Palangka Raya (ANTARA) - Borneo Orangutan Survival Fondation (BOS F) Nyaru Menteng melepasliarkan tiga orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) pada pertengahan Januari 2020.
"Tiga orangutan hasil proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng dilepasliarkan ke habitat alami di hutan TNBBBR," kata CEO BOSF Nyaru Menteng, Jamartin Sihite Kepada Antara di Palangka Raya, Rabu.
Ketiga orangutan itu terdiri dari satu jantan (Chio) dan dua betina (Rizky dan Mia) dengan usia berkisar antara 13-18 tahun. Ketiga orangutan diberangkatkan dari Nyaru Menteng langsung ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Hiran dalam perjalanan yang diperkirakan berlangsung selama 19 jam.
Daerah DAS Hiran di dalam wilayah TNBBBR sendiri mulai dimanfaatkan sebagai daerah pelepasliaran orangutan sejak Agustus 2019 lalu. Daerah ini telah menampung 33 orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan dalam empat tahap pelepasliaran.
"Di sisi lain, intensitas pelepasliaran yang tinggi, membuat dua situs pelepasliaran yang kami gunakan di Kalimantan Tengah semakin mendekati daya tampung maksimalnya. Wilayah hutan di Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya tidak cukup untuk mengakomodasi semua orangutan yang masih kami rehabilitasi saat ini," katnaya.
Untuk itu pihaknya harus terus mencari hutan yang memenuhi syarat untuk lokasi pelepasliaran mamalia yang dilindungi itu. Dia pun berharap dukungan dari pemerintah dan swasta untuk mewujudkan upaya tersebut.
Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Andi Muhammad Kadhafi mengatakan, pihaknya sebagai bagian dalam hal perlindungan satwa liar dan sumber daya alam siap bertanggung jawab dalam setiap upaya penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran orangutan.
"Kami senang bisa kembali melepasliarkan orangutan yang siap hidup liar, kali ini ada tiga individu. Terlepas dari upaya ini, kami juga mengimbau peran serta masyarakat untuk terlibat aktif melindungi orangutan dan habitatnya," katanya.
Kepala BTNBBBR Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Agung Nugroho menegaskan pihaknya siap berkomitmen menjaga keamanan orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di lokasi tersebut.
"Pemanfaatan DAS Hiran untuk pelepasliaran orangutan sejak tahun lalu adalah upaya untuk menjaga persebaran orangutan rehabilitasi yang dilepasliarkan di taman nasional ini. Upaya ini telah membantu orangutan berkembang biak dengan baik, dengan tercatat dua kelahiran alami di sini. Kita wajib menjaga mereka untuk tak hanya bertahan, namun juga hidup sejahtera," katanya.
"Tiga orangutan hasil proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng dilepasliarkan ke habitat alami di hutan TNBBBR," kata CEO BOSF Nyaru Menteng, Jamartin Sihite Kepada Antara di Palangka Raya, Rabu.
Ketiga orangutan itu terdiri dari satu jantan (Chio) dan dua betina (Rizky dan Mia) dengan usia berkisar antara 13-18 tahun. Ketiga orangutan diberangkatkan dari Nyaru Menteng langsung ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Hiran dalam perjalanan yang diperkirakan berlangsung selama 19 jam.
Daerah DAS Hiran di dalam wilayah TNBBBR sendiri mulai dimanfaatkan sebagai daerah pelepasliaran orangutan sejak Agustus 2019 lalu. Daerah ini telah menampung 33 orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan dalam empat tahap pelepasliaran.
"Di sisi lain, intensitas pelepasliaran yang tinggi, membuat dua situs pelepasliaran yang kami gunakan di Kalimantan Tengah semakin mendekati daya tampung maksimalnya. Wilayah hutan di Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya tidak cukup untuk mengakomodasi semua orangutan yang masih kami rehabilitasi saat ini," katnaya.
Untuk itu pihaknya harus terus mencari hutan yang memenuhi syarat untuk lokasi pelepasliaran mamalia yang dilindungi itu. Dia pun berharap dukungan dari pemerintah dan swasta untuk mewujudkan upaya tersebut.
Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Andi Muhammad Kadhafi mengatakan, pihaknya sebagai bagian dalam hal perlindungan satwa liar dan sumber daya alam siap bertanggung jawab dalam setiap upaya penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran orangutan.
"Kami senang bisa kembali melepasliarkan orangutan yang siap hidup liar, kali ini ada tiga individu. Terlepas dari upaya ini, kami juga mengimbau peran serta masyarakat untuk terlibat aktif melindungi orangutan dan habitatnya," katanya.
Kepala BTNBBBR Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Agung Nugroho menegaskan pihaknya siap berkomitmen menjaga keamanan orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di lokasi tersebut.
"Pemanfaatan DAS Hiran untuk pelepasliaran orangutan sejak tahun lalu adalah upaya untuk menjaga persebaran orangutan rehabilitasi yang dilepasliarkan di taman nasional ini. Upaya ini telah membantu orangutan berkembang biak dengan baik, dengan tercatat dua kelahiran alami di sini. Kita wajib menjaga mereka untuk tak hanya bertahan, namun juga hidup sejahtera," katanya.