Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, khususnya di kawasan pusat kota Sampit diimbau menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan karena kualitas udara setempat sudah masuk kategori berbahaya.
"Siang ini masuk kategori berbahaya. Asap yang terjadi sejak pagi tadi memang sangat pekat," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Nur Setiawan menjelaskan, pemantauan kualitas udara itu tergambar dari data informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terus diperbarui dari waktu ke waktu. Nilai ambang batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yakni 150 mikrogram atau dengan kualitas udara kategori sedang.
Dijelaskan, pembagian kategori kualitas udara didasarkan pada kadar polusi udara yakni 0 sampai 50 mikrogram kategori baik, 50 sampai 150 mikrogram kategori sedang, 150 sampai 250 mikrogram kategori tidak sehat, 250 sampai 350 mikrogram kategori sangat tidak sehat dan lebih dari 350 mikrogram kategori berbahaya.
Berdasarkan data sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB udara sampit masuk kategori tidak sehat. Menjelang pukul 08.00 WIB bertambah parah karena sudah masuk kategori berbahaya dengan kadar lebih dari 350 mikrogram.
Kondisi terus memburuk, bahkan pukul 09.30 WIB kadar polusi udara sempat mencapai angka 467.58 mikrogram. Saat ini grafiknya berangsur turun dan diharapkan segera membaik.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar tidak terhirup asap bercampur debu," ajak Nur Setiawan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur membagikan masker ke 25 sekolah, khususnya yang ada di Sampit karena terdampak asap cukup parah. Harapannya agar pelajar terhindar dari asap pekat kebakaran lahan.
Baca juga: 347 titik panas terpantau di Kotim, asap tebal landa Sampit
Sementara itu, Puskesmas Baamang I juga menyiapkan 6.000 masker yang sebelumnya didistribusikan oleh Dinas Kesehatan. Pihak kelurahan dan sekolah yang membutuhkan masker untuk dibagikan kepada masyarakat diarahkan segera berkoordinasi ke puskesmas.
"Kalau kelurahan juga ingin membagikan, bisa berkoordinasi dengan kami untuk pasokan maskernya. Kita prioritaskan untuk anak-anak di sekolah karena mereka yang sangat rentan sakit akibat asap bercampur debu kebakaran lahan ini," kata Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi.
Supriadi mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker, terlebih saat berada di luar ruangan karena asap sangat pekat dan membahayakan kesehatan. Masyarakat juga diimbau menjaga stamina dengan makanan bergizi dan memperbanyak minum air putih agar tidak mudah terserang penyakit.
"Siang ini masuk kategori berbahaya. Asap yang terjadi sejak pagi tadi memang sangat pekat," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Nur Setiawan menjelaskan, pemantauan kualitas udara itu tergambar dari data informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terus diperbarui dari waktu ke waktu. Nilai ambang batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yakni 150 mikrogram atau dengan kualitas udara kategori sedang.
Dijelaskan, pembagian kategori kualitas udara didasarkan pada kadar polusi udara yakni 0 sampai 50 mikrogram kategori baik, 50 sampai 150 mikrogram kategori sedang, 150 sampai 250 mikrogram kategori tidak sehat, 250 sampai 350 mikrogram kategori sangat tidak sehat dan lebih dari 350 mikrogram kategori berbahaya.
Berdasarkan data sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB udara sampit masuk kategori tidak sehat. Menjelang pukul 08.00 WIB bertambah parah karena sudah masuk kategori berbahaya dengan kadar lebih dari 350 mikrogram.
Kondisi terus memburuk, bahkan pukul 09.30 WIB kadar polusi udara sempat mencapai angka 467.58 mikrogram. Saat ini grafiknya berangsur turun dan diharapkan segera membaik.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar tidak terhirup asap bercampur debu," ajak Nur Setiawan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur membagikan masker ke 25 sekolah, khususnya yang ada di Sampit karena terdampak asap cukup parah. Harapannya agar pelajar terhindar dari asap pekat kebakaran lahan.
Baca juga: 347 titik panas terpantau di Kotim, asap tebal landa Sampit
Sementara itu, Puskesmas Baamang I juga menyiapkan 6.000 masker yang sebelumnya didistribusikan oleh Dinas Kesehatan. Pihak kelurahan dan sekolah yang membutuhkan masker untuk dibagikan kepada masyarakat diarahkan segera berkoordinasi ke puskesmas.
"Kalau kelurahan juga ingin membagikan, bisa berkoordinasi dengan kami untuk pasokan maskernya. Kita prioritaskan untuk anak-anak di sekolah karena mereka yang sangat rentan sakit akibat asap bercampur debu kebakaran lahan ini," kata Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi.
Supriadi mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker, terlebih saat berada di luar ruangan karena asap sangat pekat dan membahayakan kesehatan. Masyarakat juga diimbau menjaga stamina dengan makanan bergizi dan memperbanyak minum air putih agar tidak mudah terserang penyakit.