Jakarta (ANTARA) - Direktur Kebijakan WhatsApp Asia Pasifik, Clair Deevy, mengungkap sejumlah fitur WhatsApp yang telah diluncurkan untuk menjaga privasi dan keamanan data digital.
“Pertama, kalo kita mendapatkan pesan dari orang tak dikenal. WhatsApp akan otomatis memberikan pilihan apakah ingin kita laporkan orang itu atau mau kita block,” ujar Clair dalam peluncuran program “Literasi Privasi dan Keamanan Digital” di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin.
Tahun lalu, WhatsApp juga telah meluncurkan fitur forward atau pesan terusan dengan memberikan tanda “forward” pada pesan.
“Kami juga ingin memberikan secara lebih transparan, pesan yang Anda terima itu ditulis memang dari orang yang mengirim ataukah hasil forward atau pesan yang diteruskan,” kata Clair.
Baca juga: Pendiri WhatsApp sarankan untuk hapus Facebook
Lebih jauh lagi, untuk membatasi penyebaran berita tidak benar, WhatsApp hanya mengizinkan sebuah pesan bisa diteruskan maksimal ke lima orang/grup.
Dari inisiatif tersebut, data WhatsApp menunjukkan telah terjadi 25 persen penurunan pesan yang diteruskan ke grup Whatsapp.
“Yang kami yakini adalah dengan memberi pembatasan seperti itu, kami bisa membantu menanggulangi ketika ada penyebaran informasi yang keliru atau yang salah,” ujar Clair.
Pekan lalu, WhatsApp bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan fitur baru untuk menghadirkan perlindungan privasi yang lebih baik kepada para pengguna.
Baca juga: Tambahan opsi kontrol privasi WhatsApp di Android
Fitur, yang dapat ditemui di pengaturan WhatsApp, tersebut memungkinkan pengguna untuk memilih siapa saja dalam kontak yang punya akses untuk menambahkannya ke dalam grup.
“Memang betul aplikasi WhatsApp kita ingin berbagi sebanyak mungkin, tapi kami juga di WhatsApp memperhatikan keamanan dan keselamatan data sehingga kita tahu betul dijaga di lingkaran teman, saudara dan keluarga kita,” kata Clair.
Selain itu, WhatsApp juga memiliki program edukasi masyarakat sehingga aplikasi pesan instan itu dapat digunakan untuk tujuan yang baik, tujuan yang positif, bukan menyebar hoaks.
Baca juga: WhatsApp sekarang sudah ada layanan 'fingerprint lock'
“Kami juga secara proaktif menyisir akun-akun yang mungkin fake dan juga meluncurkan program-program seperti ini untuk menjaga keamanan pengguna,” ujar Clair.
Clair mengatakan pengguna WhatsApp di Indonesia jumlahnya terbesar di dunia. WhatsApp juga menjadi aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia ada 171 juta, di mana 83 persen dari angka itu adalah pengguna WhatsApp.
WhatsApp turut terlibat dalam program “Literasi Privasi dan Keamanan Digital” yang diluncurkan hari ini, Senin, bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama ICT Watch, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca juga: WhatsApp Bisnis resmi luncurkan fitur katalog
Baca juga: Mulai Februari 2020, iOS dan Android lama tak bisa pakai WhatsApp
Baca juga: Fitur baru dari WhatsApp untuk pengguna iPhone
“Pertama, kalo kita mendapatkan pesan dari orang tak dikenal. WhatsApp akan otomatis memberikan pilihan apakah ingin kita laporkan orang itu atau mau kita block,” ujar Clair dalam peluncuran program “Literasi Privasi dan Keamanan Digital” di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin.
Tahun lalu, WhatsApp juga telah meluncurkan fitur forward atau pesan terusan dengan memberikan tanda “forward” pada pesan.
“Kami juga ingin memberikan secara lebih transparan, pesan yang Anda terima itu ditulis memang dari orang yang mengirim ataukah hasil forward atau pesan yang diteruskan,” kata Clair.
Baca juga: Pendiri WhatsApp sarankan untuk hapus Facebook
Lebih jauh lagi, untuk membatasi penyebaran berita tidak benar, WhatsApp hanya mengizinkan sebuah pesan bisa diteruskan maksimal ke lima orang/grup.
Dari inisiatif tersebut, data WhatsApp menunjukkan telah terjadi 25 persen penurunan pesan yang diteruskan ke grup Whatsapp.
“Yang kami yakini adalah dengan memberi pembatasan seperti itu, kami bisa membantu menanggulangi ketika ada penyebaran informasi yang keliru atau yang salah,” ujar Clair.
Pekan lalu, WhatsApp bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan fitur baru untuk menghadirkan perlindungan privasi yang lebih baik kepada para pengguna.
Baca juga: Tambahan opsi kontrol privasi WhatsApp di Android
Fitur, yang dapat ditemui di pengaturan WhatsApp, tersebut memungkinkan pengguna untuk memilih siapa saja dalam kontak yang punya akses untuk menambahkannya ke dalam grup.
“Memang betul aplikasi WhatsApp kita ingin berbagi sebanyak mungkin, tapi kami juga di WhatsApp memperhatikan keamanan dan keselamatan data sehingga kita tahu betul dijaga di lingkaran teman, saudara dan keluarga kita,” kata Clair.
Selain itu, WhatsApp juga memiliki program edukasi masyarakat sehingga aplikasi pesan instan itu dapat digunakan untuk tujuan yang baik, tujuan yang positif, bukan menyebar hoaks.
Baca juga: WhatsApp sekarang sudah ada layanan 'fingerprint lock'
“Kami juga secara proaktif menyisir akun-akun yang mungkin fake dan juga meluncurkan program-program seperti ini untuk menjaga keamanan pengguna,” ujar Clair.
Clair mengatakan pengguna WhatsApp di Indonesia jumlahnya terbesar di dunia. WhatsApp juga menjadi aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia ada 171 juta, di mana 83 persen dari angka itu adalah pengguna WhatsApp.
WhatsApp turut terlibat dalam program “Literasi Privasi dan Keamanan Digital” yang diluncurkan hari ini, Senin, bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama ICT Watch, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca juga: WhatsApp Bisnis resmi luncurkan fitur katalog
Baca juga: Mulai Februari 2020, iOS dan Android lama tak bisa pakai WhatsApp
Baca juga: Fitur baru dari WhatsApp untuk pengguna iPhone