Sampit (ANTARA) - Kebakaran menghanguskan tiga rumah Desa Tangar Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diduga dipicu sisa api dari kardus bekas telur yang dibakar untuk mengusir nyamuk.
"Asal api diperkirakan dari nyala api kardus bekas sap telur yang dibakar untuk mengusir nyamuk di dalam rumah. Tapi ini masih kami selidiki secara mendalam," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Mentaya Hulu Ipda Affandi Winata dihubungi dari Sampit, Kamis.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di desa yang bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar tiga jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur tersebut.
Tiga rumah yang terbakar adalah milik Rudianto, Toton dan Sengseng. Saat kejadian, hanya rumah Toton yang ada penghuninya, sedangkan rumah Sengseng tidak ditempati karena dia kini di Sampit, sementara rumah Rudianto juga sedang kosong karena sedang bekerja.
Kebakaran itu awalnya diketahui oleh Toton yang melihat api membakar rumah Rudianto. Dia langsung berteriak meminta bantuan warga dan menyelamatkan diri.
Rumah yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat membesar. Api kemudian dengan cepat menjalar ke rumah Sengseng dan Toton karena jarak antara rumah mereka hanya sekitar dua meter.
Baca juga: Legislator ini menilai pelaksanaan integrasi sapi-sawit di Kotim setengah hati
Warga bersama polisi bersama-sama berusaha memadamkan api, namun api terus membesar. Upaya pemadaman hanya bisa dilakukan dengan peralatan seadanya. Api akhirnya menghanguskan ketiga rumah tersebut dan nyaris meratakannya dengan tanah.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut namun total kerugian materi yang diderita korban mencapai Rp250 juta karena banyak barang yang tidak sempat diselamatkan.
Usai kejadian, polisi memasang garis pembatas untuk kepentingan penyelidikan. Polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut.
"Kami masih mengumpulkan bahan dan keterangan untuk menyelidiki kejadian ini. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi musibah kebakaran," demikian Affandi.
Baca juga: DPRD minta pemkab bantu mahasiswa asal Kotim di China
Baca juga: RSUD Murjani Sampit siap tangani pasien 'suspect' virus corona
"Asal api diperkirakan dari nyala api kardus bekas sap telur yang dibakar untuk mengusir nyamuk di dalam rumah. Tapi ini masih kami selidiki secara mendalam," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Mentaya Hulu Ipda Affandi Winata dihubungi dari Sampit, Kamis.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di desa yang bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar tiga jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur tersebut.
Tiga rumah yang terbakar adalah milik Rudianto, Toton dan Sengseng. Saat kejadian, hanya rumah Toton yang ada penghuninya, sedangkan rumah Sengseng tidak ditempati karena dia kini di Sampit, sementara rumah Rudianto juga sedang kosong karena sedang bekerja.
Kebakaran itu awalnya diketahui oleh Toton yang melihat api membakar rumah Rudianto. Dia langsung berteriak meminta bantuan warga dan menyelamatkan diri.
Rumah yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat membesar. Api kemudian dengan cepat menjalar ke rumah Sengseng dan Toton karena jarak antara rumah mereka hanya sekitar dua meter.
Baca juga: Legislator ini menilai pelaksanaan integrasi sapi-sawit di Kotim setengah hati
Warga bersama polisi bersama-sama berusaha memadamkan api, namun api terus membesar. Upaya pemadaman hanya bisa dilakukan dengan peralatan seadanya. Api akhirnya menghanguskan ketiga rumah tersebut dan nyaris meratakannya dengan tanah.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut namun total kerugian materi yang diderita korban mencapai Rp250 juta karena banyak barang yang tidak sempat diselamatkan.
Usai kejadian, polisi memasang garis pembatas untuk kepentingan penyelidikan. Polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut.
"Kami masih mengumpulkan bahan dan keterangan untuk menyelidiki kejadian ini. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi musibah kebakaran," demikian Affandi.
Baca juga: DPRD minta pemkab bantu mahasiswa asal Kotim di China
Baca juga: RSUD Murjani Sampit siap tangani pasien 'suspect' virus corona