Palangka Raya (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi Kalimantan Tengah saat ini menjual gula pasir seharga Rp12.500 perkilogram yang bisa dibeli oleh warga di Kota Palangka Raya.
"Kami menjual gula sesuai harga eceran tertinggi (HET) dan ini sekaligus upaya stabilisasi harga di pasaran," kata Kepala Bulog Divre Kalteng Mika Ramba di Palangka Raya, Kamis.
Hanya saja ia menegaskan, kegiatan yang pihaknya lakukan bukanlah program khusus penjualan gula pasir. Bulog menjual sejumlah komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, selain gula, diantaranya seperti beras, tepung terigu hingga minyak goreng.
Penjualan yang pihaknya lakukan melalui sistem daring atau 'online', tetapi tetap melayani pembelian langsung di toko yang tersedia di lingkungan kantornya, guna mengakomodir pembeli yang belum begitu memahami sistem daring tersebut.
Pembelian langsung dilakukan dengan sistem pembatasan sosial atau pengaturan jarak antara masing-masing konsumen. Awalnya penjualan gula yang mulai dilakukan sejak Rabu (8/4), berlangsung tertib, namun pada hari ini jumlah pembeli meningkat cukup banyak.
"Melihat kondisi itu, kami putuskan segera mengakhiri penjualan secara langsung untuk sementara, guna mencegah adanya kerumunan," katanya menjelaskan.
Pihaknya menerima suplai gula pasir sekitar 25 ton, namun jika melihat kebutuhan warga di Palangka Raya, jumlah tersebut dinilai masih cukup minim. Sedangkan untuk Bulog yang berada di wilayah lainnya di Kalteng, masih menunggu kiriman selanjutnya.
Mika menjelaskan, Bulog Kalteng terus berupaya mendatangkan kembali pasokan gula yang saat ini harganya di pasaran mengalami lonjakan. Hanya saja panen tebu pada sejumlah daerah belum memasuki puncaknya dan kebijakan impor bukan kewenangan Bulog.
Selain itu, kendala yang pihaknya hadapi dalam pengiriman, yakni antrean pada tahapan pemuatan barang. Dalam tahap tersebut memakan waktu cukup lama, bahkan hingga berhari-hari.
"Setiap pembelian gula oleh satu konsumen, dibatasi maksimal hingga dua kilogram," jelas Mika saat ditemui di ruang kerjanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya juga menyediakan penjualan dengan sistem paket yang bisa dipesan oleh warga atau para konsumen. Berlaku hingga 31 Mei 2020 mendatang dan merupakan paket Ramadhan yang tersedia dalam tiga pilihan.
"Kami menjual gula sesuai harga eceran tertinggi (HET) dan ini sekaligus upaya stabilisasi harga di pasaran," kata Kepala Bulog Divre Kalteng Mika Ramba di Palangka Raya, Kamis.
Hanya saja ia menegaskan, kegiatan yang pihaknya lakukan bukanlah program khusus penjualan gula pasir. Bulog menjual sejumlah komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, selain gula, diantaranya seperti beras, tepung terigu hingga minyak goreng.
Penjualan yang pihaknya lakukan melalui sistem daring atau 'online', tetapi tetap melayani pembelian langsung di toko yang tersedia di lingkungan kantornya, guna mengakomodir pembeli yang belum begitu memahami sistem daring tersebut.
Pembelian langsung dilakukan dengan sistem pembatasan sosial atau pengaturan jarak antara masing-masing konsumen. Awalnya penjualan gula yang mulai dilakukan sejak Rabu (8/4), berlangsung tertib, namun pada hari ini jumlah pembeli meningkat cukup banyak.
"Melihat kondisi itu, kami putuskan segera mengakhiri penjualan secara langsung untuk sementara, guna mencegah adanya kerumunan," katanya menjelaskan.
Pihaknya menerima suplai gula pasir sekitar 25 ton, namun jika melihat kebutuhan warga di Palangka Raya, jumlah tersebut dinilai masih cukup minim. Sedangkan untuk Bulog yang berada di wilayah lainnya di Kalteng, masih menunggu kiriman selanjutnya.
Mika menjelaskan, Bulog Kalteng terus berupaya mendatangkan kembali pasokan gula yang saat ini harganya di pasaran mengalami lonjakan. Hanya saja panen tebu pada sejumlah daerah belum memasuki puncaknya dan kebijakan impor bukan kewenangan Bulog.
Selain itu, kendala yang pihaknya hadapi dalam pengiriman, yakni antrean pada tahapan pemuatan barang. Dalam tahap tersebut memakan waktu cukup lama, bahkan hingga berhari-hari.
"Setiap pembelian gula oleh satu konsumen, dibatasi maksimal hingga dua kilogram," jelas Mika saat ditemui di ruang kerjanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya juga menyediakan penjualan dengan sistem paket yang bisa dipesan oleh warga atau para konsumen. Berlaku hingga 31 Mei 2020 mendatang dan merupakan paket Ramadhan yang tersedia dalam tiga pilihan.