Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai memikirkan kondisi ketahanan pangan untuk jangka panjang, mengantisipasi kemungkinan pemberlakuan isolasi atau 'lockdown' untuk mengatasi pandemi virus Corona jenis COVID-19.
"Ini untuk mengantisipasi seandainya ada 'lockdown' di beberapa tempat di Indonesia ini karena beberapa pasokan pangan Kotawaringin Timur berasal dari Jawa dan provinsi tetangga. Kalau pangan di daerah kita mencukupi, dampaknya tidak terlalu parah," kata Bupati H Supian Hadi di Posko Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 di Sampit, Senin.
Supian mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur belum berpikir ke arah 'lockdown' atau isolasi. Opsi penghentian penerbangan pun harus melalui pertimbangan panjang karena dampaknya akan sangat besar terhadap berbagai sektor.
Ditegaskannya, keputusan penutupan aktivitas bandara merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. Terlepas apapun perkembangannya nanti, memang sudah seharusnya Kotawaringin Timur mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Ketergantungan Kotawaringin Timur terhadap daerah lain dalam pemenuhan sejumlah komoditas pangan, perlu disikapi. Jika ada daerah penghasil melakukan 'lockdown' lokal maka dikhawatirkan juga akan berdampak terhadap Kotawaringin Timur jika daerah ini tidak mengantisipasinya.
Untuk itulah pemerintah daerah secara khusus memikirkan ketahanan pangan. Ini mengantisipasi kalau wabah COVID-19 ini berkepanjangan hingga beberapa bulan.
Melalui surat edaran yang dibuat hari ini, Supian Hadi mengajak perusahaan perkebunan kelapa sawit turut menyikapi perkembangan kondisi saat ini. Perusahaan sawit juga diminta ikut membantu mengantisipasi, khususnya dalam hal ketahanan pangan.
Perusahaan perkebunan diminta menyiapkan lahan minimal lima hektare di dalam perizinan perkebunan masing-masing. Lahan tersebut kemudian ditanami jagung, ubi jalar, talas, singkong, pisang dan sayur-sayuran.
Untuk pelaksanaannya, perusahaan disarankan dapat berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten
Kotawaringin Timur dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Perusahaan juga diminta memanfaatkan kolam, sungai atau anak sungai di sekitar maupun di dalam kebun. Bisa pula dibuat keramba atau kolam ikan dan ditaburkan benih ikan yang dapat dimanfaatkan suatu waktu.
Baca juga: Karang Taruna Kotim bagikan gratis bilik desinfeksi cegah COVID-19
Untuk pembuatan dan pengelolaan kolam atau keramba ini, perusahaan perkebunan disarankan berkoordinasi dengan Dinas Perikanan agar bisa mendapat pendampingan sehingga pengelolaannya bisa maksimal.
"Pekarangan perumahan karyawan juga bisa dimanfaatkan untuk ini. Saat ini stok beras di Bulog aman hingga lima sampai tujuh bulan. April dan Mei nanti ada sekitar 10.000 hektare sawah di Kotawaringin Timur akan panen dengan hasil diperkirakan sekitar. 40.000 ton. Meski begitu petani juga tetap harus didorong untuk terus menanam," kata Supian Hadi.
Harapan ini juga disampaikan Supian saat bertemu jajaran Musim Mas Group yang datang ke posko memberikan bantuan cairan desinfektan dan alat pelindung diri untuk Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Menanggapi itu, General Manager Musim Mas Group Rusli Salim menyatakan siap mendukung program tersebut. Pihaknya berupaya terus membantu pemerintah daerah, terlebih dalam situasi bangsa ini sedang dilanda bencana COVID-19.
"Kalau kami tentu siap. Nanti akan kami koordinasikan lagi dengan pemerintah daerah terkait bagaimana pelaksanaan teknisnya," demikian Rusli Salim.
