Nanga Bulik, Lamandau (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, mencatat ada ribuan orang yang telah memastikan bakal mengikuti karnaval topeng, sebagai rangkaian kegiatan Festival Babukung 2019 yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2019 di Kota Nanga Bulik.
Ribuan orang yang telah memastikan ikut karnaval topeng itu merupakan gabungan dari 27 tim yang menjadi peserta Festival Babukung tahun 2019, kata Kasi Tata Kelola Destinasi Dinas Pariwisata Lamandau Edmond Lamey di Nanga Bulik, Selasa.
"Pesertanya itu ada yang dari delapan kecamatan se-Kabupaten Lamandau, lima kabupaten dan kota se-Kalteng, enam kerukunan suku di Lamandau dan delapan organisasi," beber dia.
Adapun kabupaten lain yang berpartisipasi dalam karnaval topeng tersebut, yakni Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Kotawaringin Barat, dan Kota Palangka Raya mengutus dua tim, sehingga total 3 kabupaten dan dua tim dari Palangka Raya.
Edmond mengatakan sebelum karnaval topeng di lepas oleh Bupati Lamandau, Hendra Lesmana, yang dimulai dari Jalan Bukit Batanggui, kemudian melewati Jalan GTM. Yusuf, dan SMA 1 Bulik tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan acara adat Nota Garung Pantan, dan ritual adat Maumpan Bukung.
Ia menjelaskan, ritual adat Maumpan Bukung adalah ritual adat pembuka yang dilaksanakan sebelum penari Bukung pertama muncul dan menari. Maumpan secara harafiah adalah memberi makan yang mengandung makna spiritual menurut kepercayaan Kaharingan untuk menghormati roh yang ada dalam setiap penari topeng, sehingga acara dapat berjalan dengan aman dan lancar.
"Setelah Nota Garung Pantan dan ritual adat Maumpan Bukung baru dilaksanakan karnaval topeng, rencananya Bupati Hendra Lesmana yang akan melepas peserta karnaval," harapnya.
Di dalam karnaval topeng tersebut, selain ditampilkan topeng Bukung dari delapan kecamatan di Lamandau, juga ada penampilan dari kerukukunan masyarakat Bali dengan Topeng Balinya, serta kerukunan masyarakat Jawa yang menampilkan Reog Ponorogo.
Baca juga: Ini makna di balik Festival Babukung 2019
Setelah karnaval topeng selesai, pada malam harinya dilaksanakan pentas musik etnik yang dipusatkan di Bundaran Rusa, Nanga Bulik, yang menampilkan Dewan Kesenian Lamandau, After Break Feat Arut Selaman, serta RKS Projeck.
Untuk diketahui sekaligus di dalam acara pembukaan karnaval topeng Festival Babukung 2019, Bupati Hendra Lesmana menyerahkan dokumen usulan untuk penetapan Babukung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB), kepada perwakilan Kemendikbud RI.
Kemudian kata dia, untuk hari berikutnya dalam Festival Babukung 2019, masyarakat Lamandau juga akan disuguhi pagelaran tari dengan menampilkan tari Babukung. Ada delapan jenis Bukung yang berbeda dari tiap sanggar masing - masing kecamatan, selain itu topeng kontemporer dari sanggar Marajaki Palangka Raya dan Abibigal Dance Projeck Kotim.
"Untuk pagelaran tari ada delapan Bukung yang akan ditampilkan, Bukung Tingang, Pangua, Bamba, Sadap, Naga, Kompadi, Lalawar, dan Hundang," bebernya.
Ia berharap dengan terselenggaranya Festival Babukung 2019 akan membawa dampak, bukan saja ekonomi masyarakat, tetapi juga bisnis perhotelan (penginapan) dan tentunya pariwisata Lamandau semakin dikenal luas baik regional, nasional maupun internasional.
Selain itu, kenapa dipilih Jalan Batu Batanggui sebagai rute karnaval, agar yang bejualan mendapat dampaknya dengan ribuan orang bekumpul di sepanjang jalan tersebut.
Baca juga: Pemkab Lamandau kembali gelar festival Babukung di tahun 2019
"Ada big sale bazaar selama 3 hari supaya ada geliat ekonomi masyarakat, begitu juga bisnis kuliner masyarakat yang dilewati oleh peserta karnaval topeng juga terimbas," demikian Edmond.
Untuk diketahui sebagai rangkaian Festival Babukung 2019, juga digelar Babukung Adventures Trail pada tanggal 12 Oktober 2019, hingga hari ini sudah 350 peserta yang mendaftar.
Begitu pula dengan kegiatan Workshop Tari Topeng, ada sebanyak 23 wisatawan mancanegara yang akan mengikuti kegiatan tersebut sebagai peserta.
