Jakarta (ANTARA) - Mabes Polri menyatakan terbakarnya empat anggota Polres Cianjur saat pengamanan unjuk rasa mahasiswa menambah deretan duka Polri yang baru saja kehilangan anggotanya di Papua.
"Kami meminta doa dan dukungan dari masyarakat untuk kesembuhan anggota kami, terutama Aiptu Erwin yang luka bakarnya cukup serius dan saat ini dirawat secara intensif," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Jakarta, Jumat.
Polri menyesalkan peristiwa demonstrasi yang berujung terbakarnya personel polisi, meski menyadari dalam memelihara kamtibmas nyawa dapat menjadi taruhan.
Baru empat hari lalu, terjadi penyanderaan dan penembakan yang merenggut nyawa Brigadir Anumerta Hedar di Puncak Jaya, Papua, saat melakukan penyamaran untuk menyelidiki keberadaan kelompok bersenjata.
"Kami masih berduka atas gugurnya bhayangkara muda kami, Brigadir Anumerta Hedar yang diduga menjadi korban kekejian KKB," tutur Iqbal.
Baca juga: Status tersangka penyebab polisi terbakar telah ditetapkan
Peristiwa serupa lainnya adalah penyerangan sekelompok orang kepada empat anggota Polsek Ulu Musi, Sumatera Selatan, saat akan menangkap pelaku pengancaman terhadap anggota LSM.
Selanjutnya pengeroyokan terhadap Kapolsek Patumbak, Sumatera Utara, AKP Ginanjar ketika akan menangkap bandar narkoba, sehingga menyebabkan luka di bagian muka.
Peristiwa dua kelompok silat yang tawuran di Wonogiri, Jawa Tengah, menyebabkan mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya yang berusaha melerai malah menjadi bulan-bulanan pelaku pada 8 Mei 2019 pun masuk dalam daftar itu.
"AKP Aditia jadi korban dan sampai dengan hari ini belum sadar, terbaring di RS Singapura untuk menjalankan perawatan intensif. Kepalanya dipukul diduga pakai batu konblok," tutur Iqbal.
Adanya peristiwa-peristiwa itu disebutnya menjadi evaluasi untuk jajaran Polri, sembari tetap mengutamakan humanisme dalam menjalankan tugas pengamanan.
Baca juga: Belasan anggota polisi selamat dari 'maut' bus terbakar di Jembatan Tumbang Nusa
"Kami meminta doa dan dukungan dari masyarakat untuk kesembuhan anggota kami, terutama Aiptu Erwin yang luka bakarnya cukup serius dan saat ini dirawat secara intensif," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Jakarta, Jumat.
Polri menyesalkan peristiwa demonstrasi yang berujung terbakarnya personel polisi, meski menyadari dalam memelihara kamtibmas nyawa dapat menjadi taruhan.
Baru empat hari lalu, terjadi penyanderaan dan penembakan yang merenggut nyawa Brigadir Anumerta Hedar di Puncak Jaya, Papua, saat melakukan penyamaran untuk menyelidiki keberadaan kelompok bersenjata.
"Kami masih berduka atas gugurnya bhayangkara muda kami, Brigadir Anumerta Hedar yang diduga menjadi korban kekejian KKB," tutur Iqbal.
Baca juga: Status tersangka penyebab polisi terbakar telah ditetapkan
Peristiwa serupa lainnya adalah penyerangan sekelompok orang kepada empat anggota Polsek Ulu Musi, Sumatera Selatan, saat akan menangkap pelaku pengancaman terhadap anggota LSM.
Selanjutnya pengeroyokan terhadap Kapolsek Patumbak, Sumatera Utara, AKP Ginanjar ketika akan menangkap bandar narkoba, sehingga menyebabkan luka di bagian muka.
Peristiwa dua kelompok silat yang tawuran di Wonogiri, Jawa Tengah, menyebabkan mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya yang berusaha melerai malah menjadi bulan-bulanan pelaku pada 8 Mei 2019 pun masuk dalam daftar itu.
"AKP Aditia jadi korban dan sampai dengan hari ini belum sadar, terbaring di RS Singapura untuk menjalankan perawatan intensif. Kepalanya dipukul diduga pakai batu konblok," tutur Iqbal.
Adanya peristiwa-peristiwa itu disebutnya menjadi evaluasi untuk jajaran Polri, sembari tetap mengutamakan humanisme dalam menjalankan tugas pengamanan.
Baca juga: Belasan anggota polisi selamat dari 'maut' bus terbakar di Jembatan Tumbang Nusa