Jakarta (ANTARA) - Pemain ganda putra Kevin Sanjaya menyebut kekalahannya dari pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo di Thailand Open 2019 menjadi pelajaran berharga sebelum pemain peringkat satu dunia bersama Marcus Gideon berlaga di Kejuaraan Dunia di Swiss, 19-25 Agustus.
"Memang menjadi pelajaran bagi saya. Saya, langsung melakukan evaluasi setelah kalah dari mereka. Makanya kami harus lebih siap di Kejuaraan Dunia nanti," kata Kevin di sela pemberian bonus dari Djarum Foundation di Jakarta, Kamis.
Pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon harus menyerah pada pasangan Jepang Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo pada perempat final Thailand Open 2019 dengan skor 17-21, 21-19, 14-21. Hasil ini memupus harapan ganda berjuluk The Minions itu untuk meraih hatrik kemenangan.
Sebelumnya ganda peringkat satu dunia itu menjadi juara pada Indonesia Open dan Japan Open 2019. Pada partai puncak kedua turnamen tersebut, The Minions mengalahkan ganda senior Indonesia, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan.
Terkait dengan drawing di Kejuaraan Dunia 2019, Kevin mengaku cukup merata. Untuk itu dirinya bersama Marcus akan berusaha menyiapkan diri dengan baik. Apalagi banyak kalangan berharap The Minions mampu menjadi juara dunia.
"Semua pemain pasti ingin juara. Jadi semuanya harus siap. Yang jelas kami akan berusaha memberikan yang terbaik. Rencananya kami akan berangkat ke Swiss tanggal 14 Agustus," kata Kevin menjelaskan.
Pada Kejuaraan Dunia, Kevin/Marcus mendapatkan bye di pertandingan pertama. Pada babak kedua menunggu pemenang antara pasangan Yonny Cung/Tam Chun Hei melawan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae dan menurut hitung-hitungan akan sulit menciptakan All Indonesian Final.
Kevin/Marcus dan Ahsan/Hendra berada di blok atas. Selain itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga berada di blok yang sama. Dengan demikian, Kevin/Marcus mungkin berjumpa Fajar/Rian di perempat final dan pemenang duel tersebut mungkin berjumpa Ahsan/Hendra di semifinal.
Hasil pengundian ini cukup disayangkan oleh asisten pelatih Aryono Miranat. Menurut dia, hasil drawing tidak sama dengan saat Kevin/Marcus berlaga di Indonesia Open dan cenderung lebih berat. Kondisi ini jelas cukup sulit menciptakan All Indonesian Final seperti Indonesia Open maupun Japan Open 2019.
"Memang menjadi pelajaran bagi saya. Saya, langsung melakukan evaluasi setelah kalah dari mereka. Makanya kami harus lebih siap di Kejuaraan Dunia nanti," kata Kevin di sela pemberian bonus dari Djarum Foundation di Jakarta, Kamis.
Pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon harus menyerah pada pasangan Jepang Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo pada perempat final Thailand Open 2019 dengan skor 17-21, 21-19, 14-21. Hasil ini memupus harapan ganda berjuluk The Minions itu untuk meraih hatrik kemenangan.
Sebelumnya ganda peringkat satu dunia itu menjadi juara pada Indonesia Open dan Japan Open 2019. Pada partai puncak kedua turnamen tersebut, The Minions mengalahkan ganda senior Indonesia, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan.
Terkait dengan drawing di Kejuaraan Dunia 2019, Kevin mengaku cukup merata. Untuk itu dirinya bersama Marcus akan berusaha menyiapkan diri dengan baik. Apalagi banyak kalangan berharap The Minions mampu menjadi juara dunia.
"Semua pemain pasti ingin juara. Jadi semuanya harus siap. Yang jelas kami akan berusaha memberikan yang terbaik. Rencananya kami akan berangkat ke Swiss tanggal 14 Agustus," kata Kevin menjelaskan.
Pada Kejuaraan Dunia, Kevin/Marcus mendapatkan bye di pertandingan pertama. Pada babak kedua menunggu pemenang antara pasangan Yonny Cung/Tam Chun Hei melawan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae dan menurut hitung-hitungan akan sulit menciptakan All Indonesian Final.
Kevin/Marcus dan Ahsan/Hendra berada di blok atas. Selain itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga berada di blok yang sama. Dengan demikian, Kevin/Marcus mungkin berjumpa Fajar/Rian di perempat final dan pemenang duel tersebut mungkin berjumpa Ahsan/Hendra di semifinal.
Hasil pengundian ini cukup disayangkan oleh asisten pelatih Aryono Miranat. Menurut dia, hasil drawing tidak sama dengan saat Kevin/Marcus berlaga di Indonesia Open dan cenderung lebih berat. Kondisi ini jelas cukup sulit menciptakan All Indonesian Final seperti Indonesia Open maupun Japan Open 2019.