Kediri (ANTARA) - Keluarga atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani mengungkapkan bahwa kondisi Shalfa sangat terpukul dengan kejadian yang menimpanya, terutama tuduhan soal keperawanan dan sang atlet sempat memutuskan tidak mau melanjutkan sekolah.
"Sebenarnya dia tidak mau (sekolah di Gresik) dan mau pindah ke Kediri, katanya malu. Padahal saya sudah ajak anak tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya selaput dara utuh," kata Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa Avrila Siani, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat.
Ayu Kurniawati mengatakan bahwa anaknya sempat dituding sudah tidak perawan. Bahkan, Ayu diminta untuk menjemput Shalfa Avrila di Gresik pada 13 November lalu.
Sampai di mes atlet di Gresik pada Kamis dini hari, 14 November 2019, Ayu Kurniawati mendapati seluruh barang anaknya sudah dikemasi.
Saat itu, tidak ada satu pun pelatih yang ikut mendampingi atau memberikan penjelasan kenapa Shalfa Avrila Siani harus dikeluarkan dari pelatihan.
Ayu Kurniawati sebelumnya sempat berkomunikasi dengan pelatih, bahkan dia juga siap jika anaknya harus menjalani tes keperawanan.
Akhirnya, Ayu Kurniawati nekat mengajak anaknya untuk tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya tuduhan yang dilemparkan kepada anaknya tidak terbukti.
Namun, dari tim pelatih ternyata tidak mau menerima hasil tes tersebut dan meminta agar dilakukan tes ulang di rumah sakit wilayah Gresik. Ayu Kurniawati sempat keberatan, sebab tes sudah dilakukan dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
Kini, lanjut Ayu, anaknya, Shalfa Avrila, sudah tidak lagi bersemangat untuk ikut latihan, karena masalah tersebut. Bahkan berencana pindah sekolah ke Kediri. Namun, karena anaknya sudah kelas tiga dan tinggal beberapa bulan lagi ujian, Ayu menguatkan agar anaknya tetap bersemangat.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa Avrila Siani menunjukkan sejumlah penghargaan yang diperoleh anaknya di rumahnya, Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (29/11/2019). (ANTARA/Asmaul Chusna)
Indisipliner
Terkait dengan tudingan indisipliner, Ayu Kurniawati mengatakan bahwa hal itu sangat berbeda dengan apa yang ditudingkan oleh tim pelatih di awal-awal pada anaknya, hingga tidak bisa ikut SEA Games 2019.
"Kalau saya tidak masalah indisipliner, tapi yang belakangan kan itu. Awalnya soal tidak perawan, kami kaget, shock, tidak bisa berpikir apa-apa, sudah buntu, anaknya juga down," kata dia.
Ayu Kurniawati menambahkan, anaknya sudah lama pindah ke Gresik mengikuti pelatihan senam tersebut, sejak kelas empat sekolah dasar. Ia juga tidak bisa selalu memantau perkembangan anaknya, karena tinggal di Kediri.
Ia juga tidak mengetahui apakah hal ini ada muatan politis, adanya unsur kesengajaan anaknya diganti dengan atlet lainnya. Ia mendengar setelah anaknya tidak diizinkan ikut SEA Games 2019, sudah ada atlet lainnya yang menggantikan.
Dari Jatim, ada dua perempuan dan satu atlet laki-laki dari cabang olahraga senam yang ikut memperkuat tim senam Indonesia di SEA Games 2019. Setelah Shalfa Avrila Siani dikembalikan kepada keluarganya, PB Persani langsung menggantinya dengan atlet dari Jawa Tengah.
Ayu berharap kejadian ini tidak terulang kepada atlet lainnya dan cukup anaknya saja yang menjadi korban. "Bapaknya shock, tensi langsung naik, bahkan tidak berani mengantar (menjemput anaknya di Gresik). Beliau juga tidak bisa berpikir, menangis. Saya ke Gresik diantar kemenakan," ujarnya.
Saat ini, anaknya sudah kembali ke sekolah di Kabupaten Gresik. Kendati sempat tidak bersekolah selama beberapa hari, saat ini anaknya sudah mulai kembali ke sekolah, tapi tidak ikut latihan.
Anaknya kini juga tinggal di indekos, setelah tidak lagi diizinkan latihan. Namun, di indekos, anaknya juga disebut sering curhat jika merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, banyak teman-temannya yang sudah tahu dengan masalah itu.
