Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 467 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) di bawah jajaran Koarmada I melakukan latihan anti-teror di pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, untuk mengantisipasi terjadinya tindakan terorisme, khususnya di wilayah maritim.

"Tidak hanya personel yang dilibatkan dalam latihan anti-teror ini, namun sejumlah alutsista juga dikerahkan, seperti kapal perang (KRI), kapal Angkatan Laut (KAL), Searider, perahu karet dan Heli Bell 412," kata Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali di sela-sela kegiatan latihan.

Menurut dia, latihan itu digelar dalam rangka untuk melindungi objek vital yang ada di wilayah kemaritiman seperti pelabuhan dari bahaya atau ancaman terorisme khususnya terorisme maritim.

"Dalam latihan tadi, pasukan melakukan VBSS (Visit, Board, Search and Seizure) dan melakukan penjinakan bom yang seolah-olah dipasang oleh teroris," katanya. Prajurit Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir (Yontaifib 2 Mar) TNI AL yang tergabung dalam Tim Terjun Tempur Latihan Armada Jaya XXXVII bersiap melaksanakan terjun dari pesawat Casa NC 212 U-6205 Skuadron 600 Wing Udara 1 Puspenerbal Surabaya, Jawa Timur. Rabu (10/7/2019). Terjun tempur merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh prajurit Yontaifib 2 Mar sebagai pasukan khusus Korps Marinir TNI AL, yang digunakan sebagai sarana infiltrasi ke daerah sasaran musuh melalui media udara. ANTARA FOTO/Serka Mar Kuwadi/hp.
Target yang diberikan kepada personil yang melakukan latihan, kata Ali, harus bergerak cepat, silent, senyap dan dapat sesingkat-singkatnya melumpuhkan pengacau keamanan, termasuk terorisme.

Pangkoarmada I menegaskan, pasukan di bawah kepemimpinannya harus selalu siap dari segala ancaman terorisme, khususnya terorisme maritim.

"Mereka pasukan yang harus selalu siap segala ancaman terorisme khususnya terorisme maritim," tegas Ali.

Kondisi keamanan maritim di Indonesia sendiri, tambah dia, untuk saat gangguan teroris wilayah maritim hampir belum ada.

"Mudah-mudahan tidak ada untuk seterusnya, kita lihat gangguan terorisme selalu di darat. Tapi kita tetap antisipasi. Untuk menghadapi hal tersebut makanya tetap harus dilatih. Karena kekhususan kita pasukan katak ini dan Taifib berada di kawasan pelabuhan, pantai, kapal dan wilayah laut," tuturnya.
  Prajurit pasukan khusus Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir (Yontaifib 2 Mar) TNI AL maleyang saat terjun tempur free fall di Apron Shelter Skuadron Udara 400 Puspenerbal Lanudal Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/2/2019). Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta naluri tempur tentang teknik dan taktik terjun tempur prajurit Intai Amfibi 2 Marinir. Antara Jatim/Umarul Faruq/ZK.

Pewarta : Syaiful Hakim
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024