lokasi saling berdekatan yaitu kasus pemotongan pipa konsentrat dan kasus penembakan yang ditangani oleh Satgas Bantuan bersama Satgas Amole. Saat terdengar bunyi tembakan senjata api itu memang sempat dilakukan pengejaran, namun belum berhasil mengungkap siapa pelakunya," jelas AKBP Agung.
Kapolres mengakui pemotongan pipa konsentrat PT Freeport di Mile 43 pada Sabtu (29/6) itu sempat mengganggu proses pengiriman konsentrat Freeport dari lokasi pabrik pengolahan di Mile 74, Tembagapura yang berada di kawasan dataran tinggi menuju Pelabuhan Portsite Amamapare di wilayah dataran rendah Mimika.
"Waktu itu sempat tidak beroperasi selama satu hari, namun keesokan harinya sudah bisa beroperasi lagi," katanya.
Sebagaimana diketahui, konsentrat yang mengandung biji tembaga, emas dan perak yang diproduksi PT Freeport melalui pabrik pengolahan di Mile 74 dialirkan ke dataran rendah Mimika di Pelabuhan Portsite Amamapare menggunakan pipa.
Konsentrat yang bercampur dengan air kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya dan kemudian disimpan pada tiga gudang sebelum dikapalkan, entah untuk tujuan ekspor maupun untuk pengolahan lebih lanjut di dalam negeri melalui pabrik smelter di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur.
Pascadua kejadian teror penembakan dan pemotongan pipa konsentrat PT Freeport beberapa waktu lalu itu, aparat TNI dan Polri meningkatkan pengamanan di kawasan pertambangan Freeport.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan menduga teror penembakan di area Freeport tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB yang berkonsentrasi di wilayah dataran rendah Mimika.
"Dengan melihat lokasinya, kita menduga itu dari kelompok di wilayah dataran rendah. Kami tidak menemukan bukti dan petunjuk yang cukup kuat untuk mengidentifikasi siapa sesungguhnya pelaku penembakan ini, dari kelompok mana dan ditujukan kepada siapa," kata Letkol Nainggolan.