Jakarta (ANTARA) - Penyanyi Maudy Ayunda yang kini sedang menjalani studi S2 di Stanford, Amerika Serikat (AS) menyambut baik rencana rapid test secara massal yang diputuskan Presiden Joko Widodo guna mencegah menyebarnya virus corona baru COVID-19 di Indonesia.
Daripada melakukan lockdown, menurut Maudy, tes masal menjadi langkah yang bijak diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menyikapi pandemik virus corona.
"Pilihannya cuma dua kalau enggak lockdown atau massive testing seperti yang dilakukan di Korea Selatan," kata Maudy Ayunda dari Amerika Serikat melalui siaran langsung di akun VLive, Sabtu.
Pelantun "Perahu Kertas" itu juga membandingkan kondisi tempat tinggalnya di California, Amerika Serikat yang tak jauh beda dengan Jakarta dengan adanya pembatasan aktivitas.
Selain itu, Maudy juga menilai respon pemerintah Indonesia terhadap kasus pasien positif virus corona lebih cepat dibandingkan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat.
"Karena waktu US number casenya 300 kayak di Indonesia. We did'nt really do anything. Di sini juga katanya susah kalau mau tes (virus corona)," kata dia.
Meski demikian, Maudy berharap agar pandemik virus corona di seluruh dunia termasuk Indonesia bisa segera berlalu.
"Aku juga ngerasa situasi corona bener-bener berat buat kita semua. Kita enggak tahu apa yang akan terjadi. Setiap hari ada yang baru dan ketidakjelasan ini membuat segalanya terkesan di luar kontrol kita," imbuhnya.
Daripada melakukan lockdown, menurut Maudy, tes masal menjadi langkah yang bijak diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menyikapi pandemik virus corona.
"Pilihannya cuma dua kalau enggak lockdown atau massive testing seperti yang dilakukan di Korea Selatan," kata Maudy Ayunda dari Amerika Serikat melalui siaran langsung di akun VLive, Sabtu.
Pelantun "Perahu Kertas" itu juga membandingkan kondisi tempat tinggalnya di California, Amerika Serikat yang tak jauh beda dengan Jakarta dengan adanya pembatasan aktivitas.
Selain itu, Maudy juga menilai respon pemerintah Indonesia terhadap kasus pasien positif virus corona lebih cepat dibandingkan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat.
"Karena waktu US number casenya 300 kayak di Indonesia. We did'nt really do anything. Di sini juga katanya susah kalau mau tes (virus corona)," kata dia.
Meski demikian, Maudy berharap agar pandemik virus corona di seluruh dunia termasuk Indonesia bisa segera berlalu.
"Aku juga ngerasa situasi corona bener-bener berat buat kita semua. Kita enggak tahu apa yang akan terjadi. Setiap hari ada yang baru dan ketidakjelasan ini membuat segalanya terkesan di luar kontrol kita," imbuhnya.