Baca juga: Festival Babukung Lamandau masuk kalender nasional
Ribuan orang yang telah memastikan ikut karnaval topeng itu merupakan gabungan dari 27 tim yang menjadi peserta Festival Babukung tahun 2019, kata Kasi Tata Kelola Destinasi Dinas Pariwisata Lamandau Edmond Lamey di Nanga Bulik, Selasa.
"Pesertanya itu ada yang dari delapan kecamatan se-Kabupaten Lamandau, lima kabupaten dan kota se-Kalteng, enam kerukunan suku di Lamandau dan delapan organisasi," beber dia.
Adapun kabupaten lain yang berpartisipasi dalam karnaval topeng tersebut, yakni Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Kotawaringin Barat, dan Kota Palangka Raya mengutus dua tim, sehingga total 3 kabupaten dan dua tim dari Palangka Raya.
Edmond mengatakan sebelum karnaval topeng di lepas oleh Bupati Lamandau, Hendra Lesmana, yang dimulai dari Jalan Bukit Batanggui, kemudian melewati Jalan GTM. Yusuf, dan SMA 1 Bulik tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan acara adat Nota Garung Pantan, dan ritual adat Maumpan Bukung.
Ia menjelaskan, ritual adat Maumpan Bukung adalah ritual adat pembuka yang dilaksanakan sebelum penari Bukung pertama muncul dan menari. Maumpan secara harafiah adalah memberi makan yang mengandung makna spiritual menurut kepercayaan Kaharingan untuk menghormati roh yang ada dalam setiap penari topeng, sehingga acara dapat berjalan dengan aman dan lancar.
"Setelah Nota Garung Pantan dan ritual adat Maumpan Bukung baru dilaksanakan karnaval topeng, rencananya Bupati Hendra Lesmana yang akan melepas peserta karnaval," harapnya.
Di dalam karnaval topeng tersebut, selain ditampilkan topeng Bukung dari delapan kecamatan di Lamandau, juga ada penampilan dari kerukukunan masyarakat Bali dengan Topeng Balinya, serta kerukunan masyarakat Jawa yang menampilkan Reog Ponorogo.
Baca juga: Ini makna di balik Festival Babukung 2019
Setelah karnaval topeng selesai, pada malam harinya dilaksanakan pentas musik etnik yang dipusatkan di Bundaran Rusa, Nanga Bulik, yang menampilkan Dewan Kesenian Lamandau, After Break Feat Arut Selaman, serta RKS Projeck.
Untuk diketahui sekaligus di dalam acara pembukaan karnaval topeng Festival Babukung 2019, Bupati Hendra Lesmana menyerahkan dokumen usulan untuk penetapan Babukung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB), kepada perwakilan Kemendikbud RI.
Kemudian kata dia, untuk hari berikutnya dalam Festival Babukung 2019, masyarakat Lamandau juga akan disuguhi pagelaran tari dengan menampilkan tari Babukung. Ada delapan jenis Bukung yang berbeda dari tiap sanggar masing - masing kecamatan, selain itu topeng kontemporer dari sanggar Marajaki Palangka Raya dan Abibigal Dance Projeck Kotim.
"Untuk pagelaran tari ada delapan Bukung yang akan ditampilkan, Bukung Tingang, Pangua, Bamba, Sadap, Naga, Kompadi, Lalawar, dan Hundang," bebernya.
Ia berharap dengan terselenggaranya Festival Babukung 2019 akan membawa dampak, bukan saja ekonomi masyarakat, tetapi juga bisnis perhotelan (penginapan) dan tentunya pariwisata Lamandau semakin dikenal luas baik regional, nasional maupun internasional.
Selain itu, kenapa dipilih Jalan Batu Batanggui sebagai rute karnaval, agar yang bejualan mendapat dampaknya dengan ribuan orang bekumpul di sepanjang jalan tersebut.
Baca juga: Pemkab Lamandau kembali gelar festival Babukung di tahun 2019
"Ada big sale bazaar selama 3 hari supaya ada geliat ekonomi masyarakat, begitu juga bisnis kuliner masyarakat yang dilewati oleh peserta karnaval topeng juga terimbas," demikian Edmond.
Untuk diketahui sebagai rangkaian Festival Babukung 2019, juga digelar Babukung Adventures Trail pada tanggal 12 Oktober 2019, hingga hari ini sudah 350 peserta yang mendaftar.
Begitu pula dengan kegiatan Workshop Tari Topeng, ada sebanyak 23 wisatawan mancanegara yang akan mengikuti kegiatan tersebut sebagai peserta.
Baca juga: Festival Babukung Lamandau masuk kalender nasional