Tamiang Layang (ANTARA) - Ratusan warga binaan Rumah Tahanan Kelas II B Tamiang Layang bersama anggota Polres Barito Timur, Kalimantan Tengah, melaksanakan salat istisqa dan doa bersama agar hujan dapat segera turun dan menghilangkan kabut asap yang semakin pekat.
Doa bersama meminta turun hujan itu juga karena kebutuhan air di komplek rutan sudah semakin sulit memenuhi kebutuhan warga binaan, kata Kepala Rutan Kelas II B Tamiang Layang Wahyudi, kemarin.
"Sebulan terakhir ini kan tidak ada hujan turun di Kabupaten Bartim, khususnya di wilayah rutan. Jadi, kami berdoa bersama agar Allah berkenan menurunkan hujan," tambahnya.
Salat istiska diprakarsai oleh Kapolres Barito Timur AKBP Zulham Effendy, karena turun prihatin atas kondisi kebutuhan air bersih yang semakin sulit didapatkan warga binaan rutan kelas II B Tamiang Layang.
Kondisi air bersih masih dirasakan kurang walaupun ada bantuan distribusi air bersih dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setempat sebanyak 5.000 liter setiap hari.
Kebutuhan air besih untuk warga binaan yang berjumlah 246 orang itu diperlukan sekitar 12.000 liter per hari. Di musim hujan, kebutuhan air bisa terpenuhi dari sumur gali yang disedot menggunakan pompa air.
"Kondisi air sumur gali saat ini hanya bisa bertahan satu jam jika disedot menggunakan pompa air atau hanya sekitar 1000 liter," kata Wahyudi.
Sementara itu, Kapolres Barito Timur AKBP Zulham Effendy mengaku pihaknya juga sudah melaksanakan salat istiska dan doa bersama di halaman Polres Bartim untuk meminta turun hujan.
Baca juga: Kabut asap mengakibatkan 3.814 kasus ISPAterjadi di Bartim
"Kami melaksanakan salat istiska untuk meminta hujan agar bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa hilang dan kita bisa menghirup udara segar lagi," kata Zulham.
Dia pun menganjurkan umat muslin di Kabupaten Barito Timur melaksanakan salat istiska. Sedangkan umat lainnya diharapkan juga meminta hujan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas mengatakan, salat istisqa juga akan dilaksanakan pihaknya, Senin (23/09). Salat tersebut sebagai usaha dan ikhtiar serta doa bersama masyarakat di Bartim agar meminta hujan.
Salat istiska di Kabupaten Barito Timur dilaksanakan sudah dilaksanakan Polres Barito Timur, PLN Tamiang Layang, Masjid Sabilal Mujahidin Ampah, MTSN 1Tamiang Layang, Rutan Kelas II B Tamiang Layang.
"Semoga dengan adanya salat istiska dan doa dari berbagai umat agama lainnya, hujan dapat segera turun di seluruh wilayah Bartim," demikian Ampera.
Baca juga: Status tanggap darurat karhutla segera ditetapkan, kata Bupati Bartim
Baca juga: Cegah masyarakat terpapar asap, pemkab Bartim sediakan 12 ruang oksigen
Doa bersama meminta turun hujan itu juga karena kebutuhan air di komplek rutan sudah semakin sulit memenuhi kebutuhan warga binaan, kata Kepala Rutan Kelas II B Tamiang Layang Wahyudi, kemarin.
"Sebulan terakhir ini kan tidak ada hujan turun di Kabupaten Bartim, khususnya di wilayah rutan. Jadi, kami berdoa bersama agar Allah berkenan menurunkan hujan," tambahnya.
Salat istiska diprakarsai oleh Kapolres Barito Timur AKBP Zulham Effendy, karena turun prihatin atas kondisi kebutuhan air bersih yang semakin sulit didapatkan warga binaan rutan kelas II B Tamiang Layang.
Kondisi air bersih masih dirasakan kurang walaupun ada bantuan distribusi air bersih dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setempat sebanyak 5.000 liter setiap hari.
Kebutuhan air besih untuk warga binaan yang berjumlah 246 orang itu diperlukan sekitar 12.000 liter per hari. Di musim hujan, kebutuhan air bisa terpenuhi dari sumur gali yang disedot menggunakan pompa air.
"Kondisi air sumur gali saat ini hanya bisa bertahan satu jam jika disedot menggunakan pompa air atau hanya sekitar 1000 liter," kata Wahyudi.
Sementara itu, Kapolres Barito Timur AKBP Zulham Effendy mengaku pihaknya juga sudah melaksanakan salat istiska dan doa bersama di halaman Polres Bartim untuk meminta turun hujan.
Baca juga: Kabut asap mengakibatkan 3.814 kasus ISPAterjadi di Bartim
"Kami melaksanakan salat istiska untuk meminta hujan agar bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa hilang dan kita bisa menghirup udara segar lagi," kata Zulham.
Dia pun menganjurkan umat muslin di Kabupaten Barito Timur melaksanakan salat istiska. Sedangkan umat lainnya diharapkan juga meminta hujan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas mengatakan, salat istisqa juga akan dilaksanakan pihaknya, Senin (23/09). Salat tersebut sebagai usaha dan ikhtiar serta doa bersama masyarakat di Bartim agar meminta hujan.
Salat istiska di Kabupaten Barito Timur dilaksanakan sudah dilaksanakan Polres Barito Timur, PLN Tamiang Layang, Masjid Sabilal Mujahidin Ampah, MTSN 1Tamiang Layang, Rutan Kelas II B Tamiang Layang.
"Semoga dengan adanya salat istiska dan doa dari berbagai umat agama lainnya, hujan dapat segera turun di seluruh wilayah Bartim," demikian Ampera.
Baca juga: Status tanggap darurat karhutla segera ditetapkan, kata Bupati Bartim
Baca juga: Cegah masyarakat terpapar asap, pemkab Bartim sediakan 12 ruang oksigen