Jakarta (ANTARA) - Perusahaan telekomunikasi China, China Mobile, China Unicom dan China Telecom secara resmi meluncurkan layanan 5G mereka Jumat (1/11).
Dikutip dari GSM Arena, Sabtu, perusahaan telekomunikasi tersebut kini menawarkan paket data 5G mulai dari 128 yuan (sekitar Rp254 ribu) untuk 30GB, hingga 599 yuan (sekitar Rp1,2 juta) untuk 300GB.
Menariknya, paket untuk konektivitas 4G berada dalam kisaran harga yang sama, sehingga jaringan generasi berikutnya itu menjadi tidak premium lagi.
Dengan tiga operator utama yang menghadirkan layanan jaringan 5G, China secara otomatis menjadi negara dengan jaringan 5G terbesar di dunia.
Rencana pihak berwenang untuk pemasangan lebih dari 50.000 base station 5G di kota-kota utama China, seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou, sudah dijangkau oleh jaringan 5G.
Sementara itu, Huawei berhasil menjual 100.000 unit Mate 30 5G hanya dalam satu menit. Hal tersebut menunjukkan minat yang besar dari pengguna.
Pengguna yang sudah membayar 120 yuan (sekitar Rp239 ribu) atau lebih untuk data diperkirakan akan bersemangat untuk beralih ke 5G.
Pemerintah China mengharapkan pada 2020 ada lebih dari 110 juta pengguna beralih ke jaringan baru tersebut, atau mewakili 7 persen tingkat penetrasi, dua kali lebih tinggi dari pemimpin penetrasi 5G saat ini, Korea Selatan (dengan 3 persen dari populasi memiliki akses ke 5G).
Penerjemah: Arindra Meodia
Dikutip dari GSM Arena, Sabtu, perusahaan telekomunikasi tersebut kini menawarkan paket data 5G mulai dari 128 yuan (sekitar Rp254 ribu) untuk 30GB, hingga 599 yuan (sekitar Rp1,2 juta) untuk 300GB.
Menariknya, paket untuk konektivitas 4G berada dalam kisaran harga yang sama, sehingga jaringan generasi berikutnya itu menjadi tidak premium lagi.
Dengan tiga operator utama yang menghadirkan layanan jaringan 5G, China secara otomatis menjadi negara dengan jaringan 5G terbesar di dunia.
Rencana pihak berwenang untuk pemasangan lebih dari 50.000 base station 5G di kota-kota utama China, seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou, sudah dijangkau oleh jaringan 5G.
Sementara itu, Huawei berhasil menjual 100.000 unit Mate 30 5G hanya dalam satu menit. Hal tersebut menunjukkan minat yang besar dari pengguna.
Pengguna yang sudah membayar 120 yuan (sekitar Rp239 ribu) atau lebih untuk data diperkirakan akan bersemangat untuk beralih ke 5G.
Pemerintah China mengharapkan pada 2020 ada lebih dari 110 juta pengguna beralih ke jaringan baru tersebut, atau mewakili 7 persen tingkat penetrasi, dua kali lebih tinggi dari pemimpin penetrasi 5G saat ini, Korea Selatan (dengan 3 persen dari populasi memiliki akses ke 5G).
Penerjemah: Arindra Meodia