"Saya tidak bisa terima, dengan embel-embel itu. Jika dikeluarkan silakan, tapi jangan (dengan tudingan tidak perawan). Itu masa depan dia masih jauh. Sekolah dia malu bertemu dengan teman-temannya, di tempat latihan juga. Semua tahu," kata Ayu Kurniawati.
"Sebenarnya dia tidak mau (sekolah di Gresik) dan mau pindah ke Kediri, katanya malu. Padahal saya sudah ajak anak tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya selaput dara utuh," kata Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa Avrila Siani, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat.
Ayu Kurniawati mengatakan bahwa anaknya sempat dituding sudah tidak perawan. Bahkan, Ayu diminta untuk menjemput Shalfa Avrila di Gresik pada 13 November lalu.
Sampai di mes atlet di Gresik pada Kamis dini hari, 14 November 2019, Ayu Kurniawati mendapati seluruh barang anaknya sudah dikemasi.
Saat itu, tidak ada satu pun pelatih yang ikut mendampingi atau memberikan penjelasan kenapa Shalfa Avrila Siani harus dikeluarkan dari pelatihan.
Ayu Kurniawati sebelumnya sempat berkomunikasi dengan pelatih, bahkan dia juga siap jika anaknya harus menjalani tes keperawanan.
Akhirnya, Ayu Kurniawati nekat mengajak anaknya untuk tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya tuduhan yang dilemparkan kepada anaknya tidak terbukti.
Namun, dari tim pelatih ternyata tidak mau menerima hasil tes tersebut dan meminta agar dilakukan tes ulang di rumah sakit wilayah Gresik. Ayu Kurniawati sempat keberatan, sebab tes sudah dilakukan dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
Kini, lanjut Ayu, anaknya, Shalfa Avrila, sudah tidak lagi bersemangat untuk ikut latihan, karena masalah tersebut. Bahkan berencana pindah sekolah ke Kediri. Namun, karena anaknya sudah kelas tiga dan tinggal beberapa bulan lagi ujian, Ayu menguatkan agar anaknya tetap bersemangat.
Indisipliner
Terkait dengan tudingan indisipliner, Ayu Kurniawati mengatakan bahwa hal itu sangat berbeda dengan apa yang ditudingkan oleh tim pelatih di awal-awal pada anaknya, hingga tidak bisa ikut SEA Games 2019.
"Kalau saya tidak masalah indisipliner, tapi yang belakangan kan itu. Awalnya soal tidak perawan, kami kaget, shock, tidak bisa berpikir apa-apa, sudah buntu, anaknya juga down," kata dia.
Ayu Kurniawati menambahkan, anaknya sudah lama pindah ke Gresik mengikuti pelatihan senam tersebut, sejak kelas empat sekolah dasar. Ia juga tidak bisa selalu memantau perkembangan anaknya, karena tinggal di Kediri.
Ia juga tidak mengetahui apakah hal ini ada muatan politis, adanya unsur kesengajaan anaknya diganti dengan atlet lainnya. Ia mendengar setelah anaknya tidak diizinkan ikut SEA Games 2019, sudah ada atlet lainnya yang menggantikan.
Dari Jatim, ada dua perempuan dan satu atlet laki-laki dari cabang olahraga senam yang ikut memperkuat tim senam Indonesia di SEA Games 2019. Setelah Shalfa Avrila Siani dikembalikan kepada keluarganya, PB Persani langsung menggantinya dengan atlet dari Jawa Tengah.
Ayu berharap kejadian ini tidak terulang kepada atlet lainnya dan cukup anaknya saja yang menjadi korban. "Bapaknya shock, tensi langsung naik, bahkan tidak berani mengantar (menjemput anaknya di Gresik). Beliau juga tidak bisa berpikir, menangis. Saya ke Gresik diantar kemenakan," ujarnya.
Saat ini, anaknya sudah kembali ke sekolah di Kabupaten Gresik. Kendati sempat tidak bersekolah selama beberapa hari, saat ini anaknya sudah mulai kembali ke sekolah, tapi tidak ikut latihan.
Anaknya kini juga tinggal di indekos, setelah tidak lagi diizinkan latihan. Namun, di indekos, anaknya juga disebut sering curhat jika merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, banyak teman-temannya yang sudah tahu dengan masalah itu.
"Saya tidak bisa terima, dengan embel-embel itu. Jika dikeluarkan silakan, tapi jangan (dengan tudingan tidak perawan). Itu masa depan dia masih jauh. Sekolah dia malu bertemu dengan teman-temannya, di tempat latihan juga. Semua tahu," kata Ayu Kurniawati.