Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerjunkan tim ke berbagai daerah untuk mencari penyebab banjir.

"Jadi tadi pagi mulai pukul 08.00 kami berangkatkan 287 pegawai PU yang disebar sesuai dengan rekomendasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di 180 titik yang saat ini kebanjiran untuk mensurvei penyebab banjir," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Kantor Presiden  di Jakarta, Jumat.

Basuki menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Sosial Julari Batubara dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Kelimanya baru saja menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Istana Merdeka.

"Apakah ada tanggul yang jebol, apakah ada drainase yang tersumbat, apakah ada pompa yang rusak, atau yang lain-lain seperti kemarin di KM 24 tol Jakarta-Cikampek, kenapa banjir karena drainasenya tersumbat oleh kegiatan proyek lalu kita bongkar mudah-mudahan sekarang sudah, tadi malam sudah selesai," tambah Basuki.

Apalagi menurut Basuki, tanggal puncak musim hujan masih akan berlangsung beberapa hari ke depan.

"Karena menurut BMKG baru mulai masuk musim hujan dan puncaknya mungkin pada awal Februari sampai Maret. Sekarang mereka (tim PUPR) sedang di lapangan dari Jumat-Sabtu, Minggu kami kumpul, lalu identifikasi apa yang harus dilakukan, Senin (6/1) kita lakukan," ungkap Basuki.

Basuki menjelaskan 11-15 Januari adalah puncak musim hujan pada Januari.

"Karena tanggal 11, 12, 13, 14, 15 BMKG mengatakan sebagai puncak dari hujan di bulan Januari ini. Jadi kita semua harus bersiap-siap apa yang belum siap kemarin, kita harus lebih siap untuk menghadapi tanggal 11-15 Januari itu," tambah Basuki.

Selain itu, tim PUPR juga sudah menyelesaikan pembangunan terowongan Nanjung, Curug Jompong, Bandung.

"Yang telah bisa berdampak sangat besar dalam pengendalian banjir di daerah Dayeuhkolot yang biasanya banjir, terutama pada sebelum adanya terowongan dengan curah hujan yang lebih kecil dari yang terjadi setelah adanya terowongan, misalnya sebelumnya ada 300 mm itu sudah banjir, sudah tergenang tapi sekarang dengan lebih dari 400 mm masih belum tergenang," jelas Basuki.

Basuki menyampaikan hal itu berdasarkan testimoni beberapa warga yang disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepadanya.

"Dan juga manfaat curug Jompong ini telah dapat menuraskan banjir di Dayeuhkolot yang biasanya 5-7 hari untuk mengeringkan, ini hanya 1 sampai 5 jam ada testimoni-testimoninya. kemudian di Lebak yang terjadi banjir bandang, kami melaporkan juga tindakan-tindakan yang sudah kami lakukan, untuk yang di Lahat kemudian di Sulawesi Selatan dan di Labuhanbatu kami belum melaporkan, karena sekarang bapak Wamen PUPR sedang di lapangan kami sedang berkomunikasi terus dampak dan kegiatan yang harus kita lakukan," tambah Basuki.
 

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024