Pulang Pisau (ANTARA) - Kapolres Pulang Pisau AKBP Siswo Yuwono Bima Putra Mada melalui Kapolsek Kahayan Hilir Ipda Widodo mengatakan, seekor anak buaya di Desa Mentaren II Kecamatan Kahayan Hilir berhasil ditangkap oleh warga bersama kepala desa setempat dalam keadaan hidup, Rabu sore. 

“Meski satu anak buaya lagi berhasil ditangkap bukan berarti ancaman kepada warga menurun. Warga tetap diminta waspada karena diperkirakan masih ada anak buaya lainnya,” kata Widodo di Pulang Pisau, Rabu.

Dikatakan Widodo, sekitar pukul 20.30 WIN anak buaya hasil tangkapan warga tersebut langsung dievakuasi dan diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah yang langsung datang ke lokasi. 

Anak buaya sepanjang mencapai 1,5 meter ini ditangkap dengan peralatan seadanya menggunakan jaring dan tali, setelah warga melihat anak buaya muncul ke permukaan handil atau Sungai Malang II Desa Mentaren II. 

Bhabinkantimas juga ikut mengevakuasi buaya untuk diamankan. Dengan masih adanya anak buaya lain yang dilihat oleh warga, terang Widodo, diperkirakan masih ada buaya lain di sekitar sungai yang ada di Desa Mentaren II. 

Buaya yang berhasil ditangkap ini bukan merupakan buaya ada di dalam video yang ramai dibicarakan belum lama ini karena buaya dalam video tersebut ukurannya lebih besar dibandingkan yang berhasil tertangkap oleh warga. 

“Untuk sementara warga diminta untuk tidak beraktivitas di handil atau sungai dan tetap berhati-hati,” kata Widodo. 

Kepala Desa Mantaren II, Agus Imam Murdianto mengungkapkan, anak buaya yang berhasil ditangkap bersama dengan warga tersebut sebelumnya muncul di dekat rumah dirinya yang juga dilalui saluran primer Handil Malang II. Namun, diyakini warga masih ada anak buaya lain, karena warga melihat ada anak buaya dengan ukuran berbeda. 

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kalimantan Tengah Junaidi Slamet Wibowo yang pernah melihat dari dekat lokasi kemunculan anak buaya belum lama ini mengatakan tidak menutup kemungkinan di wilayah Desa Mentaren II menjadi lokasi buaya tinggal. 

Dijelaskan Junaidi, jika ada anak buaya, tentu ada induknya dan buaya biasanya memiliki teritorial wilayah kekuasaan. Buaya yang ditangkap warga itu di lokasi dengan ukuran berbeda sehingga diperkirakan ada beberapa koloni buaya yang menghuni wilayah tersebut. 

Menurut Junaidi, kemunculan anak buaya dengan ukuran dan lokasi yang berbeda-beda itu untuk mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati jika melakukan aktivitas di tepian saluran primer atau sungai menghindari hal yang tidak diinginkan. 

Pewarta : Adi Waskito 
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2025