Sampit (ANTARA) - Penambang tradisional di wilayah pertambangan rakyat Pudu Jaya Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah disiapkan Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK) untuk memudahkan penambang mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Pos UKK itu hanya untuk deteksi penyakit. Kalau ada penyakit maka dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan. Tetapi kalau penyakitnya itu bersifat ringan, maka bisa saja dilayani dan diobati di Pos UKK," kata Kepala Seksi Kesling dan Kesehatan Kerja di Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Munawwar Kholil di Sampit, Minggu.
Pos UKK Terpadu Pudu Jaya diresmikan Jumat (27/9) lalu. Pos UKK ini didirikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Kartini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Puskesmas serta pemerintah kecamatan dan desa setempat.
Pos UKK tersebut dijalankan oleh dokter dan kader yang telah dilatih. Kehadiran mereka diharapkan membuat penambang rajin memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara rutin.
Untuk tahap awal sebagai stimulan, operasional Pos UKK dibantu bersama-sama oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Lentera Kartini yang mencanangkan program itu hingga Juni 2020. Selanjutnya diharapkan Pos UKK bisa mandiri dengan operasional yang dibiayai oleh koperasi penambang dan bantuan pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Mau tidak mau nanti pemerintah Desa Bukit Harapan dan Kecamatan Parenggean harus ikut bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan Pos UKK. Jangan sampai ini terhenti," harap Munawwar Kholil.
Ketua Lentera Kartini Forisni Aprilista mengatakan, Pos UKK merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal. Tujuannya sebagai tindakan preventif dasar untuk melindungi pekerja agar dapat hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Bentuk pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di Pos UKK terdiri dari pengecekan tensi dan gula darah, tinggi dan berat badan. Pelayanan diberikan oleh kader UKK dibantu tenaga kesehatan yakni dokter dan perawat dari Puskesmas Parenggean.
“Kader Pos UKK adalah para penambang emas itu sendiri yang diberikan pelatihan oleh Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur. Dalam pelatihan ini ada keterlibatan para tenaga kesehatan dari Puskesmas Parenggean serta RS Pratama Parenggean. Ini dilakukan supaya para kader ini siap dan mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dengan baik dan benar,” kata Forisni.
Saat ini terdapat 128 penambang laki-laki dan 40 orang penambang perempuan yang menambang di Pudu Jaya. Total ada 168 penambang beserta anggota keluarganya yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Lentera Kartini menyoroti keberadaan mereka karena perpindahan para penambang dari daerah asal ke wilayah pertambangan emas rakyat sering tidak tercatat dalam sistem pemerintahan desa, sehingga kelompok ini sering kali tidak terjamah, terabaikan dan tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengakses berbagai layanan yang disediakan oleh pemerintah yang menjadi hak bagi setiap warga Negara Indonesia.
Saat bekerja, penambang masih menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari bijih. Walaupun merkuri adalah unsur alami, namun dampak yang ditimbulkan sangat membahayakan jika tidak segera dihapuskan penggunaannya.
Paparan terhadap merkuri secara terus menerus melalui sistem pernapasan akan berakibat terganggunya sistem saraf, pencernaan dan imunitas tubuh para penambang. Jika dicerna, merkuri dapat terakumulasi dalam organisme hidup dan menyebabkan kerusakan serius pada sistem saraf setelah mencapai level tertentu.
Melihat kondisi kesehatan serta resiko paparan yang tinggi di lingkungan penambang rakyat, Program Emas Rakyat Sejahtera yang berada di bawah naungan Artisanal Gold Council (AGC) dan Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI); didanai oleh Global Affairs Canada (GAC) bersama dengan mitra lokal yakni Lentera Kartini meluncurkan Pos UKK tersebut.
Salah seorang profesional kesehatan yang terlibat dalam kegiatan, dr Ratna Yuniarti mengatakan, hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penyakit yang banyak dikeluhkan oleh penambang yaitu hipertensi, sakit lambung, penyakit kulit, keluhan kelainan syaraf dan otot serta kesemutan.
