Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan mengutamakan pembinaan dalam sesi pertemuan dengan YouTuber Kimi Hime yang dijadwalkan pada pekan terakhir Juli 2019.
"Kominfo itu mengedepankan pembinaan, tidak serta-merta tutup," kata Rudiantara di kantor Kominfo di Jakarta, Senin.
Rudiantara menyatakan pembinaan sudah dilakukan terhadap berbagai kasus yang berhubungan dengan konten Internet dengan mekanisme kementerian menghubungi pihak yang bermasalah untuk berdiskusi.
"Banyak kejadian (sebelumnya). Kami hubungi dulu, bicara dulu, nggak serta-merta main tutup," katanya.
Nama Kime Hime mengemuka setelah menjadi pembahasan dalam sebuah rapat Komisi I DPR RI dengan Kominfo pada pekat ketiga Juli. Kominfo menindaklanjuti pembahasan tersebut dengan menghubungi Kimi Hime dalam surat resmi melalui email, termasuk meninggalkan pesan lewat media sosial.
Kimi tidak merespons pesan tersebut untuk memberikan klarifikasi atapun mengindahkan peringatan untuk mencabut konten yang dinilai vulgar.
Kominfo mengambil lengkah penangguhan tiga video pemilik nama lengkap Kimberly Khoe itu di YouTube yang dinilai vulgar. Konten-konten tersebut ditangguhkan karena bertentangan dengan pasal 27 ayat 1 UU ITE tentang penyebaran muatan yang melanggar kesusilaan.
Konten Kimi juga berpotensi melanggar pasal 45 ayat 1 nomor 19 tahun 2016 tentang pornografi atau konten yang dinilai vulgar.
Pada Senin, tim kuasa hukum Kimi Hime menemui perwakilan Kementerian Kominfo di Jakarta untuk membahas konten YouTube yang dinilai vulgar itu. Tapi, Kimi tidak hadir dengan alasan kesibukan dalam kegiatannya dan sedang menyiapkan materi yang ingin dibahas dalam pertemuan berikutnya dengan Menkominfo.
Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu menyatakan Kimi Hime dijadwalkan untuk datang ke Kominfo, termasuk bertemu dengan Menkominfo Rudiantara pada pekan terakhir Juli.
Kuasa hukum Kimi Hime, Irfan Akhyari, membenarkan kliennya akan datang ke Kominfo dan akan bersikap terbuka mengenai masukan-masukan untuk kontennya.
"Kominfo itu mengedepankan pembinaan, tidak serta-merta tutup," kata Rudiantara di kantor Kominfo di Jakarta, Senin.
Rudiantara menyatakan pembinaan sudah dilakukan terhadap berbagai kasus yang berhubungan dengan konten Internet dengan mekanisme kementerian menghubungi pihak yang bermasalah untuk berdiskusi.
"Banyak kejadian (sebelumnya). Kami hubungi dulu, bicara dulu, nggak serta-merta main tutup," katanya.
Nama Kime Hime mengemuka setelah menjadi pembahasan dalam sebuah rapat Komisi I DPR RI dengan Kominfo pada pekat ketiga Juli. Kominfo menindaklanjuti pembahasan tersebut dengan menghubungi Kimi Hime dalam surat resmi melalui email, termasuk meninggalkan pesan lewat media sosial.
Kimi tidak merespons pesan tersebut untuk memberikan klarifikasi atapun mengindahkan peringatan untuk mencabut konten yang dinilai vulgar.
Kominfo mengambil lengkah penangguhan tiga video pemilik nama lengkap Kimberly Khoe itu di YouTube yang dinilai vulgar. Konten-konten tersebut ditangguhkan karena bertentangan dengan pasal 27 ayat 1 UU ITE tentang penyebaran muatan yang melanggar kesusilaan.
Konten Kimi juga berpotensi melanggar pasal 45 ayat 1 nomor 19 tahun 2016 tentang pornografi atau konten yang dinilai vulgar.
Pada Senin, tim kuasa hukum Kimi Hime menemui perwakilan Kementerian Kominfo di Jakarta untuk membahas konten YouTube yang dinilai vulgar itu. Tapi, Kimi tidak hadir dengan alasan kesibukan dalam kegiatannya dan sedang menyiapkan materi yang ingin dibahas dalam pertemuan berikutnya dengan Menkominfo.
Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu menyatakan Kimi Hime dijadwalkan untuk datang ke Kominfo, termasuk bertemu dengan Menkominfo Rudiantara pada pekan terakhir Juli.
Kuasa hukum Kimi Hime, Irfan Akhyari, membenarkan kliennya akan datang ke Kominfo dan akan bersikap terbuka mengenai masukan-masukan untuk kontennya.