Tamiang Layang (ANTARA) - PT Senamas Energindo Mineral (SEM) yang tergabung dalam Rimau Group merupakan perusahaan tambang batu bara yang sangat dan terus dicintai warga karena bekerjasama dengan masyarakat Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.
Salah satu warga Barito Timur yang menjadi karyawan PT SEM Duisman (39) mengatakan, kecintaannya muncul karena adanya pemberdayaan karier dalam bekerja. Dia juga mengakui, awalnya tidak memiliki keterampilan sebagai pekerja tambang.
"Awalnya saya hanya pembantu mekanik. Kini saya menjabat sebagai Supervisor QC dengan gaji lumayan besar sehingga mampu menghidupi keluarga," kata Duisman di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, saat ini ada 1.700 orang warga yang menggantungkan hidupnya sebagai karyawan. Selain itu, 300 dump truck milik warga juga menggantungkan usahanya sebagai angkutan batu bara PT SEM.
Sebagai pekerja yang memulai dari nol atau tanpa skill atau keahlian merupakan tantangan berat. Namun, hanya PT SEM yang bersedia membina dan memberdayaan masyarakat lokal dari tanpa keahlian menjadi pekerja yang memiliki keahlian.
Hal ini membuat karyawan-karyawan seperti Duisman dan lainnya bisa berkarier dari bawah selama delapan tahun hingga sekarang ini. Karier dalam pekerjaan ini pun akhirnya membawa peningkatan kesejahteraan bagi para karyawan PT SEM.
Masyarakat diajak bekerjasama, baik dalam hal pekerjaan maupun kerjasama dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat Barito Timur. Seperti pembentukan koperasi maupun lainnya.
Hal serupa juga dikatakan karyawan PT SEM Aswin (52). Menurutnya, karyawan PT SEM yang dipekerjakan mayoritas warga lokal Barito Timur. Dengan pembinaan, pelatihan dan pengembangan kemampuan akhirnya bisa bekerja sebagai pekerja profesional.
"Kami sangat merasakan perubahan dari bekerja sebagai petani yakni penyadap karet hingga menjadi karyawan tambang yang berpenghasilan lebih dari cukup," kata Aswin.
Pria ini mengakui, walaupun PT SEM hanya salah satu perusahaan tambang kecil di Kabupaten Barito Timur, namun mampu bertahan di saat harga batu bara anjlok dalam tiga tahun terakhir ini. Padahal, batu bara PT SEM berkalori rendah antara 5.300 - 5.500 adb.
"Ketika harga batu bara anjlok, perusahaan lain tutup. Hanya PT SEM yang berani beroperasi walaupun dana pengeluaran dan income impas," katanya.
Aswin merupakan salah satu karyawan yang merasakan sangat familiar dengan PT SEM karena antara manajemen perusahaan dan karyawan selalu ada komunikasi.
Jika PT SEM dihentikan aktivitasnya, maka akan berdampak pada karyawan yang sebagian besar pada hilangnya mata pencaharian warga lokal Barito Timur yang menggantungkan usahanya pada PT SEM.
Salah satu warga Barito Timur yang menjadi karyawan PT SEM Duisman (39) mengatakan, kecintaannya muncul karena adanya pemberdayaan karier dalam bekerja. Dia juga mengakui, awalnya tidak memiliki keterampilan sebagai pekerja tambang.
"Awalnya saya hanya pembantu mekanik. Kini saya menjabat sebagai Supervisor QC dengan gaji lumayan besar sehingga mampu menghidupi keluarga," kata Duisman di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, saat ini ada 1.700 orang warga yang menggantungkan hidupnya sebagai karyawan. Selain itu, 300 dump truck milik warga juga menggantungkan usahanya sebagai angkutan batu bara PT SEM.
Sebagai pekerja yang memulai dari nol atau tanpa skill atau keahlian merupakan tantangan berat. Namun, hanya PT SEM yang bersedia membina dan memberdayaan masyarakat lokal dari tanpa keahlian menjadi pekerja yang memiliki keahlian.
Hal ini membuat karyawan-karyawan seperti Duisman dan lainnya bisa berkarier dari bawah selama delapan tahun hingga sekarang ini. Karier dalam pekerjaan ini pun akhirnya membawa peningkatan kesejahteraan bagi para karyawan PT SEM.
Masyarakat diajak bekerjasama, baik dalam hal pekerjaan maupun kerjasama dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat Barito Timur. Seperti pembentukan koperasi maupun lainnya.
Hal serupa juga dikatakan karyawan PT SEM Aswin (52). Menurutnya, karyawan PT SEM yang dipekerjakan mayoritas warga lokal Barito Timur. Dengan pembinaan, pelatihan dan pengembangan kemampuan akhirnya bisa bekerja sebagai pekerja profesional.
"Kami sangat merasakan perubahan dari bekerja sebagai petani yakni penyadap karet hingga menjadi karyawan tambang yang berpenghasilan lebih dari cukup," kata Aswin.
Pria ini mengakui, walaupun PT SEM hanya salah satu perusahaan tambang kecil di Kabupaten Barito Timur, namun mampu bertahan di saat harga batu bara anjlok dalam tiga tahun terakhir ini. Padahal, batu bara PT SEM berkalori rendah antara 5.300 - 5.500 adb.
"Ketika harga batu bara anjlok, perusahaan lain tutup. Hanya PT SEM yang berani beroperasi walaupun dana pengeluaran dan income impas," katanya.
Aswin merupakan salah satu karyawan yang merasakan sangat familiar dengan PT SEM karena antara manajemen perusahaan dan karyawan selalu ada komunikasi.
Jika PT SEM dihentikan aktivitasnya, maka akan berdampak pada karyawan yang sebagian besar pada hilangnya mata pencaharian warga lokal Barito Timur yang menggantungkan usahanya pada PT SEM.