Kuala Kapuas (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah Apendy mengatakan, puluhan korban keracunan di Kecamatan Dadahup yang diduga akibat makanan yang dikonsumsi warga tersebut dapat tertangani dengan baik.
“Semua yang terpapar oleh makanan, kami sisir dan kami tangani. Kami juga mendirikan posko di Puskesmas dan balai desa. Jadi yang terpapar kami bawa dan ada yang dirujuk ke rumah sakit. Semua keadaan pasien tidak terlalu atau tahap normal dan tinggal menunggu pulangnya saja,” kata Apendy di RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, Minggu malam.
Total jumlah yang ditangani oleh pihaknya, hingga saat ini berjumlah sebanyak 81 orang yang terdiri dari pasien tertangani di Puskesmas Dadahup ada sebanyak 61 orang dan di rumah sakit Kapuas 20 orang.
“Puskesmas awalnya 61 orang, di rumah sakit 20 orang, kemudian dari 61 itu, lari lagi ke rumah sakit, jadi 22 dan tersisa 59 orang lagi di puskesmas. Kemungkinan besar, sudah menurun karena di sana juga puskesmas rawat inap, jadi tidak masalah,” ujarnya.
Ditanya tentang penyebab keracunan, Apendy menduga akibat makanan yang dikonsumsi warga saat menghadiri acara hajatan perkawinan warga setempat.
“Untuk jenis makanannya masih kami bawa ke labotorium di Banjarbaru Kalimantan Selatan, tadi sore sekitar pukul 16.00 WIB,” katanya.
Baca juga: Puluhan warga Kapuas keracunan usai hadiri pesta perkawinan
Baca juga: Polisi bentuk tim selidiki keracunan massal Kapuas
Apendy mengatakan, pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik di tingkat kecamatan maupun desa hingga ke puskesmas-puskesmas setempat untuk mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam mengolah makanan dan minuman.
“Dan kami sudah memberikan setiap ada acara perkawinan itu, agar mendatangi tempat pemeriksaan makanan,” katanya.
Apendy menyayangkan ada warga yang kurang kooperatif. Padahal masalah ini penting karena menyangkut keselamatan orang yang mengonsumsi makanan.
“Kalau masyarakat tidak melaporkan ke puskesmas, kebetulan hari ini hari Minggu, ini jadi masalah. Dan makanan itupun bukan dari rumah pengantin, tapi dia kateringan di tempat yang jauh, nah itu yang beresiko,” sebutnya.
Dinas Kesehatan tidak bosan-bosan selalu mengingatkan kepada masyarakat yang ingin menyajikan makanan yang ingin dikonsumsi agar jangan terlalu lama untuk dimakan karena akan berbahaya bagi kesehatan.
Apendy menegaskan, Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan massal ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Semua korban yang terpapar makanan ini dapat tertangani semua dengan baik.
“Semua yang terpapar oleh makanan, kami sisir dan kami tangani. Kami juga mendirikan posko di Puskesmas dan balai desa. Jadi yang terpapar kami bawa dan ada yang dirujuk ke rumah sakit. Semua keadaan pasien tidak terlalu atau tahap normal dan tinggal menunggu pulangnya saja,” kata Apendy di RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, Minggu malam.
Total jumlah yang ditangani oleh pihaknya, hingga saat ini berjumlah sebanyak 81 orang yang terdiri dari pasien tertangani di Puskesmas Dadahup ada sebanyak 61 orang dan di rumah sakit Kapuas 20 orang.
“Puskesmas awalnya 61 orang, di rumah sakit 20 orang, kemudian dari 61 itu, lari lagi ke rumah sakit, jadi 22 dan tersisa 59 orang lagi di puskesmas. Kemungkinan besar, sudah menurun karena di sana juga puskesmas rawat inap, jadi tidak masalah,” ujarnya.
Ditanya tentang penyebab keracunan, Apendy menduga akibat makanan yang dikonsumsi warga saat menghadiri acara hajatan perkawinan warga setempat.
“Untuk jenis makanannya masih kami bawa ke labotorium di Banjarbaru Kalimantan Selatan, tadi sore sekitar pukul 16.00 WIB,” katanya.
Baca juga: Puluhan warga Kapuas keracunan usai hadiri pesta perkawinan
Baca juga: Polisi bentuk tim selidiki keracunan massal Kapuas
Apendy mengatakan, pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik di tingkat kecamatan maupun desa hingga ke puskesmas-puskesmas setempat untuk mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam mengolah makanan dan minuman.
“Dan kami sudah memberikan setiap ada acara perkawinan itu, agar mendatangi tempat pemeriksaan makanan,” katanya.
Apendy menyayangkan ada warga yang kurang kooperatif. Padahal masalah ini penting karena menyangkut keselamatan orang yang mengonsumsi makanan.
“Kalau masyarakat tidak melaporkan ke puskesmas, kebetulan hari ini hari Minggu, ini jadi masalah. Dan makanan itupun bukan dari rumah pengantin, tapi dia kateringan di tempat yang jauh, nah itu yang beresiko,” sebutnya.
Dinas Kesehatan tidak bosan-bosan selalu mengingatkan kepada masyarakat yang ingin menyajikan makanan yang ingin dikonsumsi agar jangan terlalu lama untuk dimakan karena akan berbahaya bagi kesehatan.
Apendy menegaskan, Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan massal ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Semua korban yang terpapar makanan ini dapat tertangani semua dengan baik.