Jakarta (ANTARA) - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mencetak sejarah ketika dua astronautnya, Christina Koch dan Jessica Meir, melangkahkan kaki ke luar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk berjalan di luar angkasa (spacewalk) pada Jumat.
Langkah Koch dan Meir merupakan perjalanan di luar angkasa pertama yang keseluruhan timnya terdiri dari para perempuan (all-female spacewalk). Keberhasilan NASA itu telah cukup lama dinanti oleh banyak pihak.
Pada saat berjalan ke luar stasiun, dua astronaut AS itu menjalankan misi rutin mengganti baterai yang rusak di area luar ISS.
Saat menjalankan misi tersebut, Koch dan Meir mengenakan baju luar angkasa berwarna putih dengan kabel sepanjang 408 kilometer (254 mil), yang ditambatkan ke stasiun. Keduanya mulai berjalan ke luar ISS pada 11:38 GMT (18.38 WIB) untuk mengganti baterai yang rusak.
Baterai tersebut dirancang untuk menjaga energi yang telah diperoleh dari panel surya, kata NASA dalam siaran langsungnya ketika mengomentari aksi Koch dan Meir.
Misi itu diperkirakan akan berlangsung selama lima jam. NASA pernah menugaskan astronaut perempuan untuk berjalan ke luar angkasa pada Maret, tetapi misi itu dibatalkan karena masalah teknis kostum luar angkasa yang tidak cocok.
Anggota kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Jessica Meir dari Amerika Serikat, Oleg Skripochka dari Rusia dan Hazzaa Ali Almansoori dari Uni Emirat Arab berjalan untuk berangkat ke landasan luncur di Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, Rabu (25/9/2019). (ANTARA/REUTERS/SHAMIL ZHUMATOV/tm))
Berdasarkan data NASA, 221 perjalanan ke luar stasiun luar angkasa telah dilakukan oleh astronaut di ISS. Dari jumlah itu, 43 di antaranya dilakukan oleh perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, NASA ingin meningkatkan inklusivitas (keterlibatan seluruh pihak terlepas dari ras, gender, red) dalam aktivitas luar angkasanya, termasuk dalam program perjalanan luar angkasa pada Jumat (Friday's Spacewalk) atau resminya dikenal dengan kegiatan ekstravehikular.
Koch telah dijadwalkan untuk menyelesaikan misi perjalanan terlama pertama oleh perempuan seorang diri di orbit. Menurut rencana, Koch akan mendarat di ISS pada Februari 2020.
Menurut Koch, keberhasilan yang dicapai para astronaut perempuan, seperti misi berjalan di luar angkasa, penting untuk jadi catatan sejarah.
"Ada banyak perempuan akan termotivasi dari cerita-cerita inspiratif orang-orang yang terlihat seperti mereka (kaum hawa, red). Buat saya, momen ini merupakan kisah penting yang harus disebarluaskan," kata Koch saat mengikuti arahan dari NASA di Houston, bulan ini.
Sementara itu, Sandra Magnus, mantan astronot perempuan AS yang menghabiskan 136 hari di ISS, mengatakan dia tidak ingin Friday's Spacewalk hanya dilihat sebatas misi sensasional.
"Kami mengusahakan misi itu terwujud karena hanya orang-orang dengan kemampuan, keahlian, dan kondisi tertentu yang dapat melakukan pekerjaan tersebut," kata Magnus.
Di sisi lain, bagi Magnus, para perempuan muda perlu melihat bahwa kaum hawa dapat dan mampu melakukan pekerjaan yang luar biasa.
"Ada dua sisi koin, kita ingin menjadi normal, tetapi juga spesial," kata Magnus.
Sumber: Reuters
Langkah Koch dan Meir merupakan perjalanan di luar angkasa pertama yang keseluruhan timnya terdiri dari para perempuan (all-female spacewalk). Keberhasilan NASA itu telah cukup lama dinanti oleh banyak pihak.
Pada saat berjalan ke luar stasiun, dua astronaut AS itu menjalankan misi rutin mengganti baterai yang rusak di area luar ISS.
Saat menjalankan misi tersebut, Koch dan Meir mengenakan baju luar angkasa berwarna putih dengan kabel sepanjang 408 kilometer (254 mil), yang ditambatkan ke stasiun. Keduanya mulai berjalan ke luar ISS pada 11:38 GMT (18.38 WIB) untuk mengganti baterai yang rusak.
Baterai tersebut dirancang untuk menjaga energi yang telah diperoleh dari panel surya, kata NASA dalam siaran langsungnya ketika mengomentari aksi Koch dan Meir.
Misi itu diperkirakan akan berlangsung selama lima jam. NASA pernah menugaskan astronaut perempuan untuk berjalan ke luar angkasa pada Maret, tetapi misi itu dibatalkan karena masalah teknis kostum luar angkasa yang tidak cocok.
Dalam beberapa tahun terakhir, NASA ingin meningkatkan inklusivitas (keterlibatan seluruh pihak terlepas dari ras, gender, red) dalam aktivitas luar angkasanya, termasuk dalam program perjalanan luar angkasa pada Jumat (Friday's Spacewalk) atau resminya dikenal dengan kegiatan ekstravehikular.
Koch telah dijadwalkan untuk menyelesaikan misi perjalanan terlama pertama oleh perempuan seorang diri di orbit. Menurut rencana, Koch akan mendarat di ISS pada Februari 2020.
Menurut Koch, keberhasilan yang dicapai para astronaut perempuan, seperti misi berjalan di luar angkasa, penting untuk jadi catatan sejarah.
"Ada banyak perempuan akan termotivasi dari cerita-cerita inspiratif orang-orang yang terlihat seperti mereka (kaum hawa, red). Buat saya, momen ini merupakan kisah penting yang harus disebarluaskan," kata Koch saat mengikuti arahan dari NASA di Houston, bulan ini.
Sementara itu, Sandra Magnus, mantan astronot perempuan AS yang menghabiskan 136 hari di ISS, mengatakan dia tidak ingin Friday's Spacewalk hanya dilihat sebatas misi sensasional.
"Kami mengusahakan misi itu terwujud karena hanya orang-orang dengan kemampuan, keahlian, dan kondisi tertentu yang dapat melakukan pekerjaan tersebut," kata Magnus.
Di sisi lain, bagi Magnus, para perempuan muda perlu melihat bahwa kaum hawa dapat dan mampu melakukan pekerjaan yang luar biasa.
"Ada dua sisi koin, kita ingin menjadi normal, tetapi juga spesial," kata Magnus.
Sumber: Reuters