Jakarta (ANTARA) - Tren mengonsumsi es kopi susu membuat orang berlomba-lomba untuk mendirikan kedai atau gerai kopi. Namun, jika tidak memiliki keunikan, bisa jadi bisnis tersebut perlahan mati.
CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata, berbagi tips untuk memulai bisnis kedai kopi. Menurut Edward hal pertama yang harus dipikirkan adalah ide original atau sesuatu yang khas untuk merek yang akan dibangun.
"Jangan membuat sesuatu yang mirip-mirip saja, kayak boba gitu kan tiba-tiba banyak banget. Kenapa bisa bangkit kembali? Karena pakai gula aren misalnya, tahu-tahu lebih laku dari brand boba yang laon. Diferensiasi sangat penting untuk membuat bisnis, kalau enggak different ya sangat sulit untuk sukses," ujar Edward ditemui dalam perayaan Hari Kopi Sedunia di Jakarta, Selasa.
Pemilihan nama merek dagang pun dianggap sangat penting untuk diperhatikan. Setidaknya nama tersebut harus yang mudah diingat dan memiliki keterikatan dengan calon pelanggan.
"Ya kalau misalnya saya kasih nama Kopi Edi misalnya pakai nama saya, kan enggak semua orang bisa related. Kalau Kopi Kenangan, siapa sih yang enggak punya kenangan sama mantan? Jadi semua orang bisa related. Misalnya Kopi Mantan (menu Kopi Kenangan), 'Kayak mantan gue nih (rasanya) manis di depan, pahit di belakang'. Ya kayak gitu lah contohnya," jelas Edward.
"Di kita kopi yang paling laris itu Mantan. Kan katanya emang susah ya untuk melupakan mantan," lanjutnya.
Edward juga mengatakan, salah satu alasan mengapa kedai kopinya memiliki banyak gerai adalah lantaran mencampur beberapa kopi terbaik di Indonesia.
"Kita pakai empat kopi Java WIB, kopi pertama yang dibawa Belanda ke Jawa, lalu Flores, Aceh Takengon dan Sidikalang jadi kita blend semua. Karena kan semua biji kopi punya rasa yang berbeda-beda," kata Edward.
"Kita ambil yang ada rasa cokelatnya dari Jawa, lalu kita butuh body yang kuat, kita ambil dari Aceh Takengon. Kita blending dari kekurangan dan kelebihan biji kopi masing-masing, hasilnya dapat Kopi Kenangan yang enak," lanjutnya.
Kopi Kenangan sendiri saat ini sudah memiliki lebih dari 130 Rumah Mantan (gerai kopi) di 15 kota yang berbeda. Edward mengaku pihaknya berkomitmen untuk selalu menggunakan kopi dan gula aren dari petani lokal.
CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata, berbagi tips untuk memulai bisnis kedai kopi. Menurut Edward hal pertama yang harus dipikirkan adalah ide original atau sesuatu yang khas untuk merek yang akan dibangun.
"Jangan membuat sesuatu yang mirip-mirip saja, kayak boba gitu kan tiba-tiba banyak banget. Kenapa bisa bangkit kembali? Karena pakai gula aren misalnya, tahu-tahu lebih laku dari brand boba yang laon. Diferensiasi sangat penting untuk membuat bisnis, kalau enggak different ya sangat sulit untuk sukses," ujar Edward ditemui dalam perayaan Hari Kopi Sedunia di Jakarta, Selasa.
Pemilihan nama merek dagang pun dianggap sangat penting untuk diperhatikan. Setidaknya nama tersebut harus yang mudah diingat dan memiliki keterikatan dengan calon pelanggan.
"Ya kalau misalnya saya kasih nama Kopi Edi misalnya pakai nama saya, kan enggak semua orang bisa related. Kalau Kopi Kenangan, siapa sih yang enggak punya kenangan sama mantan? Jadi semua orang bisa related. Misalnya Kopi Mantan (menu Kopi Kenangan), 'Kayak mantan gue nih (rasanya) manis di depan, pahit di belakang'. Ya kayak gitu lah contohnya," jelas Edward.
"Di kita kopi yang paling laris itu Mantan. Kan katanya emang susah ya untuk melupakan mantan," lanjutnya.
Edward juga mengatakan, salah satu alasan mengapa kedai kopinya memiliki banyak gerai adalah lantaran mencampur beberapa kopi terbaik di Indonesia.
"Kita pakai empat kopi Java WIB, kopi pertama yang dibawa Belanda ke Jawa, lalu Flores, Aceh Takengon dan Sidikalang jadi kita blend semua. Karena kan semua biji kopi punya rasa yang berbeda-beda," kata Edward.
"Kita ambil yang ada rasa cokelatnya dari Jawa, lalu kita butuh body yang kuat, kita ambil dari Aceh Takengon. Kita blending dari kekurangan dan kelebihan biji kopi masing-masing, hasilnya dapat Kopi Kenangan yang enak," lanjutnya.
Kopi Kenangan sendiri saat ini sudah memiliki lebih dari 130 Rumah Mantan (gerai kopi) di 15 kota yang berbeda. Edward mengaku pihaknya berkomitmen untuk selalu menggunakan kopi dan gula aren dari petani lokal.