Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komjen Pol Idham Azis menemui Plt. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum) Ali Mukartono untuk membahas kasus karhutla dipercepat penyidikan dan penuntutannya.
"Ada beberapa hal yang ingin kami koordinasikan bahwa Bareskrim Polri bersama dengan Bapak JAM Pidum beserta jajaran sudah sepakat untuk mempercepat proses penyidikan karhutla dan proses penuntutan," ujar Idham Azis usai pertemuan di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis.
Penanganan kasus karhutla dipercepat dan dimaksimalkan hukumannya, ujar dia, agar mencegah pelaku, baik perorangan mau pun melakukan pembakaran hutan dan lahan lagi.
Pertemuan itu pun bertujuan membentuk persamaan persepsi antara penyidik, penuntut dan juga nantinya hakim dalam penegakan hukum karhutla.
Untuk kasus karhutla, kepolisian disebutnya telah menyerahkan 117 surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kepada jajaran kejaksaan. Idham Azis berjanji jajaran kepolisian akan memaksimalkan penangkapan dan proses penyidikan dalam menangani karhutla.
Ada pun hingga Rabu (25/9), jumlah korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka sebanyak 15 di sejumlah daerah, satu di antaranya ditangani oleh Bareskrim, yakni PT Adei Plantation.
Polda Kalimantan Tengah menetapkan status tersangka kepada PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK) serta PT Gawi Bahandep Sawit Mekar.
Polda Kalimantan Selatan menetapkan dua perusahaan sebagai tersangka, yakni PT Monrad Intan Barakat (MIB) dan PT Borneo Indo Tani (BIT).
Sementara Polda Kalimantan Barat juga menetapkan dua tersangka, yakni PT Surya Agro Palma (SAP) dan PT Sepanjang Inti Surya Usaha (SISU).
Polda Lampung menetapkan PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa, PTPN 7, PT Paramitra Mulya Lampung dan PT Sweet Indo Lampung yang memiliki beberapa lahan konsesi sebagai tersangka kebakaran hutan.
Sedangkan Polda Riau telah menetapkan PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) sebagai tersangka. Kemudian, PT Bumi Hijau Lestari (BHL) ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumatera Selatan.
Selanjutnya, PT Mega Anugerah Sawit (MAS) menyandang status sebagai tersangka karhutla di Jambi.
Sebelumnya, Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan telah memberikan arahan dan penekanan kepada jajaran untuk memberikan atensi terhadap kasus karhutla dan berkoordinasi dengan penyidik yang menangani kasus karhutla.
"Ada beberapa hal yang ingin kami koordinasikan bahwa Bareskrim Polri bersama dengan Bapak JAM Pidum beserta jajaran sudah sepakat untuk mempercepat proses penyidikan karhutla dan proses penuntutan," ujar Idham Azis usai pertemuan di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis.
Penanganan kasus karhutla dipercepat dan dimaksimalkan hukumannya, ujar dia, agar mencegah pelaku, baik perorangan mau pun melakukan pembakaran hutan dan lahan lagi.
Pertemuan itu pun bertujuan membentuk persamaan persepsi antara penyidik, penuntut dan juga nantinya hakim dalam penegakan hukum karhutla.
Untuk kasus karhutla, kepolisian disebutnya telah menyerahkan 117 surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kepada jajaran kejaksaan. Idham Azis berjanji jajaran kepolisian akan memaksimalkan penangkapan dan proses penyidikan dalam menangani karhutla.
Ada pun hingga Rabu (25/9), jumlah korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka sebanyak 15 di sejumlah daerah, satu di antaranya ditangani oleh Bareskrim, yakni PT Adei Plantation.
Polda Kalimantan Tengah menetapkan status tersangka kepada PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK) serta PT Gawi Bahandep Sawit Mekar.
Polda Kalimantan Selatan menetapkan dua perusahaan sebagai tersangka, yakni PT Monrad Intan Barakat (MIB) dan PT Borneo Indo Tani (BIT).
Sementara Polda Kalimantan Barat juga menetapkan dua tersangka, yakni PT Surya Agro Palma (SAP) dan PT Sepanjang Inti Surya Usaha (SISU).
Polda Lampung menetapkan PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa, PTPN 7, PT Paramitra Mulya Lampung dan PT Sweet Indo Lampung yang memiliki beberapa lahan konsesi sebagai tersangka kebakaran hutan.
Sedangkan Polda Riau telah menetapkan PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) sebagai tersangka. Kemudian, PT Bumi Hijau Lestari (BHL) ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumatera Selatan.
Selanjutnya, PT Mega Anugerah Sawit (MAS) menyandang status sebagai tersangka karhutla di Jambi.
Sebelumnya, Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan telah memberikan arahan dan penekanan kepada jajaran untuk memberikan atensi terhadap kasus karhutla dan berkoordinasi dengan penyidik yang menangani kasus karhutla.