Sampit (ANTARA) - Sedikitnya 1.003 pekerja sektor kepariwisataan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ikut terdampak pandemi COVID-19 lantaran tempat usaha tempat mereka bekerja terpaksa tutup atau mengurangi produksi.

"Hasil pendataan kami, ada 102 pelaku usaha dengan jumlah pekerja 1.003 orang yang terdampak lesunya ekonomi imbas wabah COVID-19 ini. Data ini segera kami sampaikan ke pusat. Mudah-mudahan ada bantuan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Senin.

Enam hari terakhir pendataan dilakukan terhadap usaha kepariwisataan yang terdampak COVID-19. Pendataan terhadap usaha dan pekerja yang terdampak dilakukan secara rinci, termasuk alamat pekerja tersebut.

Jumlah tersebut merupakan hasil pendataan di pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mengawasi Baru Ketapang. Jumlah tersebut belum termasuk 15 kecamatan lain di Kotawaringin Timur yang juga mungkin terdapat usaha kepariwisataan.

Fajrurrahman menyebut pelaku usaha kepariwisataan meliputi hotel, travel, kafe, karaoke, rumah makan restoran dan lainnya yang memang semua menunjang usaha kepariwisataan di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Lesunya ekonomi akibat COVID-19 membuat pelaku usaha melakukan berbagai cara untuk mencegah kebangkrutan. Ada pelaku usaha yang melakukan PHK atau pemutusan hubungan kerja, ada yang merumahkan pekerja dan ada pula yang menerapkan sistem shift.

Baca juga: Pemerintah janjikan serap beras hasil panen petani Kotim

Kondisi ini terjadi sejak pertengahan Maret. Perusahaan atau pelaku usaha harus membuat keputusan sulit untuk menyelamatkan usaha mereka agar bisa melewati situasi sulit ini dengan baik.

"Terbanyak di bidang perhotelan, restoran dan kafe. Kurang lebih 40 persen itu yang dirumahkan, sekitar kurang lebih 40 persen sistem shift dan ada kemungkinan sekitar 15 persen itu yang di-PHK," kata Fajrurrahman.

Saat ini sejumlah tempat usaha seperti restoran tetap berupaya bertahan di tengah kondisi sulit ini, diantaranya dengan melayani penjualan makanan namun untuk dibawa pulang, tidak makan di tempat.

Fajrurrahman berharap setelah data tersebut disampaikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ada bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi kepada pekerja terdampak COVID-19.

Baca juga: Bupati Kotim surati perkebunan sawit imbau pekerja tidak mudik lebaran

Baca juga: Donor darah dapat sembako, PMI Kotim diserbu warga


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024