Kenali azoospermia dan terapinya menurut pakar

id azoospermia ,sperma ,cairan ejakulasi

Kenali azoospermia dan terapinya menurut pakar

Ilustrasi - Seorang pria berkonsultasi dengan dokter mengenai keluhan sakitnya. ANTARA/Shutterstock/am.

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital dr Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And menyebutkan beberapa pria berpotensi menghadapi kendala medis seperti azoospermia, yakni kondisi di mana tidak ditemukan sperma dalam cairan ejakulasi.

Meski terdengar mengkhawatirkan, berbagai kemajuan medis kini memberikan harapan bagi mereka yang ingin memiliki keturunan, demikian dr Widya.

"Azoospermia terjadi ketika sperma tidak ditemukan dalam air mani, dan kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada azoospermia obstruktif, yang terjadi akibat sumbatan di saluran reproduksi sehingga sperma tidak bisa keluar meski tetap diproduksi oleh testis," kata dr Widya dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa.

Adapula azoospermia non-obstruktif yang terjadi ketika produksi sperma terganggu karena masalah genetik, hormonal, atau kondisi tertentu pada testis seperti varikokel, yang menambahkan bahwa penyebab lain bisa berasal dari infeksi, efek samping pengobatan, atau prosedur medis seperti kemoterapi.

Baca juga: Benarkah celana ketat dapat pengaruhi kualitas sperma?

Menurutnya, gejala azoospermia sering kali tidak tampak secara langsung. Sebagian besar pria baru menyadari kondisinya ketika mengalami kesulitan memiliki anak.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan analisis sperma di laboratorium, pemeriksaan hormon, USG skrotum untuk melihat kemungkinan penyumbatan, hingga biopsi testis untuk mengetahui apakah masih ada produksi sperma.

Meski begitu, memiliki azoospermia bukan berarti harapan untuk memiliki anak sirna. Sejumlah metode telah dikembangkan untuk membantu pria dengan kondisi ini. Jika disebabkan oleh penyumbatan, operasi dapat dilakukan untuk membuka kembali jalur sperma.

Jika sperma tidak bisa keluar secara alami, dr Widya menjelaskan sperma dapat diambil langsung dari testis melalui prosedur medis tertentu.

Baca juga: Periksa sperma jadi tindakan pertama pada kasus gangguan kesuburan

Dalam beberapa kasus, terapi hormon dapat membantu meningkatkan produksi sperma. Jika hanya sedikit sperma yang ditemukan, metode bayi tabung dengan teknik Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) memungkinkan pembuahan dilakukan di laboratorium.

Menurut dr Widya, dengan pemeriksaan yang tepat, penyebabnya dapat diidentifikasi sehingga solusi yang sesuai bisa diberikan.

Dalam kesempatan yang sama, dr Luxandre selaku General Manager Medis Bethsaida Hospital klinik Andrologi Bethsaida Hospital sendiri telah menangani berbagai kasus terkait kesehatan reproduksi pria, dengan layanan yang mencakup terapi hormonal, tindakan medis, hingga prosedur bayi tabung bagi mereka yang membutuhkan.

Kemajuan medis di bidang andrologi terus berkembang, memberikan banyak pilihan bagi pasangan yang mengalami kendala dalam memiliki anak. Konsultasi dengan dokter spesialis dapat menjadi langkah awal dalam mencari solusi terbaik yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Baca juga: Sayuri jadi ibu lewat donor sperma diperbincangkan di Korsel

Baca juga: Ini vitamin untuk sperma yang lebih kuat dan sehat

Baca juga: Tips jaga kualitas sperma untuk pasangan yang ingin punya momongan