Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor produk turunan kelapa yakni santan beku ke China di penghujung tahun 2019.
"Santan beku yang dieksor ke China sebanyak 24 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 22.899 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen melalui Kabid Perdagangan Luar Negeri Darwin Muksin di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan produk santan beku asal Sulut mulai diminati warga China, karena memiliki kualitas yang baik.
Apalagi, setelah ada penerbangan langsung sewa Manado-China semakin membuka kegiatan ekspor ke negara tersebut.
Dia mengatakan apalagi saat ini banyak wisman asal China yang datang ke Sulut, sehingga minat pembeli dari negara tersebut semakin tinggi.
Dia mengatakan minat masyarakat China akan sejumlah produk turunan kelapa sangat yang tinggi, harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor Sulut," katanya.
Karena konsumsi masyarakat China hampir mirip dengan Sulut, sehingga dipastikan permintaan akan tetap berlanjut.
Ia mengatakan pemerintah terus mengingatkan agar pengekspor Sulut dapat menjaga akses pasar yang sudah tercipta tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pasar akan merambah ke negara tetangga lainnya di Eropa, Asia, Amerika dan Afrika lebih besar lagi.
Pembeli internasional jika sudah memutuskan membeli suatu produk berarti telah melewati berbagai tahapan seleksi.
"Pasar internasional memilih tepung kelapa Sulut berarti kualitasnya sudah teruji dan diharapkan dapat dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan," katanya.
"Santan beku yang dieksor ke China sebanyak 24 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 22.899 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen melalui Kabid Perdagangan Luar Negeri Darwin Muksin di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan produk santan beku asal Sulut mulai diminati warga China, karena memiliki kualitas yang baik.
Apalagi, setelah ada penerbangan langsung sewa Manado-China semakin membuka kegiatan ekspor ke negara tersebut.
Dia mengatakan apalagi saat ini banyak wisman asal China yang datang ke Sulut, sehingga minat pembeli dari negara tersebut semakin tinggi.
Dia mengatakan minat masyarakat China akan sejumlah produk turunan kelapa sangat yang tinggi, harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor Sulut," katanya.
Karena konsumsi masyarakat China hampir mirip dengan Sulut, sehingga dipastikan permintaan akan tetap berlanjut.
Ia mengatakan pemerintah terus mengingatkan agar pengekspor Sulut dapat menjaga akses pasar yang sudah tercipta tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pasar akan merambah ke negara tetangga lainnya di Eropa, Asia, Amerika dan Afrika lebih besar lagi.
Pembeli internasional jika sudah memutuskan membeli suatu produk berarti telah melewati berbagai tahapan seleksi.
"Pasar internasional memilih tepung kelapa Sulut berarti kualitasnya sudah teruji dan diharapkan dapat dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan," katanya.