Baca juga: Ini penjelasan mengapa penggunaan desinfektan berisiko bagi kesehatan
Baca juga: Bupati Kotim puji kepedulian Musim Mas Group bantu penanganan COVID-19
"Ini untuk mengantisipasi seandainya ada 'lockdown' di beberapa tempat di Indonesia ini karena beberapa pasokan pangan Kotawaringin Timur berasal dari Jawa dan provinsi tetangga. Kalau pangan di daerah kita mencukupi, dampaknya tidak terlalu parah," kata Bupati H Supian Hadi di Posko Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 di Sampit, Senin.
Supian mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur belum berpikir ke arah 'lockdown' atau isolasi. Opsi penghentian penerbangan pun harus melalui pertimbangan panjang karena dampaknya akan sangat besar terhadap berbagai sektor.
Ditegaskannya, keputusan penutupan aktivitas bandara merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. Terlepas apapun perkembangannya nanti, memang sudah seharusnya Kotawaringin Timur mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Ketergantungan Kotawaringin Timur terhadap daerah lain dalam pemenuhan sejumlah komoditas pangan, perlu disikapi. Jika ada daerah penghasil melakukan 'lockdown' lokal maka dikhawatirkan juga akan berdampak terhadap Kotawaringin Timur jika daerah ini tidak mengantisipasinya.
Untuk itulah pemerintah daerah secara khusus memikirkan ketahanan pangan. Ini mengantisipasi kalau wabah COVID-19 ini berkepanjangan hingga beberapa bulan.
Melalui surat edaran yang dibuat hari ini, Supian Hadi mengajak perusahaan perkebunan kelapa sawit turut menyikapi perkembangan kondisi saat ini. Perusahaan sawit juga diminta ikut membantu mengantisipasi, khususnya dalam hal ketahanan pangan.
Perusahaan perkebunan diminta menyiapkan lahan minimal lima hektare di dalam perizinan perkebunan masing-masing. Lahan tersebut kemudian ditanami jagung, ubi jalar, talas, singkong, pisang dan sayur-sayuran.
Untuk pelaksanaannya, perusahaan disarankan dapat berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten
Kotawaringin Timur dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Perusahaan juga diminta memanfaatkan kolam, sungai atau anak sungai di sekitar maupun di dalam kebun. Bisa pula dibuat keramba atau kolam ikan dan ditaburkan benih ikan yang dapat dimanfaatkan suatu waktu.
Baca juga: Karang Taruna Kotim bagikan gratis bilik desinfeksi cegah COVID-19
Untuk pembuatan dan pengelolaan kolam atau keramba ini, perusahaan perkebunan disarankan berkoordinasi dengan Dinas Perikanan agar bisa mendapat pendampingan sehingga pengelolaannya bisa maksimal.
"Pekarangan perumahan karyawan juga bisa dimanfaatkan untuk ini. Saat ini stok beras di Bulog aman hingga lima sampai tujuh bulan. April dan Mei nanti ada sekitar 10.000 hektare sawah di Kotawaringin Timur akan panen dengan hasil diperkirakan sekitar. 40.000 ton. Meski begitu petani juga tetap harus didorong untuk terus menanam," kata Supian Hadi.
Harapan ini juga disampaikan Supian saat bertemu jajaran Musim Mas Group yang datang ke posko memberikan bantuan cairan desinfektan dan alat pelindung diri untuk Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Menanggapi itu, General Manager Musim Mas Group Rusli Salim menyatakan siap mendukung program tersebut. Pihaknya berupaya terus membantu pemerintah daerah, terlebih dalam situasi bangsa ini sedang dilanda bencana COVID-19.
"Kalau kami tentu siap. Nanti akan kami koordinasikan lagi dengan pemerintah daerah terkait bagaimana pelaksanaan teknisnya," demikian Rusli Salim.
Baca juga: Ini penjelasan mengapa penggunaan desinfektan berisiko bagi kesehatan
Baca juga: Bupati Kotim puji kepedulian Musim Mas Group bantu penanganan COVID-19