Banda Aceh (ANTARA) - Koperasi pedagang Kopi (Kopepi) Ketiara kembali mengekspor kopi arabika Gayo, kali ini ke Amerika Serikat (AS) dan Denmark sebanyak 39,4 ton, dengan pengiriman langsung dilepas oleh Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar.
“Suatu kehormatan pengiriman kopi kali ini langsung dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh,” kata Ketua Kopepi Ketiara Rahmah, di Aceh Tengah, Jumat.
Rahmah mengatakan, kopi arabika Gayo tersebut dikirimkan satu kontainer ke AS dan satu lagi ke Denmark. Masing-masing seberat 19,2 ton.
Dirinya menyampaikan bahwa selama ini pihaknya memang sering melakukan ekspor kopi ke berbagai negara di Eropa serta AS. Setahun, bisa mencapai 65 kontainer.
“Dari ratusan kontainer kopi yang sudah kita ekspor selama ini, 70 persen di antaranya ke Amerika Serikat, dan 30 persen ke Eropa,” ujarnya.
Sebagai informasi, di Kopepi Ketiara ini terdapat 1.300 orang petani, dan 70 persen di antaranya merupakan perempuan.
Ia menambahkan, pengiriman kopi ini dilakukan melalui Pelabuhan Belawan Sumatera Utara. Ke depan, diharapkan bisa melalui Aceh dalam hal ini lewat Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara.
Dalam kesempatan ini, Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud mengaku sangat bangga dan terharu atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan pelepasan ekspor kopi kali ini.
Apa yang berlaku di Kopepi Ketiara, kata Wali Nanggroe, menjadi bukti bahwa para perempuan Aceh memiliki kemampuan untuk mengambil peran dan tampil di depan.
"Kopi Gayo ini adalah kopi yang terbaik di dunia, dan ini harus terus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya. Saya juga dulu berjualan kopi, dan memang kopi Aceh itu sering diekspor ke Eropa,” katanya.
Selama ini, kata dia, kopi Gayo selalu menjadi perbincangan utama ketika dirinya menerima kunjungan tamu, khususnya tamu dari luar negeri.
“Kopi kita sudah memiliki pasar di dunia. Harus kita jaga dan kita tingkatkan kualitasnya,” ujarnya.
Kemudian, terkait permintaan para petani agar kegiatan ekspor dapat dilakukan langsung dari Aceh, yaitu Pelabuhan Krueng Geukueh, Wali Nanggroe berkomitmen untuk mewujudkannya melalui Pemerintah Aceh.
“Saya akan dorong Gubernur Aceh yang baru yaitu Muzakir Manaf untuk dapat merealisasikan ini, agar hasil bumi kita dapat diekspor langsung dari pelabuhan kita sendiri," demikian Tgk Malik Mahmud Al Haythar.