Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyatakan bahwa kebaya memiliki potensi untuk memberikan pengalaman menarik bagi para turis sebagai salah satu pakaian tradisional seperti hanbok asal Korea.
“Kita bisa memberikan pengalaman untuk wisatawan, mereka datang ke Indonesia, lalu kita membuat kebaya kita seperti di Korea, (para wisatawan asing) pakai hanbok, kita dorong mereka pakai kebaya dan jalan berkeliling Indonesia,” kata Ni Luh saat ditemui ANTARA usai mengikuti Pra-Rakornas di Jakarta, Kamis.
Menanggapi kabar kebaya yang diresmikan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO, Ni Luh mengatakan kebaya sebagai salah satu pakaian tradisional, dapat dijadikan sebagai ikon fesyen yang menunjang identitas bangsa.
Baca juga: PANDI hadirkan laman dukung kebaya jadi warisan dunia
Baca juga: Kebaya akan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO
Didapatkannya pengakuan dunia melalui UNESCO menurutnya dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan pemanfaatan kebaya itu sendiri. Salah satunya yakni memberikan pengalaman bagi para turis berkeliling menikmati keindahan Tanah Air sambil memakai kebaya.
Ni Luh turut mengapresiasi capaian pada budaya Indonesia tersebut dan menyatakan akan terus mendukung Kementerian Kebudayaan untuk terus mengusulkan lebih banyak warisan budaya, agar wisatawan dapat tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia.
“Untuk kebaya, kita juga terus mendorong itu (sebagai warisan budaya yang diakui dunia), kebaya sudah sangat Indonesia sekali, itu perlu kita dorong.
Pada Rabu (4/12), UNESCO secara resmi telah menetapkan kebaya sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) kemanusiaan.
Keputusan ini diumumkan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay tanggal 4 Desember 2024, yang diajukan secara bersama oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, hingga Thailand
Hanya berbeda satu hari setelah Reog Ponorogo diakui pada Selasa (3/12).
Pengesahan tersebut membuat kebaya menjadi WBTb ke-15 yang diakui oleh UNESCO.