Pulang Pisau (ANTARA) - Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah H Edy Pratowo mengungkapkan pembagian masker yang dilakukan oleh pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan karena beberapa hari terakhir kualitas udara di daerah itu semakin memburuk akibat dampak dari asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Pembagian masker kepada masyarakat umum khususnya para peserta didik diharapkan bisa mengurangi dampak kesehatan dari asap karhutla," kata Edy Pratowo di Pulang Pisau, Sabtu
Edy Pratowo yang ikut turun membagikan masker ke beberapa sekolah-sekolah serta mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu menjaga kesehatan, selama masih kabut asap melanda di kabupaten setempat.
Peran orang tau juga tidak kalah penting untuk ikut menjaga kesehatan anak-anaknya karena dampak asap ini belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
Edy Pratowo juga meminta kepada Dinas Pendidikan untuk memantau sejauhmana dampak dari asap karhutla ini kepada proses belajar mengajar di sekolah-sekolah. "Untuk sementara ini belum ada pengalihan jam belajar," ucapnya.
Namun apabila asap dari karhutla ini semakin pekat, bisa saja waktu jam belajar di undur waktunya.
Baca juga: Akibat kabut asap, penderita ISPA di Pulpis naik drastis
"Pengunduran waktu jam belajar artinya jangan sampai asap karhutla ini bisa menimbulkan dampak kesehatan bagi peserta didik dengan mempertimbangkan aktivitas belajar mengajar juga bisa tetap berjalan seperti biasanya, misalnya seperti pemberian tugas pekerjaan rumah (PR)," tandas Edy Pratowo.
Edy Pratowo mengungkapkan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat telah melaporkan bahwa kualitas udara sudah masuk dalam katagori berbahaya khususnya di lingkungan Kecamatan Kahayan
Hilir.
Sehingga, pihaknya berharap warga bisa mengurangi aktivitas di luar rumah, apabila asap karhutla menunjukan kepekatan.
Selain ancaman pidana bagi pembakar hutan dan lahan, menurut Edy Pratowo, saat ini masyarakat sudah mulai merasakan dampak akibat asap karhutla yang bisa menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).
Kepala Dinas Kesehatan dr Mulyanto Budihardjo mengatakan, ada sekitar 7.000 masker dipersiapkan dan dibagikan untuk mengantisipasi dampak kabut asap akibat karhutla yang beberapa hari terakhir sudah mulai pekat.
"Penyakit yang mulai melonjak selama musim kemarau dan dampak dari asap karhutla adalah Inspeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa)," papar Mulyanto.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang ingin membutuhkan masker dapat meminta kepada puskesmas-puskesmas terdekat.
Mulyanto juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih banyak minum air putih dan mengonsumsi asupan buah-buahan, agar meningkatkan daya tahan tubuh.
"Pembagian masker kepada masyarakat umum khususnya para peserta didik diharapkan bisa mengurangi dampak kesehatan dari asap karhutla," kata Edy Pratowo di Pulang Pisau, Sabtu
Edy Pratowo yang ikut turun membagikan masker ke beberapa sekolah-sekolah serta mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu menjaga kesehatan, selama masih kabut asap melanda di kabupaten setempat.
Peran orang tau juga tidak kalah penting untuk ikut menjaga kesehatan anak-anaknya karena dampak asap ini belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
Edy Pratowo juga meminta kepada Dinas Pendidikan untuk memantau sejauhmana dampak dari asap karhutla ini kepada proses belajar mengajar di sekolah-sekolah. "Untuk sementara ini belum ada pengalihan jam belajar," ucapnya.
Namun apabila asap dari karhutla ini semakin pekat, bisa saja waktu jam belajar di undur waktunya.
Baca juga: Akibat kabut asap, penderita ISPA di Pulpis naik drastis
"Pengunduran waktu jam belajar artinya jangan sampai asap karhutla ini bisa menimbulkan dampak kesehatan bagi peserta didik dengan mempertimbangkan aktivitas belajar mengajar juga bisa tetap berjalan seperti biasanya, misalnya seperti pemberian tugas pekerjaan rumah (PR)," tandas Edy Pratowo.
Edy Pratowo mengungkapkan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat telah melaporkan bahwa kualitas udara sudah masuk dalam katagori berbahaya khususnya di lingkungan Kecamatan Kahayan
Hilir.
Sehingga, pihaknya berharap warga bisa mengurangi aktivitas di luar rumah, apabila asap karhutla menunjukan kepekatan.
Selain ancaman pidana bagi pembakar hutan dan lahan, menurut Edy Pratowo, saat ini masyarakat sudah mulai merasakan dampak akibat asap karhutla yang bisa menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).
Kepala Dinas Kesehatan dr Mulyanto Budihardjo mengatakan, ada sekitar 7.000 masker dipersiapkan dan dibagikan untuk mengantisipasi dampak kabut asap akibat karhutla yang beberapa hari terakhir sudah mulai pekat.
"Penyakit yang mulai melonjak selama musim kemarau dan dampak dari asap karhutla adalah Inspeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa)," papar Mulyanto.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang ingin membutuhkan masker dapat meminta kepada puskesmas-puskesmas terdekat.
Mulyanto juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih banyak minum air putih dan mengonsumsi asupan buah-buahan, agar meningkatkan daya tahan tubuh.