Sampit (ANTARA) - Kebakaran lahan yang kembali marak di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah membuat kabut asap yang melanda Sampit semakin tebal sehingga sangat mengganggu masyarakat.
"Pagi ini tercatat 347 titik panas yang terpantau di Kotawaringin Timur. Kemarin sore masih tercatat hampir 300 titik. Jarak pandang di sekitar Bandara H Asan hanya 50 meter," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 06.00 WIB, jarak pandang sangat pendek. Di beberapa lokasi kawasan dalam kota seperti Jalan HM Arsyad dan Sudirman dan Achmad Yani, jarak pandang aman hanya berkisar 10 hingga 20 meter.
Kawasan Sungai Mentaya juga disaput asap tebal. Bahkan kawasan seberang sungai tidak terlihat lantaran tertutup tebalnya asap kebakaran lahan.
Sebagian besar warga yang beraktivitas memilih menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan. Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, pengendara menyalakan lampu dan mengurangi kecepatan. Tidak terkecuali di sungai, motoris juga mengurangi kecepatan karena jarak pandang aman hanya sekitar 30 meter.
Hingga pukul 07.30 WIB, kabut asap masih cukup pekat. Sejumlah sekolah seperti di SDN 3 Mentawa Baru Hulu mengarahkan murid mereka untuk menggunakan masker dan tidak berada di luar ruangan agar tidak terdampak buruk kabut asap.
Asap pekat yang menyaput Sungai Mentaya membuat kawasan seberang tidak terlihat akibat terhalang asap, Jumat (6/9/2019). ANTARA/Norjani
"Dimungkinkan (asap) ini agak lama, dikarenakan selain di sekitar Kota Sampit sendiri banyak hot spot, juga di wilayah selatan yang menimbulkan asap dan bergerak ke arah barat laut hingga utara," jelas Nur Setiawan.
Bupati H Supian Hadi menginstruksikan seluruh camat, lurah dan kepala desa untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan. Saat seperti ini sangat rawan terjadi kebakaran lahan dan kabut asap parah sehingga harus dicegah.
"Saya memohon dengan sangat kepada seluruh masyarakat untuk tidak membakar lahan. Dampaknya sudah sangat mengganggu masyarakat luas, mulai dari kesehatan, pendidikan, aktivitas ekonomi dan lainnya," ujar Supian.
Dia mengajak masyarakat turut membantu Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan untuk menangani kondisi ini sehingga kebakaran lahan dan asap bisa segera berakhir. Partisipasi dan kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan agar semua berjalan sesuai harapan.
"Pagi ini tercatat 347 titik panas yang terpantau di Kotawaringin Timur. Kemarin sore masih tercatat hampir 300 titik. Jarak pandang di sekitar Bandara H Asan hanya 50 meter," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 06.00 WIB, jarak pandang sangat pendek. Di beberapa lokasi kawasan dalam kota seperti Jalan HM Arsyad dan Sudirman dan Achmad Yani, jarak pandang aman hanya berkisar 10 hingga 20 meter.
Kawasan Sungai Mentaya juga disaput asap tebal. Bahkan kawasan seberang sungai tidak terlihat lantaran tertutup tebalnya asap kebakaran lahan.
Sebagian besar warga yang beraktivitas memilih menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan. Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, pengendara menyalakan lampu dan mengurangi kecepatan. Tidak terkecuali di sungai, motoris juga mengurangi kecepatan karena jarak pandang aman hanya sekitar 30 meter.
Hingga pukul 07.30 WIB, kabut asap masih cukup pekat. Sejumlah sekolah seperti di SDN 3 Mentawa Baru Hulu mengarahkan murid mereka untuk menggunakan masker dan tidak berada di luar ruangan agar tidak terdampak buruk kabut asap.
"Dimungkinkan (asap) ini agak lama, dikarenakan selain di sekitar Kota Sampit sendiri banyak hot spot, juga di wilayah selatan yang menimbulkan asap dan bergerak ke arah barat laut hingga utara," jelas Nur Setiawan.
Bupati H Supian Hadi menginstruksikan seluruh camat, lurah dan kepala desa untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan. Saat seperti ini sangat rawan terjadi kebakaran lahan dan kabut asap parah sehingga harus dicegah.
"Saya memohon dengan sangat kepada seluruh masyarakat untuk tidak membakar lahan. Dampaknya sudah sangat mengganggu masyarakat luas, mulai dari kesehatan, pendidikan, aktivitas ekonomi dan lainnya," ujar Supian.
Dia mengajak masyarakat turut membantu Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan untuk menangani kondisi ini sehingga kebakaran lahan dan asap bisa segera berakhir. Partisipasi dan kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan agar semua berjalan sesuai harapan.