Palangka Raya (ANTARA) - Pemilik rumah produksi pembuatan masker scuba di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Andi Eryanto mengaku meraup keuntungan sekitar Rp15 juta per bulan pasca adanya peningkatan permintaan terhadap masker di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Kalau dihitung per minggunya, keuntungannya diperkirakan Rp3 sampai 4 juta. Jadi kalau ditotalkan dalam satu bulan sekitar Rp15 juta lah dari hasil pembuatan masker scuba berbahan kain ini," kata Andi di Jalan Bukit Keminting Kota Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, permintaan produksi pembuatan masker miliknya tersebut dengan kondisi seperti ini terus meningkat setiap minggunya. Bahkan dirinya sering mendapatkan pesanan dari instansi serta masyarakat dari kabupaten yang ada di provinsi setempat.
Pembelian yang dilakukan baik instansi itu dalam jumlah yang banyak, sehingga dirinya sempat kewalahan untuk menyediakan permintaan sejumlah instansi dan masyarakat tersebut.
"Pemesan masker scuba yang terbuat dari kain ini ada yang berasal dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Barito Selatan serta beberapa kabupaten yang ada di provinsi kita," katanya.
Andi menegaskan bahwa pembeli rata-rata dari sejumlah instansi baik yang ada di Kota Palangka Raya maupun dari sejumlah daerah itu, paling sedikit mereka memesan 100 sampai 300 pcs atau lembar, sesuai kebutuhan di kantornya masing-masing.
Untuk harga ia menjual kepada pelanggannya yang mengambil dalam jumlah banyak, per pcs nya seharga Rp5 ribu. Namun apabila membeli dalam jumlah sedikit atau eceran, maka ia menjualnya dengan harga Rp7 ribu.
"Mengenai bahan yang kami produksi adalah jenis kain yang sengaja di pesan dari Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat dan sebagian dari Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah," ucapnya.
Baca juga: Tenaga kesehatan positif COVID-19 di Kalteng, salah satunya dokter
Ayah dari tiga orang anak itu menjelaskan, masker scuba buatannya tersebut tidak hanya polos begitu saja. Melainkan ada motif atau gambar sesuai dengan pesanan yang diinginkan para pelanggan.
Dengan berbagai motif tersebut, tentunya masker yang fungsinya menjadi alat pelindung diri dalam kondisi pandemi wabah Corona seperti sekarang ini, sangatlah berguna bagi masyarakat.
"Mengenai hasil tentunya tidak kalah kualitasnya dengan milik orang lain, hanya saja saya juga membantu masyarakat agar mudah mendapatkan masker, karena beberapa waktu lalu masker sempat kosong di setiap apotik maka dari itu kami inisiatif membuat masker untuk kebutuhan masyarakat saat berada di luar rumah," ungkapnya.
Dengan mesin berukuran sekitar tiga meter itu, Andi yang sudah belasan tahun tinggal di 'Kota Cantik' sebutan Palangka Raya akan terus berkarya dan membantu pemerintah apabila dirinya dipercaya untuk memproduksi masker hasil buatannya.
"Ini hasil karya anak Kalteng khususnya Kota Palangka Raya lho, kemudian hasilnya tidak kalah dengan masker buatan dari luar Kalteng," demikian Andi.
Baca juga: Positif COVID-19 capai 121 kasus, pelayanan RSDS akan diperluas hingga BPSDM
Baca juga: TNI siap bantu penanganan jenazah terkait COVID-19 di Kalteng
Baca juga: Wartawan kontak erat dengan Wali Kota Palangka Raya segera diperiksa
"Kalau dihitung per minggunya, keuntungannya diperkirakan Rp3 sampai 4 juta. Jadi kalau ditotalkan dalam satu bulan sekitar Rp15 juta lah dari hasil pembuatan masker scuba berbahan kain ini," kata Andi di Jalan Bukit Keminting Kota Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, permintaan produksi pembuatan masker miliknya tersebut dengan kondisi seperti ini terus meningkat setiap minggunya. Bahkan dirinya sering mendapatkan pesanan dari instansi serta masyarakat dari kabupaten yang ada di provinsi setempat.
Pembelian yang dilakukan baik instansi itu dalam jumlah yang banyak, sehingga dirinya sempat kewalahan untuk menyediakan permintaan sejumlah instansi dan masyarakat tersebut.
"Pemesan masker scuba yang terbuat dari kain ini ada yang berasal dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Barito Selatan serta beberapa kabupaten yang ada di provinsi kita," katanya.
Andi menegaskan bahwa pembeli rata-rata dari sejumlah instansi baik yang ada di Kota Palangka Raya maupun dari sejumlah daerah itu, paling sedikit mereka memesan 100 sampai 300 pcs atau lembar, sesuai kebutuhan di kantornya masing-masing.
Untuk harga ia menjual kepada pelanggannya yang mengambil dalam jumlah banyak, per pcs nya seharga Rp5 ribu. Namun apabila membeli dalam jumlah sedikit atau eceran, maka ia menjualnya dengan harga Rp7 ribu.
"Mengenai bahan yang kami produksi adalah jenis kain yang sengaja di pesan dari Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat dan sebagian dari Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah," ucapnya.
Baca juga: Tenaga kesehatan positif COVID-19 di Kalteng, salah satunya dokter
Ayah dari tiga orang anak itu menjelaskan, masker scuba buatannya tersebut tidak hanya polos begitu saja. Melainkan ada motif atau gambar sesuai dengan pesanan yang diinginkan para pelanggan.
Dengan berbagai motif tersebut, tentunya masker yang fungsinya menjadi alat pelindung diri dalam kondisi pandemi wabah Corona seperti sekarang ini, sangatlah berguna bagi masyarakat.
"Mengenai hasil tentunya tidak kalah kualitasnya dengan milik orang lain, hanya saja saya juga membantu masyarakat agar mudah mendapatkan masker, karena beberapa waktu lalu masker sempat kosong di setiap apotik maka dari itu kami inisiatif membuat masker untuk kebutuhan masyarakat saat berada di luar rumah," ungkapnya.
Dengan mesin berukuran sekitar tiga meter itu, Andi yang sudah belasan tahun tinggal di 'Kota Cantik' sebutan Palangka Raya akan terus berkarya dan membantu pemerintah apabila dirinya dipercaya untuk memproduksi masker hasil buatannya.
"Ini hasil karya anak Kalteng khususnya Kota Palangka Raya lho, kemudian hasilnya tidak kalah dengan masker buatan dari luar Kalteng," demikian Andi.
Baca juga: Positif COVID-19 capai 121 kasus, pelayanan RSDS akan diperluas hingga BPSDM
Baca juga: TNI siap bantu penanganan jenazah terkait COVID-19 di Kalteng
Baca juga: Wartawan kontak erat dengan Wali Kota Palangka Raya segera diperiksa