Jakarta (ANTARA) - Bisnis kuliner bisa dibilang merupakan pilihan usaha yang menjanjikan, apalagi didukung dengan maraknya teknologi dan layanan pesan-antar yang cepat dan mudah.
Menurut Chef Arnold Poernomo saat ditemui di Jakarta, Senin, ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para calon pebisnis kuliner sebelum memulai usahanya.
1. Konsep dan produk original
Hal pertama yang perlu dipersiapkan dengan matang ialah konsep dan produk yang unik dan original.
Menurut Arnold, konsumen akan segera tertarik dengan makanan atau minuman yang tak hanya menyuguhkan rasa yang enak, namun juga menawarkan pengalaman baru ketika menikmatinya.
Baca juga: Wisata hingga kuliner populer tahun 2019 di platform Traveloka
"Kita ingin bisnis ini bukan bisnis hype, tapi apa next-nya? Kita open untuk semua ide baru sesuai dengan visi-misi mereka sendiri dengan produknya," kata CEO Digitarasa itu.
2. Riset
Riset diperlukan untuk memahami konsumen yang ingin disasar serta cita rasa yang diinginkan melalui produk kuliner yang akan diluncurkan.
"Yang diminati banyak konsumen saat ini secara data, misalnya, lebih ke cita rasa Indonesia yang inovatif, penyajian cepat dan harga affordable," ujar dia.
Riset, bagi Arnold merupakan salah satu hal yang harus dimiliki bagi pengusaha kuliner agar dapat memperluas bisnisnya lebih baik lagi.
"Karena bukan cuma mengandalkan produknya yang enak, konsep yang bagus, tapi kalau mau berbisnis kita harus punya skill lagi, bekal supaya pemilik bisa grow bisnis mereka lebih besar lagi," kata dia.
Baca juga: Masyarakat Portugal antusias rasakan sate ayam Indonesia
3. Terbuka dengan ulasan orang lain
Menurut salah satu juri Masterchef Indonesia itu, ulasan dari seseorang - baik dan buruk merupakan bekal bagi pelaku bisnis agar dapat berkembang.
"Good and bad review itu adalah review yang bagus untuk bisnis F&B. Bad review adalah masukan agar kita bisa lebih baik lagi," kata Arnold.
"Sementara good review bukan untuk kita sombong or take it for granted, tapi untuk menyadarkan ternyata kita punya potensi yang bisa dikembangkan lebih baik," ujarnya melanjutkan.
4. Mau berkolaborasi
Hal terakhir ialah bagaimana pelaku bisnis mau berkolaborasi dengan pihak lain, misalnya dengan layanan daring untuk memperluas bisnisnya.
"Sekarang banyak marketplace. Bagaimana marketplace ini membuat begitu banyak pilihan untuk konsumen," kata salah satu pendiri waralaba "Mangkok Ku" itu.
"Kita harus grow bersama dengan food delivery untuk kolaborasi dan mempercepat skala bisnis F&B tersebut," pungkasnya.
Baca juga: Chef Juna bagikan tips sukses mendirikan restoran
Baca juga: Ayam woku ala chef Juna
Baca juga: Udang sambal bawang goreng ala chef Juna
Menurut Chef Arnold Poernomo saat ditemui di Jakarta, Senin, ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para calon pebisnis kuliner sebelum memulai usahanya.
1. Konsep dan produk original
Hal pertama yang perlu dipersiapkan dengan matang ialah konsep dan produk yang unik dan original.
Menurut Arnold, konsumen akan segera tertarik dengan makanan atau minuman yang tak hanya menyuguhkan rasa yang enak, namun juga menawarkan pengalaman baru ketika menikmatinya.
Baca juga: Wisata hingga kuliner populer tahun 2019 di platform Traveloka
"Kita ingin bisnis ini bukan bisnis hype, tapi apa next-nya? Kita open untuk semua ide baru sesuai dengan visi-misi mereka sendiri dengan produknya," kata CEO Digitarasa itu.
2. Riset
Riset diperlukan untuk memahami konsumen yang ingin disasar serta cita rasa yang diinginkan melalui produk kuliner yang akan diluncurkan.
"Yang diminati banyak konsumen saat ini secara data, misalnya, lebih ke cita rasa Indonesia yang inovatif, penyajian cepat dan harga affordable," ujar dia.
Riset, bagi Arnold merupakan salah satu hal yang harus dimiliki bagi pengusaha kuliner agar dapat memperluas bisnisnya lebih baik lagi.
"Karena bukan cuma mengandalkan produknya yang enak, konsep yang bagus, tapi kalau mau berbisnis kita harus punya skill lagi, bekal supaya pemilik bisa grow bisnis mereka lebih besar lagi," kata dia.
Baca juga: Masyarakat Portugal antusias rasakan sate ayam Indonesia
3. Terbuka dengan ulasan orang lain
Menurut salah satu juri Masterchef Indonesia itu, ulasan dari seseorang - baik dan buruk merupakan bekal bagi pelaku bisnis agar dapat berkembang.
"Good and bad review itu adalah review yang bagus untuk bisnis F&B. Bad review adalah masukan agar kita bisa lebih baik lagi," kata Arnold.
"Sementara good review bukan untuk kita sombong or take it for granted, tapi untuk menyadarkan ternyata kita punya potensi yang bisa dikembangkan lebih baik," ujarnya melanjutkan.
4. Mau berkolaborasi
Hal terakhir ialah bagaimana pelaku bisnis mau berkolaborasi dengan pihak lain, misalnya dengan layanan daring untuk memperluas bisnisnya.
"Sekarang banyak marketplace. Bagaimana marketplace ini membuat begitu banyak pilihan untuk konsumen," kata salah satu pendiri waralaba "Mangkok Ku" itu.
"Kita harus grow bersama dengan food delivery untuk kolaborasi dan mempercepat skala bisnis F&B tersebut," pungkasnya.
Baca juga: Chef Juna bagikan tips sukses mendirikan restoran
Baca juga: Ayam woku ala chef Juna
Baca juga: Udang sambal bawang goreng ala chef Juna