Adi Wibowo (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Sigit Widodo meminta masyarakat menimbun masker hanya karena ketakutan yang berlebihan menyikapi wabah virus Corona baru Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia.
"Dengan kondisi seperti saat ini masyarakat tidak perlu panik dan diharapkan pula tidak ada aksi penimbunan masker dengan alasan apapun," kata Sigit di Palangka Raya, Selasa.
Masyarakat diingatkan pula jangan sampai mengambil keuntungan dalam kondisi seperti sekarang ini. Ketika ada masyarakat yang memanfaatkan masker namun ternyata tidak tersedia, maka akan membuat panik masyarakat.
"Terkait ketersediaan alat kesehatan, seperti halnya masker dan lain sebagainya, ya diharapkan masyarakat tidak berspekulasi melakukan penimbunan masker serta mengambil keuntungan dari musibah ini secara sengaja," katanya.
Anggota Komisi C di DPRD Kota Palangka Raya itu juga mendorong, pemerintah agar respons terhadap kondisi yang terjadi di tengah masyarakat saat ini.
Sebelum terjadi kelangkaan dan lonjakan harga, Pemerintah Kota Palangka Raya harus segera melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketersediaan alat-alat kesehatan tersebut di sejumlah apotek yang ada di daerah setempat.
Konsumen dalam menggunakan barang atau jasa berhak atas harga yang wajar. Masyarakat juga diimbau hanya membeli masker dan kebutuhan lainnya dengan jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.
"Jangan karena panik atas virus Covid-19 sudah masuk ke Indonesia, lalu membeli masker sebanyak-banyaknya. Ya, belilah secukupnya saja, sesuai kebutuhan karena pembelian berlebihan dapat mempengaruhi harga pasar," katanya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Palangka Raya itu mengakui, masuknya virus tersebut ke Indonesia cukup membuat masyarakat merasa waswas, takut, lebih waspada terhadap kondisi lingkungan.
Masyarakat diharapkan tetap memerhatikan kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mulai dari dalam keluarga masing guna memutus penyebaran virus yang membahayakan tersebut.
"Saran saya, mari kita ikuti anjuran pemerintah yang telah gencar mensosialisasikan mengenai bahaya virus tersebut, melalui berbagai media massa maupun media sosial,” demikian Sigit.
"Dengan kondisi seperti saat ini masyarakat tidak perlu panik dan diharapkan pula tidak ada aksi penimbunan masker dengan alasan apapun," kata Sigit di Palangka Raya, Selasa.
Masyarakat diingatkan pula jangan sampai mengambil keuntungan dalam kondisi seperti sekarang ini. Ketika ada masyarakat yang memanfaatkan masker namun ternyata tidak tersedia, maka akan membuat panik masyarakat.
"Terkait ketersediaan alat kesehatan, seperti halnya masker dan lain sebagainya, ya diharapkan masyarakat tidak berspekulasi melakukan penimbunan masker serta mengambil keuntungan dari musibah ini secara sengaja," katanya.
Anggota Komisi C di DPRD Kota Palangka Raya itu juga mendorong, pemerintah agar respons terhadap kondisi yang terjadi di tengah masyarakat saat ini.
Sebelum terjadi kelangkaan dan lonjakan harga, Pemerintah Kota Palangka Raya harus segera melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketersediaan alat-alat kesehatan tersebut di sejumlah apotek yang ada di daerah setempat.
Konsumen dalam menggunakan barang atau jasa berhak atas harga yang wajar. Masyarakat juga diimbau hanya membeli masker dan kebutuhan lainnya dengan jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.
"Jangan karena panik atas virus Covid-19 sudah masuk ke Indonesia, lalu membeli masker sebanyak-banyaknya. Ya, belilah secukupnya saja, sesuai kebutuhan karena pembelian berlebihan dapat mempengaruhi harga pasar," katanya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Palangka Raya itu mengakui, masuknya virus tersebut ke Indonesia cukup membuat masyarakat merasa waswas, takut, lebih waspada terhadap kondisi lingkungan.
Masyarakat diharapkan tetap memerhatikan kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mulai dari dalam keluarga masing guna memutus penyebaran virus yang membahayakan tersebut.
"Saran saya, mari kita ikuti anjuran pemerintah yang telah gencar mensosialisasikan mengenai bahaya virus tersebut, melalui berbagai media massa maupun media sosial,” demikian Sigit.