Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Tim penjinak bom Brimob Polda Jawa Timur, Jumat, mengevakuasi bom mortir aktif yang diduga peninggalan Perang Dunia II yang ditemukan pemancing di sekitar Sungai Brantas, Tulungagung.
Proses evakuasi oleh tim penjinak bom (jibom) yang mengenakan pakaian khusus untuk mengantisipasi ledakan sempat menjadi tontonan warga. Petugas sebelumnya telah memasang garis polisi untuk mencegah warga berada di sekitar tempat penemuan bom itu.
"Bom ini masih bisa meledak karena ada mesiunya, tetapi fuse atau pemantik sudah hilang," kata Kepala Tim Jibom Brimob Polda Jatim Aiptu Robertus Doni dikonfirmasi usai evakuasi.
Setelah berhasil diangkat dari dalam aliran sungai dengan cara digotong, mortir itu kemudian dibawa ke markas Brimob Polda Jatim di Kediri.
Proses evakuasi dilakukan bersama oleh tim gabungan dari Brimob, TNI, dan Polsek Ngantru Tulungagung.
"Kami periksa dulu, nantinya akan kami serahkan ke Gegana Polda Jatim untuk dilakukan peledakan," kata Robertus.
Ia meyakini mortir seberat 70 kilogram itu sisa peninggalan Perang Dunia II. Diduga bom itu dulunya dijatuhkan dari pesawat tempur dan masuk aliran Sungai Brantas.
Robertus memastikan mortir itu memiliki daya ledak tinggi. Dampak ledakan diperkirakan bisa merusak struktur Jembatan Ngujang yang ada di dekatnya.
Sementara itu, Kapolsek Ngantru AKP Puji Widodo mengatakan mortir itu memiliki panjang 75 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter.
"Kami sudah mengamankan sejak tadi malam dengan memasang garis polisi," kata Puji.
Mortir itu sebelumnya ditemukan oleh seorang pemancing yang sedang memancing di dekat Jembatan Sungai Brantas pada Kamis (5/9) sore.
Proses evakuasi oleh tim penjinak bom (jibom) yang mengenakan pakaian khusus untuk mengantisipasi ledakan sempat menjadi tontonan warga. Petugas sebelumnya telah memasang garis polisi untuk mencegah warga berada di sekitar tempat penemuan bom itu.
"Bom ini masih bisa meledak karena ada mesiunya, tetapi fuse atau pemantik sudah hilang," kata Kepala Tim Jibom Brimob Polda Jatim Aiptu Robertus Doni dikonfirmasi usai evakuasi.
Setelah berhasil diangkat dari dalam aliran sungai dengan cara digotong, mortir itu kemudian dibawa ke markas Brimob Polda Jatim di Kediri.
Proses evakuasi dilakukan bersama oleh tim gabungan dari Brimob, TNI, dan Polsek Ngantru Tulungagung.
"Kami periksa dulu, nantinya akan kami serahkan ke Gegana Polda Jatim untuk dilakukan peledakan," kata Robertus.
Ia meyakini mortir seberat 70 kilogram itu sisa peninggalan Perang Dunia II. Diduga bom itu dulunya dijatuhkan dari pesawat tempur dan masuk aliran Sungai Brantas.
Robertus memastikan mortir itu memiliki daya ledak tinggi. Dampak ledakan diperkirakan bisa merusak struktur Jembatan Ngujang yang ada di dekatnya.
Sementara itu, Kapolsek Ngantru AKP Puji Widodo mengatakan mortir itu memiliki panjang 75 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter.
"Kami sudah mengamankan sejak tadi malam dengan memasang garis polisi," kata Puji.
Mortir itu sebelumnya ditemukan oleh seorang pemancing yang sedang memancing di dekat Jembatan Sungai Brantas pada Kamis (5/9) sore.