"Pos UKK itu hanya untuk deteksi penyakit. Kalau ada penyakit maka dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan. Tetapi kalau penyakitnya itu bersifat ringan, maka bisa saja dilayani dan diobati di Pos UKK," kata Kepala Seksi Kesling dan Kesehatan Kerja di Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Munawwar Kholil di Sampit, Minggu.
Pos UKK Terpadu Pudu Jaya diresmikan Jumat (27/9) lalu. Pos UKK ini didirikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Kartini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Puskesmas serta pemerintah kecamatan dan desa setempat.
Pos UKK tersebut dijalankan oleh dokter dan kader yang telah dilatih. Kehadiran mereka diharapkan membuat penambang rajin memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara rutin.
Untuk tahap awal sebagai stimulan, operasional Pos UKK dibantu bersama-sama oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Lentera Kartini yang mencanangkan program itu hingga Juni 2020. Selanjutnya diharapkan Pos UKK bisa mandiri dengan operasional yang dibiayai oleh koperasi penambang dan bantuan pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Mau tidak mau nanti pemerintah Desa Bukit Harapan dan Kecamatan Parenggean harus ikut bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan Pos UKK. Jangan sampai ini terhenti," harap Munawwar Kholil.
Ketua Lentera Kartini Forisni Aprilista mengatakan, Pos UKK merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal. Tujuannya sebagai tindakan preventif dasar untuk melindungi pekerja agar dapat hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Bentuk pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di Pos UKK terdiri dari pengecekan tensi dan gula darah, tinggi dan berat badan. Pelayanan diberikan oleh kader UKK dibantu tenaga kesehatan yakni dokter dan perawat dari Puskesmas Parenggean.
“Kader Pos UKK adalah para penambang emas itu sendiri yang diberikan pelatihan oleh Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur. Dalam pelatihan ini ada keterlibatan para tenaga kesehatan dari Puskesmas Parenggean serta RS Pratama Parenggean. Ini dilakukan supaya para kader ini siap dan mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dengan baik dan benar,” kata Forisni.
Saat ini terdapat 128 penambang laki-laki dan 40 orang penambang perempuan yang menambang di Pudu Jaya. Total ada 168 penambang beserta anggota keluarganya yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Lentera Kartini menyoroti keberadaan mereka karena perpindahan para penambang dari daerah asal ke wilayah pertambangan emas rakyat sering tidak tercatat dalam sistem pemerintahan desa, sehingga kelompok ini sering kali tidak terjamah, terabaikan dan tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengakses berbagai layanan yang disediakan oleh pemerintah yang menjadi hak bagi setiap warga Negara Indonesia.
Saat bekerja, penambang masih menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari bijih. Walaupun merkuri adalah unsur alami, namun dampak yang ditimbulkan sangat membahayakan jika tidak segera dihapuskan penggunaannya.
Paparan terhadap merkuri secara terus menerus melalui sistem pernapasan akan berakibat terganggunya sistem saraf, pencernaan dan imunitas tubuh para penambang. Jika dicerna, merkuri dapat terakumulasi dalam organisme hidup dan menyebabkan kerusakan serius pada sistem saraf setelah mencapai level tertentu.
Melihat kondisi kesehatan serta resiko paparan yang tinggi di lingkungan penambang rakyat, Program Emas Rakyat Sejahtera yang berada di bawah naungan Artisanal Gold Council (AGC) dan Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI); didanai oleh Global Affairs Canada (GAC) bersama dengan mitra lokal yakni Lentera Kartini meluncurkan Pos UKK tersebut.
Salah seorang profesional kesehatan yang terlibat dalam kegiatan, dr Ratna Yuniarti mengatakan, hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penyakit yang banyak dikeluhkan oleh penambang yaitu hipertensi, sakit lambung, penyakit kulit, keluhan kelainan syaraf dan otot serta kesemutan.